Minggu, 25 Februari 2018

Pemeriksaan Fisik Pada Ibu Hamil


Prinsip Dasar dan Teknik Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik merupakan salah satu cara untuk mengetahui gejala atau masalah kesehatan yang dialami oleh pasien. Pemeriksaan fisik bertujuan untuk mengumpulkan data tentang kesehatan pasien, menambah informasi, menyangkal data yang diperoleh dari riwayat pasien, mengidentifikasi masalah pasien, menilai perubahan status pasien, dan mengevaluasi pelaksanaan tindakan yang telah diberikan. Dalam melakukan pemeriksaan fisik terdapat teknik dasar yang perlu dipahami, di antaranya :
1.      Inpeksi
Inpeksi merupakan proses pengamatan atau observasi untuk mendeteksi masalah kesehatan pasien. Cara efektik melakukan inpeksi adalah sebagai berikut :
a.       Atur posisi pasien sehingga bagian tubuhnya dapat diamati secara detail.
b.      Berikan pencahayaan yang cukup.
c.       Lakukan inpeksi pada area tubuh tertentu untuk ukuran, bentuk, warna, kesimetrisan, posisi, dan abnormalitasnya.
d.      Bandingkan suatu area sisi tubuh dengan bagian tubuh lainnya.
e.       Jangan melakukan inpeksi secara terburu-buru.
2.      Palpasi
Palpasi merupakan pemeriksaan dengan indra peraba, yaitu tangan. Untuk menentukan ketahanan, kekenyalan, kekerasan, tekstur, dan mobilitas. Palpasi membutuhkan kelembutan dan sensitivitas. Untuk itu, hendaknya menggunakan permukaan palmar jari, yang dapat digunakan untuk mengkaji posisi, tekstur, konsistensi, bentuk massa, dan pulsasi. Pada telapak tangan dan permukaan kalmar tangan lebih sensitif pada getaran. Sedangkan untuk mengkaji temperatur hendaknya menggunakan bagian belakang tangan dan jari.
3.      Perkusi
Perkusi merupakan pemeriksaan dengan melakukan pengetukan yang menggunakan ujung-ujung jari pada bagian tubuh untuk mengetahui ukuran, batasan, konsistensi organ-organ tubuh, dan menentukan adanya cairan dalam rongga tubuh. Ada dua cara dalam perkusi yaitu cara langsung dan cara tidak langsung. Cara langsung dilakukan dengan mengetuk secara langsung menggunakan satu atau dua jari. Sedangkan cara tidak langsung dilakukan dengan menempatkan jari tengah tangan diatas permukaan tubuh dan jari tangan lain, telapak tidak pada permukaan kulit. Setelah mengetuk, jari tangan ditarik ke belakang.
Secara umum, hasil perkusi dibagi menjadi tiga macam, diantaranya sonor. Sonor adalah suara yang terdengar pada perkusi paru-paru normal; pekak suara yang terdengar pada perkusi otot; dan timpani adalah suara yang terdengar pada abdomen bagian lambung. Selain itu, terdapat suara yang terjadi diantara suara tersebut, seperti redup dan hipersonor. Redup adalah suara antara sonor dan pekak sedangkan hipersonor adalah suara antara sonor dan timpani.
4.      Auskultasi
Auskultasi merupakan pemeriksaan dengan mendengarkan bunyi yang dihasilkan oleh tubuh melalui stetoskop. Dalam melakukan auskultasi, beberapa hal yang perlu didengarkan diantaranya :
a.       Frekuensi atau siklus gelombang bunyi.
b.      Kekerasan atau amplitudo bunyi.
c.       Kualitas dan lamanya bunyi.
PEMERIKSAAN FISIK PADA IBU HAMIL
            Pemeriksaan fisik harus dilakukan secara menyeluruh karena telah terjadi perubahan akibat kehamilan, yang bersumber dari perubahan hormonal. Perubahan sistem hormonal ini dapat memperberat penyakit ibu yang diderita sebelumnya sehingga penting karena akan memengaruhi tumbuh kembang janin.
A.    Pemeriksaan umum
Pemeriksaan umum meliputi pemeriksaan jantung dan paru-paru, refleks, serta tanda-tanda vital seperti tekanan darah, denyut nadi, suhu, dan pernapasan. Tujuan pemeriksaan umum pada ibu hamil yaitu :
1.      Menilai keadaan umum yang dapat mendukung kehamilan atau sebaliknya sehingga dapat dilakukan upaya perbaikan.
2.      Mencari tanda-tanda perubahan fisik ibu hamil yang dapat mendukung diagnosis kehamilan.
3.      Mencari kemungkinan penyakit yang telah dideritanya atau terselubung sehingga dapat ditegakkan diagnosis dini dan pengobatan.
4.      Melakukan pemeriksaan penunjang khususnya laboratorium untuk menilai kesehatan umum ibu hamil atau untuk menegakkan diagnosis penyakit yang diderita.
5.      Menilai status gizi, tingkat kesadaran, serta ada tidaknya kelainan bentuk badan.

