RESUME
ASUHAN KEBIDANAN
PERUBAHAN ANATOMI SERTA ADAPTASI
FISIOLOGI DAN PSIKOLOGI IBU HAMIL
Disusun Oleh :
Vina Vinanjungsari 17150073
kelas : A. 14 2
UNIVERSITAS
RESPATI YOGYAKARTA
FAKULTAS
ILMU KESEHATAN
PRODI D3
KEBIDANAN
2017/2018
PERUBAHAN
ANATOMI SERTA ADAPTASI
FISIOLOGI
DAN PSIKOLOGI IBU HAMIL
1. BB dan IMT
Peningkatan berat badan optimal untuk rata-rata kehamilan
adalah 12,5 kg, 9kg diperoleh dari 20 minggu terakhir. Berat badan yang optimal
ini berkaitan dengan resiko komplikasi terendah selama kehamilan dan persalinan
serta berat badan bayi lahir rendah.
Banyak faktor yang mempengaruhi peningkatan berat badan.
Tingkat edema, laju metabolik, asupan diet, muntah atau diare, merokok, jumlah
cairan amniotik dan ukuran janin, semuanya harus diperhitungkan. Usia maternal,
ukuran tubuh pre-kehamilan, paratis, ras-etenisitas, hipertensi, dan diabetes
juga mempengaruhi pola peningkatan berat badan maternal.
Peningkatan berat badan yang tepat bagi setiap ibu hamil
saat ini didasakan pada indeks masa tubuh pre-kehamilan (body mass index) yang
menggambarkan perbandingan berat badannya lebih sedikit dari pada ibu yang
memasuki kehamilan dengan berat badan sehat.
a.
Trimester
I, seorang wanita yang sedang hamil sudah mengalami penambahan berat badan,
namun penambahan masih tergolong rendah, kira-kira 1-2kg. Karena pada masa ini
saat dimana otak, alat kelamin dan panca indra janin sedang dibentuk.
b.
Trimester
II, seorang wanita hamil akan mengalami kenaikan berat badan yang lebih banyak
dibandingkan pada saat trimester I,
karena pada trimester II ini pertumbuhan janin juga semakin besar. Dan sebagian besar penambahan berat badan
selama masa kehamilan berasal dari uterus dan isinya. Pada trimester II ini
seorang wanita yang sedang hamil akan mengalami penambahan berat badan kira-kira
0,35-0,4 kg per minggu.
c.
Trimester
III, terjadi kenaikan berat badan sekitar 5,5 kg penambahan BB dari mulai awal
kehamilan sampai akhir kehamilan adalah 11-12 kg. Kemungkinan penambahan BB
hingga maksimal 12,5 kg.
2. Darah
Volume darah merupakan kombinasi dari volume plasma dan
volume sel darah merah. Peningkatan volume darah selama kehamilan berkisar
antara 30-50% dan bahkan bisa lebih pada kehamilan ganda. Peningkatan volume
darah berhubungan dengan peningkatan CO mulai kehamilan 6 minggu. Peningkatan
volume darah juga berhubunan dengan mekanisme hormonal.
Peningkatan volume plasma yaitu sekitar 50%, hal ini
dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan metabolisme ibu dan janin. Peningkatan ini
berkaitan dengan berat badan bayi. Ibu dengan kehamilan ganda akan mengalami
peningkatan volume plasma yang lebih besar daripada ibu dengan kehamilan biasa.
Volume plasma meningkat pada minggu ke-6 kehamilan. Sehingga terjadi
pengenceran darah dengan puncaknya pada umur kehamilan 32-34 minggu. Serum
darah (volume darah) bertambah 25-30% dan sel darah bertambah 20%. Masa sel
darah merah terus naik sepanjang kehamilan. Hemotokrit meningkat dari TM I dan
TM III.
3. Sistem Reproduksi
a.
Vagina
– Vulva
Peningkatan hormone estrogen menjadi hypervaskularisasi sehingga vagina dan
vulva tampak lebih merah, agak kebiru-biruan (livide). Tanda ini disebut tanda
chadwick. Kekenyalan (daya renggang) vagina bertambah sebagai persiapan
persalinan.
b.
