Jumat, 23 Februari 2018

PERKEMBANGAN PSIKOLOGI ANAK PRA SEKOLAH, SEKOLAH, DAN PUBERTAS


Masa Anak Pra Sekolah
            Masa ini disebut juga masa kanak-kanak awal, terbentang antara umur 2-6 tahun. Beberapa ciri perkembangan pada masa ini adalah :
1.      Perkembangan motorik : dengan bertambahnya matangnya perkembangan otak yang mengatur sistem syaraf dan otot (neuron muskuler) memungkinkan anak-anak usia ini lebih lincah dan aktif bergerak. Dengan meningkatnya usia nampak perubahan dari gerakan kasar mengarah ke gerakan yang lebih halus yang memerlukan kecematan dan kontrol otot-otot yang lebih halus serta koordinasi. Keterampilan dan koordinasi gerakan harus dilatih dalam hal kecepatannya, ketepatannya dan keluwesannya.Beberapa permainan dan alat bermain dan sederhana seperti balok titian, tongkat dapat digunakan untuk membantu memperkembangkan aspek motorik ini. Beberapa keterampilan motorik  yang perlu di latih dalam hal keluwesan, kecepatan dan ketepatannya antara lain : keterampilan koordinasi anggota gerak seperti tubuh untuk berjalan, berlari, melompat, keterampilan tangan, jari jemari dalam hal makan, mandi, dan lain-lain.
2.      Perkembangan bahasa dan berpikir : sebagai alat komunikasi dan mengerti dunianya, kemampuan berbahasa lisan pada anak akan berkembang karena selain terjadi oleh pematangan dari organ-organ bicara dan fungsi berfikir, juga karena lingkungan ikut membantu mengembangkannya.Perkembangan bahasa dan berfikir sebagai alat komunikasi dan mengerti dunia nya, kemampuan berbahasa lisan pada anak akan berkembang karena selain terjadi oleh pematangan dari organ-organ bicara dan fungsi berfikir, juga harus karena lingkungan ikut membantu mengembangkan nya. Ada 4 tugas yang perlu di perhatikan pengembangan nya yaitu :
1.      Mengerti pembicaraan orang lain.
2.      Menyusun dan menambah perbendaharaan kata.
3.      Menggabungkan kata menjadi kalimat.
4.      Pengucapan yang baik dan benar.
Didalam segi berfikir anak berada pada tahap pra-operasional dan egosentris. Dengan tambahnya usia egosentrisme akan berkurang dan bertambah dengan fasihan berbicara, anak semakin lama semakin mampu menggunakan simbol-simbol. Kemampuan ini dilakukan karena pada usia mulai diperkenalkan dengan dunia baru. Yakni dunia pendidikan formal. Anak harus belajar menyesuaikan diri dengan peraturan dan disiplin dalam sekolah serta program-program dalam berbagai bidang pengembangan
3.      Perkembangan sosial : dunia pergaulan anak menjadi bertambah luas. Keterampilan dan penguasaan dalam bidang fisik, motorik, mental, dan emosi sudah lebih meningkat. Anak makin ingin melakukan bermacam-macam kegiatan. Pada masa ini anak dihadapkan pada tuntutan sosial dan susunana emosi baru bila orang tua atau lingkungan memberi cukup kebebasan dan kesempatan untuk melakukan kegiatan. Mereka mau menjawab pertanyaan anak dan tidak menghambat fantasi dan kreasi dalam bermain, dalam diri anak akan berkembang inisiatif. Sebaliknya, karna pada masa ini mulai juga terpupuk kata hati, maka bila ajaran moral dan disiplin ditanamkan terlalu keras dan kaku, pada anak akan timbul perasaan bersalah. (menurut erikson terjadi krisis antara inisiatif dengan rasa bersalah).
Masa Sekolah
Banyak ahli menganggap masa anak umur 6-12 tahun sebagai masa tenang atau masa latent. Dimana apa yang telah terjadi dan dipupuk pada masa-masa sebelumnya akan berlangsung untuk masa- masa selanjutnya.
Tahap usia ini juga disebut juga sebagai usia kelompok, dimana anak mulai mengalihkan perhatian dan hubungan intim dalam kekeluaraga kerjasama antar teman dan sikap-sikap terhadap kerja atau belajar. Dengan memasuki SD hal ini penting yang perlu dimiliki anak adalah kematangan sekolah.