B.     Pemeriksaan Kebidanan atau Pemeriksaan Khusus
Tujuan pemeriksaan khusus yaitu :
1. Untuk memastikan telah terjadinya kehamilan.
2. Untuk memastikan apakah kehamilannya intrauteri.
3. Untuk memastikan apakah kehamilannya tunggal atau ganda.
4. Untuk memastikan apakah kehamilannya tergolong berisiko rendah, merugikan atau berisiko tinggi.
5. Bagaimana sikap masing-masing untuk menghadapi keadaan tersebut.
6. Untuk menentukan keadaan janin dan ibu saat ini.
7. Untuk menentukan apakah perlu diberikan pengobatan terhadap penyakit yang diderita ibu.
8. Untuk menentukan apakah saat ini diperlukan intervensi medis.
9. Jika perlu dilakukan intervensi medis, perlu ditetapkan bagaimana bentuknya, tempat dilakukan sehingga jika mungkin tercapai well born  baby and well health mother.
Konsep Pemeriksaan Ibu Hamil adalah :
1.      Inspeksi, dilakukan untuk menilai keadaan ada tidaknya cloasma gravidarum pada muka/wajah, pucat atau tidak pada selaput mata, dan ada tidaknya edema. Pemeriksaan selanjutnya adalah pemeriksaan pada leher untuk menilai ada tidaknya pembesaran kelenjar gondok atau kelenjar limfe. Pemeriksaan dada untuk menilai bentuk buah dada dan pigmentasi puting susu. Pemeriksaan perut untuk menilai apakah perut membesar ke depan atau ke samping, keadaan pusat, pigmentasi linea alba, serta ada tidaknya striae gravidarum. Pemeriksaan vulva untuk menilai keadaan perineum, ada tidaknya tanda chadwick, dan adanya fluor. Kemudian pemeriksaan ekstremitas untuk menilai ada tidaknya varises.
2.      Palpasi, dilakukan untuk menentukan besarnya rahim dengan menentukan usia kehamilan serta menentukan letak anak dalam rahim. Pemeriksaan secara palpasi dilakukan dengan menggunakan metode Leopold, yakni :
a.       Leopold 1
Leopold 1 digunakan untuk menentukan usia kehamilan dan bagian apa yang ada dalam fundus, dengan cara pemeriksa berdiri sebelah kanan dan menghadap ke muka ibu, kemudian kaki ibu dibengkokkan pada lutut dan lipat paha, lengkungkan jari-jari kedua tangan untuk mengelilingi bagian atas fundus, lalu tentukan apa yang ada dalam fundus. Bila kepala sifatmya keras, bundar dan melenting. Sedangkan bokong akan lunak, kurang bundar, dan kurang melenting. Tinggi normal fundus selama kehamilan dapat ditentukan sebagaimana gambar berikut :
b.      Leopold II
Leopold II digunakan untuk menentukan letak punggung anak dan letak bagian kecil pada anak. Caranya, letakkan kedua tangan pada sisi uterus, dan tentukan dimanakah bagian terkecil bayi.
c.       Leopold III
Leopold III digunakan untuk menentukan bagian apa yang terdapat di bagian bawah dan apakah bagian bawah anak sudah atau belum terpegang oleh pintu atas panggul. Caranya, tekan dengan ibu jari dan jari tengah pada salah satu tangan secara lembut dan masuk ke dalam abdomen pasien di atas simpisis pubis. Kemudian peganglah bagian presentasi bayi, lalu bagian apakah yang menjadi presentasi tersebut.
d.      Leopold IV
Leopold IV digunakan untuk menentukan apa yang menjadi bagian bawah dan seberapa masuknya bagian bawah tersebut ke dalam rongga panggul. Caranya, letakkan kedua tangan di sisi bawah uterus, lalu tekan ke dalam dan gerakan jari-jari ke arah rongga panggul, di manakah tonjolan sefalik dan apakah bagian presentasi telah masuk. Pemeriksaan ini tidak dilakukan bila kepala masih tinggi. Pemeriksaan leopold lengkap dapat dilakukan bila janin cukup besar, kira-kira bulan VI ke atas.
3.      Auskultasi, dilakukan umumnya dengan stetoskop monoaural untuk mendengarkan bunyi jantung anak, bising tali pusat, gerakan anak, bising rahim, bunyi aorta, serta bising usus. Bunyi jantung anak dapat didengar pada akhir bulan ke-5, walaupun dengan ultrasonografi dapat diketahui pada akhir bulan ke-3. Bunyi jantung anak dapat terdengar di kiri dan kanan di bawah tali pusat bila presentasi kepala. Bila terdengar setinggi pusat, maka presentasi didaerah bokong. Bila terdengar pada pihak berlawanan dengan bagian kecil, maka anak fleksi dan bila sepihak maka defleksi.
Dalam keadaan sehat, bunyi jantung antara 120-140 kali permenit. Bunyi jantung dihitung dengan mendengarkannya selama 1 menit penuh. Bila kurang dari 120 kali permenit atau lebih dari 140 kali permenit, kemungkinan janin dalam keadaan gawat janin. Selain bunyi jantung anak, dapat didengarkan bising tali pusat seperti meniup. Kemudian bising rahim seperti bising yang frekuensinya sama seperti denyut nadi ibu, bunyi aorta frekuensinya sama seperti denyut nadi dan bising usus yang sifatnya tidak teratur.
4.      Pemeriksaan Dalam
5.      Pemeriksaan Tambahan :
a.       Minimal dilakukan ultrasonografi
b.      Pemeriksaan penunjang lain, seperti pemeriksaan laboratorium.
Penatalaksanaan Pemeriksaan Fisik Umum