Serviks
uteri
Berperan dalam mempertahankan kehamilan dan mencegah infeksi. Dibawah
pengaruh hormon estrogen, jaringan ikat pada serviks semakin banyak dan
hypervaskularisasi sehingga porsio yang sebelum hamil diraba seperti cuping
akan semakin lunak seperti daun telinga (tanda Goodel).
Dibawah
pengaruh hormone progesterone sel-sel rahim mengeluarkan lendir yang menebal
dan makin pekat membentuk sumbatan leher rahim yang disebut operculum
memberikan perlindungan meningkatkan resiko infeksi.
c.
Uterus
Uterus akan membesar dibawah pengaruh estrogen dan progesteron yang
meningkat. Pembesaran ini disebabkan oleh hipertropi otot polos uterus sehingga
uterus dapat mengikuti pertumbuhan janin.
Desidua adalah
nama endometrium selama kehamilan. Progesteron dan estrogen yang dihasilkan
oleh Corpus Luteum menyebabkan deciduas menjadi lebih tebal, lebih kaya
glikogen, sirkulasi darah lebih pada daerah fundus (terutama daerah
implantasi). Deciduas lebih tipis dan darah tidak banyak pada uterus bagian
bawha. Rahim dapat meregang mengikuti pertumbuhan janin dipengaruhi oleh hormon
progesteron yang mendorong relaksasi otot. Isthmus uteri mengalami hipertropi
sehingga menjadi lebih panjang dan lebih lunak ini dikenal dengan tanda Hegar.
Pada kehamilan
8 minggu, rahim mengadakan gerakan-gerakan kecil yang teratur tanpa rasa nyeri
selama 60 detik, yang disebut Kontraksi Braxton Hicks.
4. Payudara
Selama
kehamilan payudara akan membesar dan tegang akibat hormone estrogen, progesterone
dan somatommatoprin. Penampakan payudara pada ibu hamil yaitu :
a.
Payudara menjadi lebih besar
b.
Vena permukaan akan terlihat pada kehamilan sekitar 8 minggu.
c.
Hiperpigmentasi pada areola mamae.
d.
Glandula Montgomery makin tampak.
e.
Putting susu makin menonjol.
f.
Pengeluaran ASI belum berlangsung karena prolaktin ditekan oleh PIH.
g.
Setelah persalinan, dengan lahirnya plasenta pengaruh estrogen dan progesterone
serta somatomatropin terhadap hipotalamus hilang menjadikan prolaktin
dikeluarkan dan proses laktasi terjadi.
5. Sistem Perkemihan
Perubahan pada sistem perkemihan terjadi karena faktor
hormone dan mekanis. Pada trimester I dan III terjadi peningkatan frekuensi BAK
karena penekanan uterus yang membesar terhadap vesika urinaria sehingga kapasitasnya
menurun. Terjadinya hemodilusi menyebabkan metabolisme air meningkat sehingga
pembentukan urine meningkat.
6. Sistem Pencernaan
a.
Trimester
I
Pada awal bulan kehamilan 1/3 dari wanita hamil mengalami mual dan muntah.
Sebagaimana kehamilan berlanjut penurunan asam lambung melambatkan pengosongan
lambung dan menyebabkan kembung. Menurunnya gerakan peristaltik tidak hanya
menyebabkan mual tetapi juga konstipasi karena lebih banyak feses terdapat
dalam usus. Lebih banyak air diserap dan semakin keras feses tersebut.
Konstipasi juga disebabkan oleh tekanan uterus pada usus bagian bawah pada awal
masa kehamilan dan kembali pada masa kehamilan.
Gigi berlubang terjadi lebih mudah pada saliva yang bersifat asam. Selama
kehamilan, ibu hamil membutuhkan perawatan yang baik untuk mencegah karies
gigi. Pada bulan-bulan terakhir nyeri ulu hati dan pencernaan asam merupakan
ketidaknyamanan yang disebabkan tekanan keatas dari perbesaran uterus.