Pada masa anak sekolah ini anak-anak membandingkan dirinya dengan teman-teman dimana ia mudah sekali dihinggapi ketakutan akan kegagalan dan ejekan teman. Bila pada masa ini ia sering gagal dan merasa cemas akan tumbuh rasa rendah diri, sebaliknya bila dia tau tentang bagaimana dan apa yang perlu dikerjakan dalam menghadapi tuntutan masyarakatnya dan ia berhasil mengatasi masalah dalam hubungan teman dan prestasi sekolahnya.
Dari hal ini akan timbul motivasi yang tinggi terhadap karya dengan lain perkataaan terpupuklah “industry”. Dengan memasuki dunia sekolah dan masyarakat anak-anak di hadapkan pada tuntutan sosial yang baru yang menyebabkan timbulnya harapan-harapan atas diri sendiri dan aspirasi-aspirasi baru, dengan perkataan lain akan muncul lebih banyak tuntutan dari lingkungan maupun dari dalam anak tersebut yang kesemuanya ingin dipenuhi. Beberapa keterampilan yang perlu dimiliki anak pada fase ini meliputi antara lain:
1.      keterampilan menolong diri sendiri (self-help skill): misalnya dalam hal mandi, berdandan, makan, sudah jarang atau bahkan tidak perlu ditolong lagi.
2.      Keterampilan bantuan dasar sosial (social-help skill); anak mampu membantu dalam tugas-tugas rumah tangga seperti menyapu, membersihkan rumah, mencuci dan sebagainya. Partisipasi mereka akan memupuk rasaan diri dan sikap bekerja sama.
3.      Keterampilan sekolah (school skill) : meliputi penguasaan dalam hal akademik dan non akademik (menulis, mengarang, matematika, melukis, menyanyi, prakarya dan sebagainya).
4.      Keterampilan bermain (play skill) : meliputi keterampilan dalam berbagai jenis permainan seperti antara lain main bola, mengendarai sepeda, sepatu roda, catur, bulu tangkis dan lain-lain.
Didalam segi emosinya, nampak pada usia ini anak mulai belajar mengendalikan reaksi emosinya dengan berbagai cara atau tindakan yang dapat diterima lingkungannya (misalnya sekarang ini ia tidak lagi menjerit-jerit dan berguling kalau keinginannnya tidak dipenuhi karena reaksi semacam itu dianggap seperti anak kecil). Memang masih sering terjadi bahwa dirumah anak-anak usia ini  kurang besar motivasinya untuk mengendalikan emosi bila dibandingkan dengan kontrol emosi yang dilakukannya diluar rumah (diantara teman atau disekolah).
Pada akhir masa sekolah, karena tujuan utama masa ini adalah diakui sebagai anggota dari suatu kelompok, maka biasanya anak-anak cenderung lebih memilih aturan-aturan yang ditetapkan kelompoknya daripada apa-apa yang diatur oleh orang tuanya (misalnya dalam cara berpakaian, berdandan, berbicara, bertingkah laku dan sebagainya).Melalui pengasuhan dirumah dan pergaulan sosial sehari-hari anak belajar bagaimana berinteraksi dengan orang lain. Bagaimana ia menemukan identitas diri dan peran jenis kelaminnya, bagaimana melatih otonomi, sikap mandiri dan berinisiatif, bagaimana belajar mengatasi kecemasan dan konflik secra tepat, bagaimana cara mengembangkan moral dan kata hati yang benar dan serasi.
Aspek perkembangan pada masa anak sekolah
A.    Perkembangan kemampuan penalaran bermoral
Kemampuan penalaran moral merupakan kemampuan seseorang untuk memakai cara berpikir tertentu yang dapat menerangkan pilihannya,mengapa melakukan atau tidak melakukan suatu tingkah laku. Macam penalaran yang dipakai seorang anak menunjukan tingkat perkembangan moralnya. Sejak saat kelahiran pada dasarnya, seorang anak lebih mementingkan dirinya. Sifat mengingat dirinya, selfish,akan berkurang dengan bertambahnya usia,kemampuan kognitif dan pengalaman sosial,sehingga akan tercapai tahap perkembangan penalaran moral yang lebih tinggi.
