Rabu, 31 Januari 2018

Anatomi Organ Reproduksi Wanita , Konsepsi dan Pertumbuhan Janin

Resume
Keterampilan Dasar Kebidanan II




Disusun Oleh :

Vina Vinanjungsari                             17150073

Kelas : A. 14.2



Universitas Respati Yogyakarta
Fakultas Ilmu Kesehatan
Prodi D3 Kebidanan
2017/2018



A.    Anatomi Fisiologi Organ Reproduksi Wanita
a.       Genitalia interna dan eksterna
Organ genitalia eksterna terdiri atas bagian-bagian berikut :
1.      Mons Veneris / Mons Pubis, adalah bagian yang menonjol berupa bantalan lemak yang ditutupi oleh kulit, yang terletak diatas simfisis pubis.
2.      Labia Mayora (Bibir Besar), merupakan dua lipatan membulat besar, terdiri atas bagian kanan dan kiri, lonjong mengecil ke bawah, terisi oleh jaringan lemak yang serupa dengan yang ada di mons veneris.
3.      Labia minora (Bibir Kecil), merupakan dua lipatan kulit berwarna merah muda yang lebih kecil terletak memanjang di bagian dalam labia mayora.
4.      Klitoris, kira-kira sebesar kacang ijo.
5.      Vestibulum/Vulva, untuk memeriksa vestibulum, maka kedua lipatan labia minora harus dibuka agar vestibulum tampak. Terdapat enam muara pada vestibulum, yaitu :
a.       Orifisium uretra eskternum, terletak dibawah klitoris, merupakan pintu masuk dari saluran perkemihan.
b.      2 duktus skene, muara kedua tubuli skene berjalan sejajar dengan uretra sepanjang 6 mm dan kemudian bermuara pada kedua sisi orifisium uretra eskternum.
c.       Introitus vagina, menempati 2/3 bagian bawah vestibulum.
d.      2 duktus dan glandula bartholini, terletak dikedua sisi vagina dengan ukuran kurang lebih 1 cm, terletak dibawah otot kosntriktor kunni dan mempunyai saluran kecil panjang 1,5-2 cm yang bermuara divulva, tidak jauh dari fossa navikulare.
6.      Perineum, terletak antara vulva dan anus. Panjang rata-rata 4cm, bisa meregang pada saat persalinan dan bisa mengalami robekan jika perineum kaku atau salah dalam persalinan.
Organ genetalia interna, terdiri atas :
1.      Vagina, saluran yang merupakan suatu penghubung antara introitus vagina dan uterus. Bentuk seperti pipa potensial dan bagian dalam berlipat-lipat disebut rugae.
2.      Uterus, berbentuk seperti buah advokat atau buah peer yang sedikit gepeng ke arah muka belakang, ukurannya sebesar telur ayam dan mempunyai rongga. Terletak didalam pelvis dengan posisi normal antefleksi. Bagian ini terdiri atas fundus uteri, corpus uteri, serviks uteri, kornu uteri, isthmus uteri dan kavum uteri. Uterus dilapisi oleh tiga dinding yaitu endomestrium, miometrium, dan peritmetrium. Uterus berfungsi untuk menyiapkan tempat untuk ovum yang telah mengalami fertilisasi, memberi makan ovum yang telah dibuahi selama masa kehamilan, mengeluarkan hasil konsepsi setelah cukup umur dan mengadakan involusi setelah kelahiran bayi.
Selain itu, supaya tetap ditempatnya uterus ditopang oleh beberapa ligament yaitu :
a.       Ligamentum kardinale sinistra dan dekstra, fungsinya mencegah supaya uterus tidak turun, terdiri atas jaringan ikat tebal.
b.      Ligamentum sacrouterinum sinistra dan dekstra, fungsinya menahan uterus supaya tidak banyak bergerak, berjalan dan serviks bagian belakang, kiri dan kanan, ke arah os. Sacrum kiri dan kanan.
c.       Ligamentum rotundum sinistra dan dekstra, fungsinya menahan uterus dalam antefleksi.
d.      Ligamentum infundibulo pelvikum, meliputi tuba, berjalan dari uterus ke arah sisi, tidak banyak mengandung jaringan ikat.
3.      Serviks, merupakan bagian paling bawah dari uterus. Panjang serviks antara 2,5 – 3 cm dan 1 cm menonjol ke vagina. Ujung dari serviks yang menonjol ke vagina disebut portio. Portio akan sedikit terbuka pada wanita yang sudah pernah melahirkan. Didalam serviks terdapat saluran yang disebut kanalis servikalis yang terdiri atas 2 muara yaitu ostium uteri eksternum (OUE) dan ostium uteri internum (OUI). Serviks tersusun dari jaringan ikat fibrosa, sejumlah kecil serabut otot, dan jaringan elastis. Oleh karena itu, pada saat persalinan serviks dapat membuka atau meregang untuk dapat mengeluarkan kepala bayi. Serviks juga banyak mengandung pembuluh darah sehingga pada saat terjadi kehamilan akan terjadi hipervaskularisasi sehingga terliat keunguan.