Pelebaran pembuluh darah rectum (hemoroid) dapat terjadi pada persalinan. Rektum
dan otot-otot yang memberikan sokongan yang sangat tegang.
b.
Trimester
II
Mulut dan gusi terus hiperemia, sensitif terhadap zat iritan. Esofafus dan
lambung hormon progesteron meningkat merelaksasi otot intestine dan menurunnya
motilitas. Pengosongan lambung menurun, regulasi esofagus, liver peningkatan
hormon estrogen dan progesteron mengakibatkan gejala pruitus gravidarum.
c.
Trimester
III
Terjadi perubahan posisi lambung dan usus akibat perkembangan uterus.
Penurunan tonus dan motilitas saluran gastrointestinal menyebabkan waktu
pengosongan lambung menjadi lebih lama. Penyerapan makanan meningkat, terjadi
konstipasi yang dapat meningkatkan terjadinya hemoroid. Adanya refluks
sekret-sekret asam ke esofagus menyebabkan terjadinya pirosis (nyeri ulu hati).
Gusi menjadi melunak dan mudah berdarah (hiperemi) kalau terkena cedera ringan
saja, misalnya oleh sikat gigi.
Selama awal kehamilan, rasa mual dan ingin muntah (emesis gravidarum)
sering terjadi (7-14 minggu) karena peningkatan kadar estrogen dan HCG. Kondisi
ini akan lebih berat pada kehamilan ganda/kehamilan molahydatidosa.
1.
Progesteron
menyebabkan relaksasi otot dan termasuk peristaltik usus yang menyebabkan obstipasi.
2.
Pengeluaran
air liur yang berlebihan.
3.
Daerah
lambung terasa panas.
4.
Terjadi
mual dan sakit/pusing kepala terutama pagi hari.
5.
Muntah
berlebihan
7. Sistem Muskuluskeletal
Peningkatan hormone progesteron dan relaxin menyebabkan
pengenduran jaringan ikat dan otot. Sehingga symphisis pubis dan articulasio
sacro cocsigeal melunak dan bergeser menyebabkan nyeri pinggang dan persendian.
Postur tubuh berubah menyesuaikan perubahan pusat gaya berat, pada masa hamil
rahim mendorong tubuh ke depan sehingga tubuh condong ke belakang agar seimbang
dengan lekuk pinggang yang berlebihan. Bagai wanita yang kurus, lekukan
lumbalnya lebih dari normal dan menyebabkan lordosis dan gaya beratnya berpusat
pada kaki bagian belakang. Hal ini menyebabkan rasa sakit yang berulang
terutama dibagian punggung. Oleh karena rasa sakit ini membutuhkan waktu yang
cukup lama untuk relaksasi, biasanya wanita hamil menganggap apa yang ia
rasakan adalah suatu penderitaan yang kadang memengaruhi suasana psikologinya.
Selain sikap tubuh yang lordosis, gaya berjalan juga menjadi berbeda
dibandingkan ketika tidak hamil, yang kelihatannya seperti akan jatuh dan
tertatih-tatih.
8. Sistem Kardiovaskuler
a.
Jantung
Ukuran jantung dapat membesar karena peningkatan beban kerja. Jantung dapat
bergeser ke atas dan ke arah kiri. Hasil kerja jantung meningkat 5-7l/i. Volume
darah semakin meningkat, jumlah plasma lebih besar dari jumlah sel darah merah
sehingga terjadi pengenceran darah (hemodilusi), puncaknya terjadi pada
kehamilan 32 mg. Hemodilusi disertai dengan anemia fisiologis. Kadar
haemogblobin minimum yang sesuai dalam masa kehamilan adalah 11 gr/dl.
Penggolongan kadar Hb ibu hamil :
1.
Hb
11gr/dl : tidak anemia
2.
9-10
gr/dl : anemia ringan
3.
7-8
gr/dl : anemia sedang
4.
<7
gr/dl : anemia berat
b.
Tekanan
darah
Peningkatan hormone progesterone yang mengakibatkan relaksi otot polos
menyebabkan penurunan tahanan vaskuler perifer selama kehamilan sehingga
terjadi penurunan tekanan darah :
1.
