Senin, 23 April 2018

ADAPTASI PSIKOLOGI MASA IBU LANSIA DAN MENOPAUSE


2.1 Pengertian Lansia
Wanita sebagai lansia adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Masa ini dimulai dari umur enam puluh tahun sampai meninggal, yang ditandai dengan adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologi yang semakin menurun.
Pembagian umur lansia menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) :
1   Usia pertengahan (middle age) 45-49 tahun
2   Lanjut usia (elderly) 60-74 tahun
3   Lanjut usia tua (old) 75-90 tahun
4   Usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun
2.2 Adaptasi Psikologi Masa Lansia
Kartono (1992) dalam Kurniati (2009) mengemukakan perubahan-perubahan psikis yang terjadi pada masa menopause akan menimbulkan sikap-sikap yang berbeda antara lain yaitu adanya suatu krisis yang dimanifestasikan dalam simptom-simptom psikologis seperti : depresi, mudah tersinggung, dan mudah menjadi marah dan diliputi banyak kecemasan. Aspek psikologis yang terjadi pada lansia atau wanita menopause amat penting peranan dalam kehidupan sosial lansia terutama dalam menghadapi masalah-masalah yang berkaitan dengan pensiun; hilangnya jabatan atau pekerjaan yang sebelumnya sangat menjadi kebanggaan sang lansia tersebut. Berbicara tentang aspek psikolgis lansia dalam pendekatan elektik holistik, sebenarnya tidak dapat dipisahkan antara aspek organ-biologis, psikologis, sosial, budaya, dan spiritual dalam kehidupan lansia. Beberapa gejala psikologis yang menonjol ketika lansia adalah kehilangan harga diri karena menurunnya daya tarik fisik dan seksual, mereka merasa tidak dibutuhkan oleh suami dan anak-anak mereka, serta merasa kehilangan feminitas karena fungsi reproduksi yang hilang.
            Pada wanita yang menghadapi periode menopause, munculnya simtom-simtom psikologis sangat dipengaruhi oleh adanya perubahan pada aspek fisik-fisiologis sebagai akibat dari berkurangnya dan berhentinya produksi hormon estrogen. Menopause seperti halnya menarche pada gadis remaja (awal dari masaknya hormon estrogen), remaja ada yang cemas, gelisah tetapi ada juga yang biasa. Pada perempuan yang mengalami menopause keluhan yang sering dirasakan, antara lain : merasa cemas, takut, lekas marah, mudah tersinggung, sulit konsentrasi, gugup, merasa tidak berguna- tidak berharga, stres bahkan ada yang mengalami depresi.
Tetapi apakah semua wanita akan mengalami gangguan psikologis dalam menghadapi menopause. Kenyataannya tidak semua wanita tengah baya mengalami kecemasan, ketakutan bahkan depresi saat menghadapi menopause. Jadi ada juga wanita yang tidak merasakan adanya gangguan pada kondisi psikisnya. Berat ringannya stress yang dialami wanita dalam menghadapi dan mengatasi menopause sangat dipengaruhi sangat dipengaruhi oleh bagaimana penilaiannya terhadap menopause. Penilaian individu terhadap peristiwa yang dialami ada yang negatif ada yang positif.
2.3  Masalah Umum pada Lansia (Hurlock, 1980)
1.      Keadaan fisik lemah dan tak berdaya, sehingga harus tergantung dengan orang lain.
2.      Status ekonominya terancam sehingga cukup beralasan untuk melakukan berbagai perubahan besar pada pola hidupnya.
3.      Menentukan kondisi hidup yang sesuai dengan perubahan status ekonomi dan kondisi fisik.
4.      Mengembangkan kegiatan baru untuk mengisi waktu luang yang semakin bertambah.
5.      Belajar memperlakukan anak yang sudah besar menjadi orang dewasa.
6.      Mulai terlibat dalam kegiatan masyarakat yang secara khusus direncanakan untuk orang dewasa.
2.4  Cara mengatasi gangguan psikologi
1.      Dukungan informatif
a.       Memberikan konseling bahwa berhentinya haid adalah hal yang fisiologis dan akan    dialami oleh semua wanita.
b.      Memberikan nasehat agar wanita tersebut mau dan bisa menerima status.
c.       Memberi nasehat agar dapat menerima keadaannya dengan lapang dada.
d.      Memberikan informasi agar selal mengkomunikasikan setiap masalah atau perubahan yang terjadi kepada suaminya.
2.      Dukungan Emosional
a.       Mempunyai rasa empati terhadap hal yang dialami oleh wanita menopause.
b.      Melibatkan anggota keluarga terutama suami dalam memahami kondisi istrinya.
