Resume
Keterampilan
Dasar Kebidanan II
Disusun
Oleh :
Vina
Vinanjungsari 17150073
Kelas
: A. 14.2
Universitas
Respati Yogyakarta
Fakultas
Ilmu Kesehatan
Prodi
D3 Kebidanan
2017/2018
A.
Anatomi Fisiologi Organ Reproduksi
Wanita
a. Genitalia
interna dan eksterna
Organ genitalia eksterna terdiri atas
bagian-bagian berikut :
1. Mons
Veneris / Mons Pubis, adalah bagian yang menonjol berupa bantalan lemak yang
ditutupi oleh kulit, yang terletak diatas simfisis pubis.
2. Labia
Mayora (Bibir Besar), merupakan dua lipatan membulat besar, terdiri atas bagian
kanan dan kiri, lonjong mengecil ke bawah, terisi oleh jaringan lemak yang
serupa dengan yang ada di mons veneris.
3. Labia
minora (Bibir Kecil), merupakan dua lipatan kulit berwarna merah muda yang
lebih kecil terletak memanjang di bagian dalam labia mayora.
4. Klitoris,
kira-kira sebesar kacang ijo.
5. Vestibulum/Vulva,
untuk memeriksa vestibulum, maka kedua lipatan labia minora harus dibuka agar
vestibulum tampak. Terdapat enam muara pada vestibulum, yaitu :
a. Orifisium
uretra eskternum, terletak dibawah klitoris, merupakan pintu masuk dari saluran
perkemihan.
b. 2
duktus skene, muara kedua tubuli skene berjalan sejajar dengan uretra sepanjang
6 mm dan kemudian bermuara pada kedua sisi orifisium uretra eskternum.
c. Introitus
vagina, menempati 2/3 bagian bawah vestibulum.
d. 2
duktus dan glandula bartholini, terletak dikedua sisi vagina dengan ukuran
kurang lebih 1 cm, terletak dibawah otot kosntriktor kunni dan mempunyai
saluran kecil panjang 1,5-2 cm yang bermuara divulva, tidak jauh dari fossa
navikulare.
6. Perineum,
terletak antara vulva dan anus. Panjang rata-rata 4cm, bisa meregang pada saat
persalinan dan bisa mengalami robekan jika perineum kaku atau salah dalam
persalinan.
Organ genetalia interna, terdiri atas :
1. Vagina,
saluran yang merupakan suatu penghubung antara introitus vagina dan uterus.
Bentuk seperti pipa potensial dan bagian dalam berlipat-lipat disebut rugae.
2. Uterus,
berbentuk seperti buah advokat atau buah peer yang sedikit gepeng ke arah muka
belakang, ukurannya sebesar telur ayam dan mempunyai rongga. Terletak didalam
pelvis dengan posisi normal antefleksi. Bagian ini terdiri atas fundus uteri,
corpus uteri, serviks uteri, kornu uteri, isthmus uteri dan kavum uteri. Uterus
dilapisi oleh tiga dinding yaitu endomestrium, miometrium, dan peritmetrium.
Uterus berfungsi untuk menyiapkan tempat untuk ovum yang telah mengalami
fertilisasi, memberi makan ovum yang telah dibuahi selama masa kehamilan,
mengeluarkan hasil konsepsi setelah cukup umur dan mengadakan involusi setelah
kelahiran bayi.
Selain itu, supaya
tetap ditempatnya uterus ditopang oleh beberapa ligament yaitu :
a. Ligamentum
kardinale sinistra dan dekstra, fungsinya mencegah supaya uterus tidak turun,
terdiri atas jaringan ikat tebal.
b. Ligamentum
sacrouterinum sinistra dan dekstra, fungsinya menahan uterus supaya tidak
banyak bergerak, berjalan dan serviks bagian belakang, kiri dan kanan, ke arah
os. Sacrum kiri dan kanan.
c. Ligamentum
rotundum sinistra dan dekstra, fungsinya menahan uterus dalam antefleksi.
d. Ligamentum
infundibulo pelvikum, meliputi tuba, berjalan dari uterus ke arah sisi, tidak
banyak mengandung jaringan ikat.
3. Serviks,
merupakan bagian paling bawah dari uterus. Panjang serviks antara 2,5 – 3 cm
dan 1 cm menonjol ke vagina. Ujung dari serviks yang menonjol ke vagina disebut
portio. Portio akan sedikit terbuka pada wanita yang sudah pernah melahirkan.
Didalam serviks terdapat saluran yang disebut kanalis servikalis yang terdiri
atas 2 muara yaitu ostium uteri eksternum (OUE) dan ostium uteri internum
(OUI). Serviks tersusun dari jaringan ikat fibrosa, sejumlah kecil serabut
otot, dan jaringan elastis. Oleh karena itu, pada saat persalinan serviks dapat
membuka atau meregang untuk dapat mengeluarkan kepala bayi. Serviks juga banyak
mengandung pembuluh darah sehingga pada saat terjadi kehamilan akan terjadi
hipervaskularisasi sehingga terliat keunguan.