Sistolik
menurun 5 – 19 mmHg
2.
Diastolik
10 -15 mmHg
Setelah kehamilan 24 minggu TD
akan sedikit demi sedikit naik kembali seperti TD sebelum hamil. Pada posisi
terlentang, uterus yang membesar menekan vena kava inferior, mengurangi aliran
balik vena ke jantung sehingga terjadi supine Hypotensi syndrome dan mengalami
penurunan tekanan darah serta gejala-gejala seperti pusing, mual dan rasa akan
pingsan.
c.
Metabolisme
zat besi
Suplemen zat besi selama kehamilan digunakan untuk mencegah kekurangan zat
besi pada ibu. Kebutuhan zat besi janin paling besar pada usia 4 minggu
kehamilan. Teh, kopi dan kacang-kacangan mengurangi penyerapan zat besi,
sementara buah-buahan, sayur-sayuran dan vitamin C dapat meningkatkan
penyerapan.
Zat besi diserap dari usus dua belas jari dari makanan yang mengandung zat
besi seperti daging,hati, telur, sayuran berdaun hijau tua, ubu rambat atau
suplemen zat besi.
d.
Volume
plasma dan sel darah merah
Volume plasma dan sel darah merah ibu mulai meningkat pada usia kehamilan
10 minggu dan terus meningkat sampai aterm. Karena volume plasma meningkat
lebih besar (40-50%) dari pada peningkatan massa sel darah merah (30%) sehingga
terjadi hematoltrit selama kehamilan normal, hal ini disebut anemia fisiologis.
9. Sistem Integumen
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hyperpigmentasi
alat-alat tertentu. Pigmentasi ini disebabkan oleh peningkatan hormon
Melanophore Stimulating Hormon (MSH) yang diproduksi oleh lobus anterior
hipofise. Hyperpigmentasi ini terdapat pada dahi,pipi, dan hidung (cloasma gravidarum).
Topeng kehamilan (cloasma gravidarum) adalah bintik-bintik pigmen kecoklatan
yang tampak dikulit kening dan pipi. Peningkatan pigmentasi juga terjadi
disekililing puting susu, sedangkan diperut bagian bawah tengah biasanya tampak
garis gelap, yaitu spider angioma (pembuluh darah kecil yang memberi gambaran
seperti laba-laba) bisa muncul dikulit,
dan biasanya diatas pinggang. Pelebaran pembuluh darah kecil yang berdinding
tipis seringkali tampak ditungkai bawah.
Pembesaran
rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan robeknya serabut elastic dibawah
kulit, sehingga menimbulkan striae gravidarum/striae lividae. Bila terjadi
peregangan yang hebat, misalnya pada hidramnion dan gemelli , dapat terjadi
diastatis rekti bahkan hernia. Kulit perut pada linea alba bertambah
pigmentasinya dan disebut sebagai linea nigra. Adanya vasodilatasi kulit
menyebabkan ibu mudah berkeringat.
10. Sistem Pernafasan
Perubahan fisiologi pernafasan pada ibu hamil :
a.
Trimester
I
Perubahan pada trimester I belum terjadi sepenuhnya karena ibu masih
mengalami peningkatan hormon sehingga terjadi mual-mual dan pertumbuhan janin
belum sempurna sehingga diafragma belum terdorong keatas oleh karena itu
pernafasan ibu masih normal.
b.
Trimester
II
Kapasitas paru-paru terhadap udara inspirasi nya tetap sama seperti sebelum
hamil tetapi kecepatan pernafasan kapasitas vital tidak berubah melainkan yang
berubah volume tidak, volume ventilator dan pengambilan oksigen meningkat
karena bentuk dari rongga torak berubah yang mengakibatkan bernafas lebih cepat
sehingga 60% wanita hamil mengeluh sesak nafas.
c.
Trimester
III
Ibu hamil mengalami kesulitan bernafas karena pertumbuhan janin yang
semakin membesar mendorong diafraga keatas sehingga bentuk dan ukuran dada
berubah menjadi kecil.