Perkembangan moral meliputi enam tahap yang terbagi atas tiga tingkat sebagai berikut:
I.                   Tingkat prakonvensional
1.      Tahap pertama (umur 0-7 tahun)
Orientasi pada hukuman dan kepatuhan,ketaatan. Hukuman fisik terhadap suatu perbuatan dipakai oleh anak untuk menentukan apakah suatu perbuatan baik atau buruk. Perbuatan baik akan dirumuskan oleh anak sebagai perbuatan yang tidak akan mengakibatkan hukuman baginya. Pada tahap ini,menghindari hukuman dan kepatuhan terhadap otoritas yang berkuasa akan dinilai positif oleh anak.
2.      Tahap kedua ( sekitar 10 tahun)
Orientasi instrumental yang relatif. Anak hanya mengharap,mencari hadiah yang nyata. Perbuatan yang benar merupakan perbuatan yang hanya memuaskan kebutuhannya. Hubungan timbal balik sangat ditekankan, saya dipukul,saya akan membalas memukul.
II.                Tingkat konvensional
3.      Tahap ketiga (sekitar 13 tahun)
Orientasi penyesuaian antar pribadi. Perbuatan baik adalah perbuatan yang disenangi dan diterima baik oleh orang tua, guru, teman sebaya,tetangga atau teman sejawat. Pada tahap ini anak sudah mencapai tingkat kognitif yang lebih tinggi sehingga sudah dapat mengambil tempat orang lain,mengerti pandangan orang lain,dan apa yang dapat menyenangkan orang lain.
4.      Tahap keempat ( sekitar 16 tahun)
Orientasi pada hukum, tata tertib dan aturan. Doktrin-doktrin politik dan keagamaan lebih mudah dimengerti dan diterima. Orientasi terhadap kegiatan untuk melakukan tugas,kewajiban masing-masing,memenuhi peraturan tertentu dan mempertahankan ketertiban sosial.
III.             Tahap post-konvensional
5.      Tahap kelima (masa dewasa muda)
Seorang yang berada pada tingkat ini mengambil keputusan-keputasan berdasarkan apa yang baik dan yang tepat berdasarkan suatu kontrak, perjanjian,baik sosial maupun pribadi
6.      Tahap keenam (masa dewasa)
Orientasi prinsip etis-universal
Moralitas dirumuskan sebagai keputusan dari hati nurani. Prinsip-prinsip etis dipilih sendiri berdasarkan konsep abstrak keadilan dan persamaan.
B.     Perkembangan kepribadian
a.       Pembentukan hati nurani sebagai inti pribadi, petunjuk bagi tingkah laku dan sensor terhadap keinginan dan dorongan yang tidak wajar disalurkan.
b.      Sifat egosentris mulai dikikis dan sifat lebih mengingat oranglain mulai dipupuk.
c.       Dorongan ingin tahu tersalur melalui pertanyaan yang perlu jawaban.
d.      Penanaman disiplin dan tanggungjawab secara bertahap melalui pelaksanaan tugas dan kewajiban dengan derajat kesulitan yang menyingkat sesuai dengan umur.
C.     Perkembangan sosial
Hubungan dengan teman memperlihatkan perubahan anak mulai pergi dengan teman, keluar lingkungan keluarga dan memperluas lingkungan sosialnya dengan lingkungan teman disekolah maupun diluar sekolah. Anak belajar mengenal tatacara dan adat istiadat adat keluarga lain.
Masa Pubertas
Menurut Papalia, Olds, dan Feldman (2009) menjelaskan bahwa masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang mengandung perubahan besar fisik, kognitif dan psikososial.
Menurut King (2010) masa remaja adalah masa perkembangan yang merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa. Masa ini dimulai pada sekitar usia 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 hingga 21 tahun.