4.      Tuba fallopi, masing-masing tuba berasal dari cornu uteri, berjalan kedua sisi dinding pelvis, kemudia membelok ke bawah dan ke belakang sebelum mencapai dinding lateral pelvis. Kedua tuba ini terletak didalam ligamentum latum. Panjang masing-masing tuba kira-kira 10 cm. Secara mikroskopik terdiri atas beberapa bagian, yaitu :
a.       Tuba pars interstisialis, terletak dalam dinding uterus dan panjangnya 2,5 cm, diameter 1 mm.
b.      Tuba isthmus, daerah paling sempit dengan diameter 2,5 mm dan bekerja sebagai reservoir spermatozoa karena suhunya lebih rendah pada daerah ini dibandingan dengan daerah lain pada tuba.
c.       Tuba ampula, daerah yang membesar dengan diamter 6 mm, terdapat fimbrie pada ujungnya yang berfungsi untuk menangkap ovum saat keluar dari ovarium (ovulasi).
5.      Ovarium, kedua ovarium terletak di dalam cavitas peritonealis pada cekungan kecil di dinding posterior ligamentum latum. Kedua ovarium terletak pada ujung tuba fallopi yang mengandung fimbrie kira-kira setinggi pintu masuk pelvis. Dengan ukuran 3 cm x 2 cm x 1 cm dan beratnya 5-8 gr. Organ ini berfungsi untuk menghasilkan ovum untuk fertilisasi serta menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Didalam ovarium terjadi siklus perkembangan folikel dari folikel primordial menjadi folikel de graaf dimana pada fase ovulasi akan muncul ke permukaan ovarium dan mengeluarkan ovum. Sisa dari folikel de graff yang ada di ovarium akan berkembang menjadi korpus luteum yang akan menghasilkan progesteron dan berdegenerasi, jika terjadi pembuahan maka akan menjadi korpus albikan.
b.      Panggul
Panggul merupakan salah satu jalan lahir keras yang memiliki fungsi yang lebih dominan dari pada jalan lahir lunak. Janin harus berhasil menyesuaikan diri terhadap jalan lahir yang relatif kaku.
1.      Anatomi tulang panggul dibentuk oleh tulang-tulang berikut ini :
a.       Illium
b.      Sacrum
c.       Pubis
d.      Ischium
e.       Coxygis
2.      Pembagian segmen tulang panggul sejati dan ukuran panggul dalam
a.       Pintu atas panggul, dibatasi oleh tepi atas simfisis, tulang inominata dan promontorium.
b.      Rongga panggul (panggul tengah), merupakan bidang terluas dan mempunyai diameter terpanjang.
c.       Pintu bawah panggul, merupakan bidang terkecil saluran panggul.
3.      Ukuran panggul dalam
a.       Ukuran panggul dalam dapat diukur dengan melakukan pemeriksaan dalam.
bidang
Diameter
Keterangan
Pintu atas panggul
-          Konjungata diagonalis
-          Konjungata obstetrika
-          Konjungata verra/diamter anteroposterior
-          Diamter transversa
12,5 – 13 cm
Konjungata diagonalis (1,5/cm)
-           > 11 cm
-          12,5 – 13 cm
Diukur tepi bawah simfisis ke promontorium
Ukuran dari tepi tengah simfisis ke promontorium
Ukuran dari tepi atas simfisis ke promontorium
Diukur dari diameter melintang
Bidang tengah / rongga panggul diameter transversa
10,5 cm
Dua tulang spinosus
Pintu bawah panggul
8 cm
Ukruan dua tulang tuberositas
b.      Ukuran panggul luar
ukuran
Diameter
Keterangan
Distansia spinarum
24 – 26 cm
 Diukur dari 2 sias
Distansia cristarum
28 – 30 cm
Diukur dari 2 krista illiaka
Konjungata eksterna
18 cm
Diukur dari tepi atas simfisis dan lumbal ke 5
Distansia tuberum
10,5 cm
Dari 2 tuberositas
Lingkar panggul
80 cm
Dari tepi atas simfisis, trochanter, ke lumbal ke 5
4.      Pembagian tulang panggul berdasarkan bidang hodge
a.       Hodge I : setinggi PAP
b.      Hodge II : sejajar HI dibatasi oleh tepi bawah simfisis.
c.       Hodge III : sejajar HI dibatasi oleh spina ischiadica.
d.      Hodge IV : sejajar HI dibatasi oleh ujung os coxygis.
5.      Ciri-ciri panggul normal
a.       Promontorium tidak bisa diraba
b.      Os. Sacrum berbentuk cekung
c.       Spina ischiadica tidak runcing/tumpul
d.      Sudut ramus pubis > 90o
6.      Pembagian panggul berdasarkan tipe