Terjadinya desakan diafragma karena dorongan rahim yang membesar pada umur
kehamilan 32 minggu. Dan kebutuhan oksigen yang meningkat ibu hamil bernafas
lebih dalam sekitar 20-25% dari
biasanya. Sedangkan perubahan bentuk dada dan lengkungan bertambah besar sesuai
usia kehamilan ini dikenakan uterus yang mendorong ke atas. Ibu hamil cenderung
bernafas pendek sehingga sering terjadi keluhan sesak nafas.
Sistem respirasi terjadi perubahan guna dapat memenuhi
kebutuhan O2 karena pembesaran uterus terutama pada bulan-bulan
terakhir kehamilan dan kebutuhan oksigen yang meningkat sekitar 20% untuk
metabolisme janin. Oleh karena diafragmanya tidak dapat bergerak bebas
menyebabkan bagian thorax juga kebutuhan O2 meningkat, ibu hamil
akan bernafas lebih cepat 20-25% dari biasanya.
11. Sistem Persarafan
Perubahan yang terjadi pada sistem persarafan :
a.
Sering
mengalami sakit kepala.
b.
Terjadi
karena adanya penyumbatan pada saraf pembuluh darah diotak, dapat juga
diakibatkan oleh depresi yang terus menerus.
c.
Kesemutan
pada ujung jari kaki atau tangan.
d.
Dianjurkan
mengatur sikap tubuh yang benar.
e.
Penyebabnya
ialah adanya penekanan pada plexus brakhialis.
f.
Kram
betis yang disebabkan karena penekanan pada saraf yang terkait dengan uterus
yang membesar. Kencing yang tidak dapat ditahan. Selain karena pembesaran
uterus juga disebabkan karena adanya penekanan saraf parasimpatik sakral yang
menyebabkan kandung kemih mengecil.
g.
Preeklampsia
h.
Pertambahan
berat badan yang berlebihan
i.
Edema
j.
Disusul
dengan kejang-kejang dan koma
k.
Proteinuria
Apabila
preeklampsi meningkat, akan ditunjukkan dengan gejala yang fisiologi namun
mengarah kepada fisiologis namun mengarah kepada patologis antara lain dengan :
1.
Perubahan
pada plasenta dan uterus, dimana menurunnya aliran darah ke plasenta
mengakibatkan gangguan fungsi plasenta.
2.
Perubahan
pada ginjal disebabkan oleh aliran darah ke ginjal menurun, sehingga
menyebabkan filtrasi glomerulus berkurang dan fungsi ginjal pun menurun.
3.
Perubahan
pada otak. Mccall melaporkan bahwa resistensi pembuluh darah dalam otak pada
hipertensi dalam kehamilan lebih meninggi lagi pada preeklampsi. Walaupun
demikian, aliran darah keotak dan pemakaian oksigen pada preeklampsi tetap
dalam batas normal.
Perubahan fisiologis spesifik akibat kehamilan dapat
terjadi timbulnya gejala neurologis dan neuromuskular berikut :
a.
Kompresi
syaraf panggul atau statis vaskular akibat pembesaran uterus dapat menyebabkan
perubahan sensori ditungkai bawah.
b.
Lordosis
dorsolumbal dapat menyebabkan nyeri akibat tarikan pada syaraf atau kompresi
akar syaraf.
c.
Edema
yang melibatkan syaraf perifer dapat
menyebabkan carpal tunned syndrome selama trimester akhir kehamilan.
d.
Akroestesia
(rasa gatal ditangan) yang timbul akibat posisi tubuh yang membungkuk berkaitan
dengan tarikan pada segmen fleksus barkialis.
12. Metabolisme
Perubahan
metabolisme :
a.
Metabolism basal naik sebesar 10-20%
dari semula.
b.
Keseimbangan asam basa mengalami
penurunan dari 155 meg/liter menjadi 145 meg/liter.
c.
Kebutuhan protein wanita hamil makin
tinggi.
d.
Kebutuhan kalori didapat dari
karbohidrat, lemak, protein.
e.
Kebutuhan zat mineral untuk ibu hamil
yaitu kalsium, fosfor, zat besi dan air.