Masa remaja dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
1.      Masa remaja awal sekitar usia 13 sampai 17 tahun
2.      Masa remaja akhir sekitar usia 17-18 tahun.
a.       Perkembangan Fisik
Masa perkembangan remaja dimulai dengan masa puber, yaitu umur kurang lebih antara 12-14 tahun. Masa puber atau permulaan remaja adalah suatu masa saat perkembangan fisik dan intelektual berkembang sangat cepat. Pertengahan masa remaja adalah masa yang lebih stabil untuk menyesuaikan diri dan berintegrasi dengan perubahan permulaan remaja, kira-kira umur 14 tahun sampai umur 16 tahun. Remaja akhir yang kira-kira berumur 18 tahun sampai umur 20 tahun ditandai dengan transisi untuk mulai bertanggungjawab, membuat pilihan dan berkesempatan untuk mulai menjadi dewasa.
Pubertas adalah suatu rangkaian perubahan fisik yang membuat organisme secara matang mampu berproduksi. Hampir setiap organ dan sistem tubuh dipengaruhi oleh perubahan ini. Anak yang sedang mengalami puber awal akan berbeda dengan puber akhir dalam penampakan luar karena perubahan tinggi, proporsi tubuh, dan adanya tanda-tanda perkembangan seksual pertama dan kedua.
Walaupun urutan kejadian pada pubertas umumnya sama bagi setiap anak, waktu dan kecepatan tiap anak berbeda. Rata-rata anak perempuan mulai terjadi perubahan 1 sampai 2 tahun lebih awal daripada anak laki-laki. Seperti pada permulaan kecepatan, perubahan juga bervariasi dan beberapa anak pada 18 sampai 24 bulan dari permulaan sudah mengalami perubahan untuk matang berproduksi, sedangkan yang lain mungkin memerlukan 6 tahun untuk berubah melalui tahap-tahap yang sama.
Kemampuan remaja untuk membedakan antara lain sebagai berikut :
1.      Mereka berasumsi bahwa ada satu cara untuk menemukan semua kemungkinan kombinasi.
2.      Mereka membuat prosedur untuk menyimpan hasil.
3.      Mereka mengenal bahwa mungkin ada satu cara yang dapat membuat warna.
4.      Mengerti pengaruh hasil perbandingan terhadap setiap bahan kimia.
Kemampuan anak remaja untuk memperbaiki, menganalisis, membandingkan dan memutarbalikkan hubungan yang abstrak merupakan pengalaman yang akan mendasari keterampilan yang diperlukan setelah mereka menjadi orang dewasa. Kemampuan lain dari remaja adalah kemampuan untuk memberikan alasan yang masuk akal tentang situasi dan kondisi yang tidak dialami.
Perubahan fisik dan intelektual remaja dapat berpotensi mengacaukan perasaan dan pribadi anak secara keseluruhan. Tugas psikososial remaja adalah menciptakan suatu perasaan yang erikson sebut sebagai ego identity. Untuk mencapai ini biasanya tergantung pada beberapa aktifitas.
1.      Mereka menaruh perhatian besar pada cara orang lain memandang mereka.
Remaja awal mempunyai antena yang sensitif, siap untuk menerima pesan yang lembut tentang diri mereka sendiri dari orang lain. Mereka mendengarkan dengan hati-hati kelompok mereka, orang tua, guru dan orang dewasa lain tentang suatu informasi yang menunjukkan bagaimana orang itu memandang mereka. Informasi yang dapat diperbincangkan, dikhawatirkan, dibandingkan dengan pandangan orang lain, dan dimasukkan dalam konsep diri mereka jika informasi itu cocok dengan informasi yang sudah ada.
2.      Mereka mencari sesuatu yang sudah berlalu.
Remaja awal sering ingin tahu tentang asal-usul mereka, siapa saja keluarga besar mereka, pengalaman mereka waktu kecil dan masa kanak-kanak. Mereka belajar tentang genetik, dan menaruh perhatian tentang asal usul, sifat-sifat, fisik dan psikologi mereka. Remaja yang sehat menjelajahi siapakah mereka yang mencoba untuk berbeda.