4. Tuba
fallopi, masing-masing tuba berasal dari cornu uteri, berjalan kedua sisi
dinding pelvis, kemudia membelok ke bawah dan ke belakang sebelum mencapai
dinding lateral pelvis. Kedua tuba ini terletak didalam ligamentum latum.
Panjang masing-masing tuba kira-kira 10 cm. Secara mikroskopik terdiri atas
beberapa bagian, yaitu :
a. Tuba
pars interstisialis, terletak dalam dinding uterus dan panjangnya 2,5 cm,
diameter 1 mm.
b. Tuba
isthmus, daerah paling sempit dengan diameter 2,5 mm dan bekerja sebagai
reservoir spermatozoa karena suhunya lebih rendah pada daerah ini dibandingan
dengan daerah lain pada tuba.
c. Tuba
ampula, daerah yang membesar dengan diamter 6 mm, terdapat fimbrie pada
ujungnya yang berfungsi untuk menangkap ovum saat keluar dari ovarium
(ovulasi).
5. Ovarium,
kedua ovarium terletak di dalam cavitas peritonealis pada cekungan kecil di
dinding posterior ligamentum latum. Kedua ovarium terletak pada ujung tuba
fallopi yang mengandung fimbrie kira-kira setinggi pintu masuk pelvis. Dengan
ukuran 3 cm x 2 cm x 1 cm dan beratnya 5-8 gr. Organ ini berfungsi untuk
menghasilkan ovum untuk fertilisasi serta menghasilkan hormon estrogen dan
progesteron. Didalam ovarium terjadi siklus perkembangan folikel dari folikel
primordial menjadi folikel de graaf dimana pada fase ovulasi akan muncul ke
permukaan ovarium dan mengeluarkan ovum. Sisa dari folikel de graff yang ada di
ovarium akan berkembang menjadi korpus luteum yang akan menghasilkan
progesteron dan berdegenerasi, jika terjadi pembuahan maka akan menjadi korpus
albikan.
b. Panggul
Panggul merupakan salah satu jalan lahir
keras yang memiliki fungsi yang lebih dominan dari pada jalan lahir lunak.
Janin harus berhasil menyesuaikan diri terhadap jalan lahir yang relatif kaku.
1. Anatomi
tulang panggul dibentuk oleh tulang-tulang berikut ini :
a. Illium
b. Sacrum
c. Pubis
d. Ischium
e. Coxygis
2. Pembagian
segmen tulang panggul sejati dan ukuran panggul dalam
a. Pintu
atas panggul, dibatasi oleh tepi atas simfisis, tulang inominata dan
promontorium.
b. Rongga
panggul (panggul tengah), merupakan bidang terluas dan mempunyai diameter
terpanjang.
c. Pintu
bawah panggul, merupakan bidang terkecil saluran panggul.
3. Ukuran
panggul dalam
a. Ukuran
panggul dalam dapat diukur dengan melakukan pemeriksaan dalam.
bidang
|
Diameter
|
Keterangan
|
Pintu atas
panggul
-
Konjungata diagonalis
-
Konjungata obstetrika
-
Konjungata verra/diamter anteroposterior
-
Diamter transversa
|
12,5 – 13 cm
Konjungata
diagonalis (1,5/cm)
-
> 11 cm
-
12,5 – 13 cm
|
Diukur tepi
bawah simfisis ke promontorium
Ukuran dari
tepi tengah simfisis ke promontorium
Ukuran dari
tepi atas simfisis ke promontorium
Diukur dari
diameter melintang
|
Bidang tengah
/ rongga panggul diameter transversa
|
10,5 cm
|
Dua tulang
spinosus
|
Pintu bawah
panggul
|
8 cm
|
Ukruan dua
tulang tuberositas
|
b. Ukuran
panggul luar
ukuran
|
Diameter
|
Keterangan
|
Distansia
spinarum
|
24 – 26 cm
|
Diukur dari 2 sias
|
Distansia
cristarum
|
28 – 30 cm
|
Diukur dari 2
krista illiaka
|
Konjungata
eksterna
|
18 cm
|
Diukur dari
tepi atas simfisis dan lumbal ke 5
|
Distansia
tuberum
|
10,5 cm
|
Dari 2
tuberositas
|
Lingkar
panggul
|
80 cm
|
Dari tepi atas
simfisis, trochanter, ke lumbal ke 5
|
4. Pembagian
tulang panggul berdasarkan bidang hodge
a. Hodge
I : setinggi PAP
b. Hodge
II : sejajar HI dibatasi oleh tepi bawah simfisis.
c. Hodge
III : sejajar HI dibatasi oleh spina ischiadica.
d. Hodge
IV : sejajar HI dibatasi oleh ujung os coxygis.
5. Ciri-ciri
panggul normal
a. Promontorium
tidak bisa diraba
b. Os.
Sacrum berbentuk cekung
c. Spina
ischiadica tidak runcing/tumpul
d. Sudut
ramus pubis > 90o
6. Pembagian
panggul berdasarkan tipe
a. Ginekoid
b. Android
c. Anthropoid
d. Platipelloid
B.