a.       Ginekoid
b.      Android
c.       Anthropoid
d.      Platipelloid
B.     Konsepsi
Konsepsi adalah pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa atau fertilisasi dan membentuk zigot. Proses konsepsi dapat berlangsung sebagai berikut :
a.       Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh korona radiata, yang mengandung persediaan nutrisi.
b.      Pada ovum di jumpai inti dalam bentuk metafase ditengah sitoplasma yang disebut vitellus.
c.       Dalam perjalanan korona radiata makin berkurang pada zona pelusida. Nutrisi dialirkan ke dalam vitellus, melalui saluran pada zona pelusida.
d.      Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba :
1.      Tempat yang paling luas.
2.      Dindingnya penuh jonjot, tertutup sel yang mempunyai silia.
3.      Ovum mempunyai waktu terlama dalam ampula tuba.
e.       Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam.
1.      Spermatozoa ditumpahkan, masuk melalui kanalis servikalis dengan kekuatan sendiri.
2.      Dalam kavum uteri terjadi proses kapasitasi, yaitu pelepasan sebagian dari “liproteinnya” sehingga mampu mengadakan fertilisasi.
3.      Spermatozoa melanjutkan perjalanan menuju tuba.
4.      Spermatozoa hidup selama tiga hari dalam genetalia interna.
5.      Spermatozoa akan mengelilingi ovum yang telah siap dibuahi serta mengikis korona radiata dan zona pelusida dengan proses enzimatik : hialuronidase.
6.      Melalui “stomata” spermatozoa memasuki ovum.
7.      Setelah kepala spermatozoa masuk kedalam ovum, ekornya lepas dan tertinggal diluar.
8.      Kedua ini ovum dan inti spermatozoa bertemu dengan membentuk zigot.
Keseluruhan proses tersebut merupakan mata rantai fertilisasi atau konsepsi.
C.     Pertumbuhan Janin
Janin nonviabel
Usia (minggu sejak HPHT)
Panjang CR (mm)
Panjang kaki (mm)
Berat janin ( g)
Karakteristik eksternal utama
11
50
7
8
Mata menutup atau tertutup. Kepala lebih bundar. Genitalia eksternal masih belum dapat dibedakan antara laki-laki atau perempuan. Usus halus berada didalam tali pusat.
12
61
9
14
Usus halus berada didalam abdomen. Perkembangan kuku-kuku jari awal.
14
87
14
45
Jenis kelamin dapat dibedakan dari penampilan luar (eksternal). Leher sudah dapat dikenali baik.
16
120
20
110
Kepala tegak. Ekstremitas bawah berkembang dengan baik.
18
140
27
200
Telinga luar dari kepala.
20
160
33
320
Terdapat verniks kaseosa. Perkembangan kuku jari kaki awal.
22
190
39
460
Rambut dan bulu badan (lanugo) terlihat.
Janin viabel
Usia (minggu sejak HPHT)
Panjang CR (mm)
Panjang kaki (mm)
Berat janin ( g)
Karakteristik eksternal utama
24
210
45
630
Kulit keriput dan berwarna merah.
26
230
50
820
Kuku jari terlihat, tubuh kurus.
28
250
55
1000
Mata membuka sebagian, terdapat bulu mata.
30
270
59
1300
Mata membuka, kepala terlihat ditumbuhi rambut merata. Kulit sedikit keriput.
32
280
63
1700
Terdapat kuku-kuku jari kaki. Tubuh tidak sempurna. Alat kelamin sudah mulai muncul.
34
300
68
2100
Kuku mencapai ujung jari, kulit berwarna merah muda dan halus.
38
340
79
2900
Tubuh biasanya berisi, bulu lanugo hampir tidak ada. Kuku jari sudah mencapai  ujung jari kaki. Ekstremitas fleksi ; genggaman kuat.
40
360
83
3400
Dada terlihat jelas, payudara menonjol. Alat kelamin terbentuk. Kuku jari tumbuh melebihi ujung-ujung jari.


Daftar Pustaka
Depkes RI, 2003, Standar Asuhan Kebidanan bagi bidan di Rumah Sakit dan Puskesmas.
Hpiego, Pusdiknakes, WHO, 2003. Panduan pengajaran asuhan kebidanan fisiologi bagi dosen diploma III kebidanan buku 2. Asuhan antenatal topik 1. Jakarta
Saifudin A.B. 2002. Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal, YBSP. Jakarta.
Sulistyawati, A. 2003. Asuhan Kebidanan pada masa kehamilan. Salemba Medika, Jakarta.
Bagus Ida. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. EGC : Jakarta.
Komalasari, Renata. 2003. Buku Saku Kebidanan. EGC : Jakarta.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Kebidanan adalah satu bidang ilmu yang mempelajari keolmuam dan seni yang mempersiapkan kehamilan,menolong persalinan, nifas dan menyusui, m...