3.      Mereka bertindak pada perasaan dan mengekpresikan kepercayaan serta pendapat mereka.
Remaja menilai tinggi pada “kejujuran” dan bertingkah laku dengan cara-cara “benar untuk dirinya sendiri”. Beberapa remaja menjadi sulit jika mereka berpikir bahwa mereka tidak menyampaikan perasaan yang sebenarnya atau jika mereka tidak konsisten dengan tingkah laku mereka. Perlahan-lahan sebagian besar remaja menyadari bahwa perasaan, kepercayaan dan orang-orang yang dapat berubah, dan bahwa konsisten kurang penting dari pada menyampaikan dirinya sendiri secara tepat dan apa adanya.
b.      Otonomi
Perkembangan kepribadian lain yang penting pada masa remaja adalah tuntutan otonomi yang bertambah untuk menentukan dirinya sendiri. Kesadaran remaja untuk berkembangan sama seperti orang dewasa berkembang, dan kemampuan mereka untuk menganalisis dan memperbaiki rencana mereka menjadi bertambah sulit jika mereka menerima pengarahan orang dewasa. Remaja tahu bahwa mereka harus bertanggungjawab untuk perbuatan mereka seperti halnya orang dewasa dan mereka perlu berlatih bahwa tanggungjawab adalah sangat penting.
c.       Penyesuaian Diri
Pada waktu yang sama ketika remaja sedang mencari otonomi dari orang tua mereka dan orang tua lain, mereka juga sedang mencari penyesuaian diri untuk dapat diterima oleh kelompok mereka. Dan untuk bisa diterima, mereka mencontoh gaya bahasa, pakaian dan tingkah laku kelompok. Mereka mungkin membentuk “peraturan-peraturan kelompok” yang melarang masuk siapa saja yang tidak memakai pakaian yang “benar”. Meskipun pembentukan kelompok merupakan suatu pernyataan emansipasi sosial, tidak terlepas dari adanya bahaya, sebab setiap pembentukan kelompok kecenderungan kohesi bertambah kuat.
d.      Perkembangan Pribadi
Persahabatan, popularitas, konflik dengan kelompoknya, berkencan dan hubungan seksual, semua menghabiskan waktu dan energi remaja yang cukup besar. Kegiatan dan pendapat kelompok cukup besar ketika mereka dalam masa pubertas. Pada permulaan remaja menurut Sullivan, dua kebutuhan baru timbul. Pertama adalah kebutuhan akan hubungan dengan orang lain  secara akrab dimana dia dapat menyampaikan perasaan dan pikirannya. Kedua, kurang peting, adalah mengembangkan keterampilan untuk berhubungan dengan orang lain secara akrab dan mulai mengembangkan hubungan yang akan menuju pilihan partner untuk kepuasaan seks.
e.       Masalah-masalah remaja
Remaja adalah masa ketika identitas dikembangkan lebih besar (Erikson,1963). Hampir sebagian remaja mengalami suatu konflik emosi (Blos, 1989). Untuk sebagian besar remaja, kekacauan emosi dapat ditangani dengan sukses, tetapi untuk beberapa remaja lari pada obat bius atau bunuh diri.
1.      Kenakalan Remaja
Satu dari masalah yang paling serius dari remaja adalah remaja nakal (delinquent), dan kebanyakan laki-laki. Remaja nakal biasanya berprestasi rendah. Biasanya mereka didukung oleh kelompoknya. Sebab terjadinya anak nakal atau juvenile delinquency pada umumnya adalah sebab yang kompleks, yang berarti suatu sebab dapat menimbulkan sebab yang lain. Para ahli sosiologi berpendapat bahwa kenakalan remaja adalah suatu penyesuaian diri, yaitu respons yang dipelajari terhadap situasi lingkungan yang tidak cocok atau lingkungan yang memusuhinya. Hasil penelitian Robbin (1986) berpendapat kenakalan remaja akibat adanya masalah neurobiological, sehingga menimbulkan genetik yang tidak normal. Ahli lain berpendapat kenakalan remaja merupakan produk konstitusi defektif mental dan emosi-emosi mental. Mental dan emosi anak remaja belum matang, masih labil dan rusak akibat proses conditionering lingkungan yang buruk.
2.      Gangguan Emosi
Gangguan emosi yang sering timbul pada anak-anak remaja. Mereka mengalami depresi, kecemasan yang berlebihan tentang kesehatan sampai pikiran bunuh diri atau mencoba bunuh diri (Mosterson, 1987). Banyak anak remaja yang terlibat dalam kenakalan remaja, bertingkah laku aneh, minum minuman keras, kecandungan obat bius, alkohol, sehingga memerlukan bantuan yang serius. Disini peranan konselor dan psikolog amat penting.