13. Sistem Endokrin
Kelenjar
tiroid akan sedikit membesar dalam kehamilan dan kelenjar hypofise lobus
anterior juga membesar. Selama siklus menstruasi normal, hipofisis anterior
memproduksi LH dan FSH. Follicle Stimulating Hormone (FSH) merangsang folikel
de graaf untuk menjadi matang dan berpindah ke permukaan ovarium dimana ia
dilepaskan. Folikel yang kosong dikenal sebagai korpus luteum dirangsang oleh
LH untuk memproduksi progesterone. Progesteron dan estrogen merangsang
proliferasi dari desidua (lapisan dalam uterus) dalam upaya mempersiapkan
implantasi jika kehamilan terjadi. Plasenta yang terbentuk secara sempurna dan
berfungsi 10 minggu setelah pembuahan
terjadi, akan mengambil alih tugas korpus luteum untuk memproduksi estrogen dan
progesteron
14. Sistem Kekebalan
Perubahan sistem kekebalan tubuh pada ibu hamil pada
trimester I,II, dan III yaitu :
a.
Trimester
I
Peningkatan pH sekresi vagina wanita hamil membuat wanita tersebut lebih
rentan terhadap infeksi vagina. Sistem pertahanan tubuh ibu selama kehamilan
akan tetap utuh, kadar imunoglobulin dalam kehamilan tidak berubah. Pada ibu
hamil yang terkena virus Parvovirus, saat pemeriksaan darah akan didapatkan Ig
M antibodi dalam 10-12 hari setelah infeksi, dan menetap 3-6 bulan. Ig G akan
positif beberapa hari setelah Ig M positif menetap seumur hidup. Jika terjadi
wabah 20-30% anak sekolah akan terinfeksi sehingga keadaan ini mungkin
menyebabkan 50% perempuan sudah mempunyai kekebalan terhadap virus ini.
b.
Trimester
II
Infeksi virus Parvovirus pada peremouan hamil akan menyebabkan abortus,
hidrop nonimun dan kematian janin dan secara total menyebabkan kegagalan
kehamilan sebesar 10%. Yaegashi (2000) mendapatkan adanya bayi dengan hidrop
85% pada bayi yang sudah terinfeksi virus Parvovirus pada ibu hamil 10 minggu
dengan interval rata-rata 6-7 minggu dan 80% pada trimester kedua dengan
interval rata-rata 20-22 minggu. Disamping itu, dinyatakan masa kritis untuk
infeksi ini adalah pada umur kehamilan 22-23 minggu.
c.
Trimester
III
HCG
dapat menurunkan respon imun wanita hamil. Selain itu kadar Ig G, Ig A, dan Ig
M serum menurun mulai dari minggu ke 10 kehamilan hingga mencapai kadar
terendah pada minggu ke 30 dan tetap berada pada kadar ini hingga aterm.
Referensi
Dewi,
Vivian Nani Lia, Tri Sunarsih. 2001. Asuhan
Kehamilan untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba Mesika.
Tiran,
Denise. 2005. Kamus Saku Bidan.
Jakarta : EGC.
Depkes
RI, 2003, Standar Asuhan Kebidanan bagi
bidan di Rumah Sakit dan Puskesmas.
Thpiego,
Pusdiknakes, WHO, 2003. Panduan
pengajaran asuhan kebidanan fisiologi bagi dosen diploma III kebidanan buku 2
asuhan antenatal topik 1. Jakarta.
Saifudin
A.B 2002. Buku panduan praktis pelayanan
kesehatan maternal dan neonatal, YBSP. Jakarta.
Sulistyawati,
A. 2013. Asuhan Kebidanan pada Masa
Kehamilan. Salemba Medika, Jakarta.
Ummi
H, Dkk. 2010. Asuhan Kebidanan pada
kehamilan fisiologis, Salemba Medika. Jakarta
Terimakasih atas ilmunya. Sangat bermanfaat 😍
BalasHapus
BalasHapusTrimakasih ilmunya mudah di pahami dan semoga bermanfaat
Terimakasih ilmunya
BalasHapusSangat bermanfaat & terus berkarya yaa :)
BalasHapus