Konsepsi
Konsepsi
adalah pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa atau fertilisasi dan
membentuk zigot. Proses konsepsi dapat berlangsung sebagai berikut :
a. Ovum
yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh korona radiata, yang
mengandung persediaan nutrisi.
b. Pada
ovum di jumpai inti dalam bentuk metafase ditengah sitoplasma yang disebut
vitellus.
c. Dalam
perjalanan korona radiata makin berkurang pada zona pelusida. Nutrisi dialirkan
ke dalam vitellus, melalui saluran pada zona pelusida.
d. Konsepsi
terjadi pada pars ampularis tuba :
1. Tempat
yang paling luas.
2. Dindingnya
penuh jonjot, tertutup sel yang mempunyai silia.
3. Ovum
mempunyai waktu terlama dalam ampula tuba.
e. Ovum
siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam.
1. Spermatozoa
ditumpahkan, masuk melalui kanalis servikalis dengan kekuatan sendiri.
2. Dalam
kavum uteri terjadi proses kapasitasi, yaitu pelepasan sebagian dari
“liproteinnya” sehingga mampu mengadakan fertilisasi.
3. Spermatozoa
melanjutkan perjalanan menuju tuba.
4. Spermatozoa
hidup selama tiga hari dalam genetalia interna.
5. Spermatozoa
akan mengelilingi ovum yang telah siap dibuahi serta mengikis korona radiata
dan zona pelusida dengan proses enzimatik : hialuronidase.
6. Melalui
“stomata” spermatozoa memasuki ovum.
7. Setelah
kepala spermatozoa masuk kedalam ovum, ekornya lepas dan tertinggal diluar.
8. Kedua
ini ovum dan inti spermatozoa bertemu dengan membentuk zigot.
Keseluruhan proses tersebut merupakan
mata rantai fertilisasi atau konsepsi.
C.
Pertumbuhan Janin
Janin
nonviabel
Usia (minggu
sejak HPHT)
|
Panjang CR
(mm)
|
Panjang kaki
(mm)
|
Berat janin (
g)
|
Karakteristik
eksternal utama
|
11
|
50
|
7
|
8
|
Mata menutup
atau tertutup. Kepala lebih bundar. Genitalia eksternal masih belum dapat
dibedakan antara laki-laki atau perempuan. Usus halus berada didalam tali
pusat.
|
12
|
61
|
9
|
14
|
Usus halus
berada didalam abdomen. Perkembangan kuku-kuku jari awal.
|
14
|
87
|
14
|
45
|
Jenis kelamin
dapat dibedakan dari penampilan luar (eksternal). Leher sudah dapat dikenali
baik.
|
16
|
120
|
20
|
110
|
Kepala tegak.
Ekstremitas bawah berkembang dengan baik.
|
18
|
140
|
27
|
200
|
Telinga luar
dari kepala.
|
20
|
160
|
33
|
320
|
Terdapat
verniks kaseosa. Perkembangan kuku jari kaki awal.
|
22
|
190
|
39
|
460
|
Rambut dan
bulu badan (lanugo) terlihat.
|
Janin
viabel
Usia (minggu
sejak HPHT)
|
Panjang CR
(mm)
|
Panjang kaki
(mm)
|
Berat janin (
g)
|
Karakteristik
eksternal utama
|
24
|
210
|
45
|
630
|
Kulit keriput
dan berwarna merah.
|
26
|
230
|
50
|
820
|
Kuku jari
terlihat, tubuh kurus.
|
28
|
250
|
55
|
1000
|
Mata membuka
sebagian, terdapat bulu mata.
|
30
|
270
|
59
|
1300
|
Mata membuka,
kepala terlihat ditumbuhi rambut merata. Kulit sedikit keriput.
|
32
|
280
|
63
|
1700
|
Terdapat
kuku-kuku jari kaki. Tubuh tidak sempurna. Alat kelamin sudah mulai muncul.
|
34
|
300
|
68
|
2100
|
Kuku mencapai
ujung jari, kulit berwarna merah muda dan halus.
|
38
|
340
|
79
|
2900
|
Tubuh biasanya
berisi, bulu lanugo hampir tidak ada. Kuku jari sudah mencapai ujung jari kaki. Ekstremitas fleksi ;
genggaman kuat.
|
40
|
360
|
83
|
3400
|
Dada terlihat
jelas, payudara menonjol. Alat kelamin terbentuk. Kuku jari tumbuh melebihi
ujung-ujung jari.
|
Daftar Pustaka
Depkes RI, 2003, Standar Asuhan Kebidanan bagi bidan di Rumah
Sakit dan Puskesmas.
Hpiego, Pusdiknakes,
WHO, 2003. Panduan pengajaran asuhan
kebidanan fisiologi bagi dosen diploma III kebidanan buku 2. Asuhan antenatal
topik 1. Jakarta
Saifudin A.B. 2002. Buku panduan praktis pelayanan kesehatan
maternal dan neonatal, YBSP. Jakarta.
Sulistyawati, A. 2003.
Asuhan Kebidanan pada masa kehamilan. Salemba Medika, Jakarta.
Bagus Ida. 1998. Ilmu
Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan.
EGC : Jakarta.
Komalasari, Renata.
2003. Buku Saku Kebidanan. EGC : Jakarta.