3.      Penyalahgunaan obat bius dan alkohol
Penyalahgunaan obat bius dan alkohol bertambah secara dramatis akhir tahun ini. Beberapa dari siswa-siswi SMA terutama dikota besar menggunakan mariyuana dan minuman kuras. Obat bius juga disebut sebagai drugs. Drugs terdiri dari hard drugs dan soft drugs. Obat keras bisa mempengaruhi saraf dan jiwa si penderita secara tepat. Waktu ketagihannya berlangsung relatif pendek. Jika sipenderita tidak segera dapat menjauhi obat tersebut, dia bisa meninggal. Sedangkan soft drugs bisa mempengaruhi saraf dan jiwa penderita, tetapi tidak terlalu keras. Waktu ketagihannya agak panjang dan tidak mematikan.
Kebutuhan Bimbingan Psikologis
a)      Kebutuhan rasa aman
Rasa aman dalam bentuk lingkungan psikologis yaitu terbebas dari gangguan dan ancaman serta permasalahan yg dapat mengganggu ketenangan hidup seseorang.
b)      Kebutuhan akan rasa cinta dan memiliki atau kebutuhan sosial
Pemenuhan kebutuhan ini cenderung pada terciptanya hubungan sosial yg harmonis dan kepemilikan.
c)      Kebutuhan harga diri
Setiap manusia membutuhkan pengakuan secara layak atas keberadaan bagi orang lain. Hak dan martabatnya sebagai manusia tidak dilecehkan oleh orang lain, bilamana terjadi pelecehan harga diri maka setiap orang akan marah atau tersinggung.
d. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Disebut juga “selfactualizationneeds”. Setiap orang memiliki potensi dan itu perlu pengembangan dan pengaktualisasian. Orang akan menjadi puas dan bahagia bilamana dapat mewujudkan peran dan tanggungjawab dengan baik.
Menurut Jumbur dan Moh. Surya (1975) ada sembilan jenis kebutuhan manusia, yaitu :
1. Kebutuhan untuk memperoleh kasih sayang
2. Kebutuhan untuk memperoleh harga diri
3. Kebutuhan untuk memperoleh prestasi dan posisi
4. Kebutuhan untuk memperoleh penghargaan yang sama dengan orang lain
5. Kebutuhan untuk memperoleh kemerdekaan diri
6. Kebutuhan untuk memperoleh rasa aman dan perlindungan diri
7. Kebutuhan untuk dikenal orang lain
8. Kebutuhan untuk merasa dibutuhkan oleh orang lain
9. Kebutuhan untuk menjadi bagian dari kelompoknya.
  Kesimpulan
Dengan mengetahui prinsip-prinsip pengembangan serta ciri-ciri perkembangan dari berbagai tahap-tahap usia, diharapkan orang tua dapat lebih mengenal pertumbuhan dan perkembangan putra putri nya dan sedini mungkin menemukan kemungkinan adanya kelainan atau penyimpangan dalam perkembangan psikologis pada anak. Adanya kerja sama dan pendekatan bersama oleh para ahli dari berbagai bidang ilmu dan kegiatan akan sangat membantu perkembangan anak.
Pada umur tiga tahun, anak siap-siap untuk mampu berbicara. Selama tahun-tahun sebelum masuk sekolah sampai masuk sekolah dasar, mereka belajar aturan-aturan dengan membentuk kata-kata atau suara. Pertama dengan cara menggeneralisasi, kemudian mulai memperbaiki kata-kata pengecualian. Keterampilan membaca berkembang melalui proses yang sama.
Anak-anak mulai berinteraksi sosial dengan anak-anak lain, mula-mula dengan anggota keluarga dirumah, kemudian disekitar tetangga dan akhirnya kesekolah. Aturan-aturan dirumah ditambah aturan-aturan disekolah. Hungan teman sebaya membuat anak-anak menilai diri mereka sendiri, menyampaikan pandangan mereka sendiri dan memperdebatkan sudut pandang yang berbeda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Kebidanan adalah satu bidang ilmu yang mempelajari keolmuam dan seni yang mempersiapkan kehamilan,menolong persalinan, nifas dan menyusui, m...