c.       Memberikan perhatian dan kepedulian kepada wanita tersebut.
d.      Menciptakan lingkungan keluarga yang nyaman, tenang, harmonis dan saling pengertian.
3.      Dukungan penghargaan
a.       Memberi penghormatan sehingga wanita tersebut merasa dihargai.
b.      Memberi dorongan/support sehingga wanita tersebut bisa percaya diri.
4.      Dukungan instrumental
a.       Memberi bantuan tenaga terhadap apa yang dibutuhkan oleh wanita menopause.
b.      Memberi bantuan materi (yang dilakukan keluarga).
2.5  Aspek-aspek psikologis (Marie Bakburn dan Kate Davidson,1990)
1.      Suasana hati (kesedihan, kecemasan, mudah marah)
2.      Berpikir (hilang konsentrasi, lambat, ragu-ragu)
3.      Motivasi (minat kerja kurang, menekuni hobi, hindari kegiatan sosial, ketergantungan)
4.      Perilaku gelisah dan gerakan yang lamban
5.      Sintom biologis (hilang nafsu makan, hilang hasrat seksual, tidur terganggu, gelisah)Sebab utama wanita lansia Defresi:
a.       Mengingkari dan memprotes proses biologis yang mengarah pada ketuaan.
b.      Menganggap dramatis proses penuaan.
c.       Kemunduran jasmani diartikan sebagai tidak ada gunanya lagi hidup karena sudah mendekati kematian.
2.5 Gangguan psikologis yang terjadi pada masa menopause dan Lansia bisa berupa :
1.      depresi menstrual
Yaitu kepedihan hati dan kekecewaan bahwa wanita menopause kurang lengkap, dan kurang sempurna. Hal ini disebabkan oleh berhentinya fungsi reproduksi. Depresi menstrual timbul dengan interval waktu yang  tetap wanita jadi sangat sulit, banyak menuntut, rewel, gelisah sekali, cerewet, kepikunan mulai tampak, dan lain-lain. Semua gejala tersebut umumnya diiringi suasana hati yang cepat berubah.
Selain itu, wanita tersebut merasa cemas kalau organ reproduksinya mengalami kemunduran/proses devaluasi dalam, fungsinya dan merasakan kekecewaan, kejengkelan dan pengkhianat pahit disebabkan munculnya gejala-gejala kemunduran sehingga dengan segala usaha, wanita menopause berusaha mempertahankan dan melakukan berbagai kegiatan untuk mengawetkan feminitasnya.
Pengalaman-pengalaman tersebut merupakan pertumbuhan diri untuk mengawetkan feminitasnya, sebab utama wanita menopause mengalami suasana hati depresif adalah :
a)      Mengingkari dan memprotes proses biologis yang mengarah pada ketuaan
b)      Terlalu melebih-lebihkan keadaan dirinya
c)      Kemunduran jasmaniah dirasakan sebagai kemungkinan kematian dan tidak ada gans untuk terms hidup
d)     Menganggap hidupnya sudah tidak mengandung harapan, penuh ketelitian agar pribadinya dilupakan oleh semua orang
2.      Ide-ide delirius
Biasanya pada usia menopause, gejala abnormal akan muncul. Gejala tersebut berisikan ide-ide delirius (ide-ide abnormali kegilaan). Kemudian timbal semacam kegairahan seksual yang luar biasa. Pada wanita menopause tersebut tiba-tiba seksualitasnya menjadi membara, sensitif dan lain-lain sehingga untuk memenuhi kebutuhannya wanita tersebut melakukan masturbasi flitoris yang berarti memuaskan diri atau pemenuhan dari kebutuhan seksual dengan merangsang alat kelamin sendiri dengan tangan atau alat-alat mekanik.





BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Wanita sebagai lansia adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Masa ini dimulai dari umur enam puluh tahun sampai meninggal, yang ditandai dengan adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologi yang semakin menurun.
3.2 Kritik dan Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah diatas degan sumber-sumber yang lebih banyak dan tentunya dapat dipertanggungjawabkan.




DAFTAR PUSTAKA
Eko Suparni. 2016. Menopause Masalah dan Penanganannya. Deepublish  : Yogyakarta
Marmi dan margiyati.2013.pengantar psikologi kebidanan.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Hurlock, E.B. 1990. Psikologi Perkembangan, Suatu Rentang Kehidupan
(terjemahan : Istiwidayanti dan Soedjarwo). Edisi 5. Jakarta : Erlangga.
Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi Petugas Kesehatan. Depkes RI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Kebidanan adalah satu bidang ilmu yang mempelajari keolmuam dan seni yang mempersiapkan kehamilan,menolong persalinan, nifas dan menyusui, m...