Pelaksanaan pemeriksaan fisik umum dapat dijabarkan sebagai berikut :

Pemeriksaan Fisik
Penjabaran
Keterangan
Kesadaran Umum
·         Kesadaran penderita sangat penting dinilai, dengan melakukan anamnesis.
·         Kesadaran dinilai dengan baik jika dapat menjawab semua pertanyaan.
·         Penderita sadar akan menunjukkan tidak ada kelainan psikologis.
Keadaan Gizi
·         Hubungan antara tinggi badan/berat badan seimbang.
·         Berat badan ideal adalah tinggi badan dikurangi 100, sebagai perhitungan kasar.
·         Berat badan bumil akan bertambah terus sesuai  tumbuh kembang kehamilan.
·         Tidak anemia dapat dartikan gizi cukup, anemia akan dapat dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium.
Kulit / Mukosa
·         Ikterus
·         Menunjukan adanya kemungkinan kelainan fungsi liver.
Jantung / Paru
·         Dispnoe
·         sianosis
·         kemungkinan terdapat desakan uterus yang terlalu besar.
·         Kemungkinan penyakit paru dan atau jantung.
·         Warna biru dibagian akral, menunjukkan kekurangan konsumsi O2 yang dapat disebabkan oleh penyakit jantung atau paru.
Edema
·         Dapat terjadi pada muka, kaki, dan tangan
·         Dapat merupakan gejala dari preeklampsia, eklampsia
·         Penyakit jantung
·         Kekurangan albumin dalam darah
·         Kekurangan vit B1 atau kompleks
Tekanan Darah
·         Pada umumnya normal
·         Batas terendah tekanan darah adalah 140/90 mmHg yang merupakan titik awal kemungkinan preeklampsia
·         Kenaikan tidak boleh lebih dari 30 sistolik atau 15 mmHg pada diastoliks
·         Lebih dari batasan tersebut ada kemungkinan mulai terdapat preeklampsia ringan
Refleks
·         Refleks lutut paling penting
·         Berkaitan dengan kekurangan vitamin B, atau penyakit saraf, intoksikasi magnesium sulfat
Berat Badan
·         Bertambahnya berat badan merupakan ukuran penting
·         Trimester I kenaikan BB masih sukar, karena dalam masa emesis gravidarum
·         Berat badan diperbolehkan naik sekitar 0,5 kg/ minggu
·         Kenaikan berat badan tidak melebihi 16-20 kg
·         Rata-rata kenaikan BB sekitar 12-16 Kg selama hamil
·         Kenaikan berlebih harus dievaluasi
Pemeriksaan Laboratorium : Glukosa dalam urin
·         Hanya terdapat pada DM
·         Pada akhir kehamilan mungkin terdapat laktosa
·         Untuk memastikan adanya DM perlu dilakukan pemeriksaan tes toleransi glukosa
·         Kemungkinan glukosuria yang terjadi segera setelah makan, disebabkan intoleransi insulin, tetapi keadaan ini cepat menjadi normal
·         Persiapan untuk gula ASI
·         Tes reduksi mungkin positif.





Referensi
Uliyah, Musrifatul. 2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan, Edisi 2. Salemba Medika : Jakarta.
Manuaba, 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. EGC : Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Kebidanan adalah satu bidang ilmu yang mempelajari keolmuam dan seni yang mempersiapkan kehamilan,menolong persalinan, nifas dan menyusui, m...