BADAN KONSIL KEBIDANAN
Alur : jika terjadi kelalaian pelayanan atau kesalahan pelayanan maka bidan harus melapor terlebih dahuou ke IBI (Ikatan Bidan Indonesia), lalu IBI akan melakukan audit ke MPEB, selanjutnya IBI akan melaporkan ke Dinas Kesehatan.
Peran dan Tugas bidan berdasarkan etik dan kode etik :
Bab I : Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat
Bab II : Kewajiban bidan terhadap tugasnya
Bab III : kewajiban bidan terhadap teman sejawat dan tenaga kesehatan lain.
Bab IV : Kewajiban terhadap profesi
Bab V : kewajiban terhadap diri sendiri
Bab VI : kewajivan terhadap Pemerintah Nusa, Bangsa dan tanah air.
STANDAR PELAYANAN KEBIDANAN
Standar Pelayanan Kebidanan adalah landasan yang berpijak normative atau parameter atau alat ukur untuk menentukan tingkat keberhasilan dalam memenuhi kebutuhan klien dan menjamin mutu asuhan yang diberikan.
Berikut ini adalah standar pelayanan kebidanan :
1. Standar I : Falsafah dan tujuan
2. Standar II : Administrasi dan Pengelolaan
3. Standar III : Staf dan pimpinan
4. Standar IV : Fasilitas dan peralatan
5. Standar V : Kebijaksanaan dan prosedur
6. Standar VI : Pengembangan staf dan program pendidikan
Rabu, 28 Februari 2018
Minggu, 25 Februari 2018
Pemeriksaan Fisik Pada Ibu Hamil
Prinsip Dasar dan Teknik Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik merupakan salah satu cara untuk mengetahui gejala atau masalah kesehatan yang dialami oleh pasien. Pemeriksaan fisik bertujuan untuk mengumpulkan data tentang kesehatan pasien, menambah informasi, menyangkal data yang diperoleh dari riwayat pasien, mengidentifikasi masalah pasien, menilai perubahan status pasien, dan mengevaluasi pelaksanaan tindakan yang telah diberikan. Dalam melakukan pemeriksaan fisik terdapat teknik dasar yang perlu dipahami, di antaranya :
1. Inpeksi
Inpeksi merupakan proses pengamatan atau observasi untuk mendeteksi masalah kesehatan pasien. Cara efektik melakukan inpeksi adalah sebagai berikut :
a. Atur posisi pasien sehingga bagian tubuhnya dapat diamati secara detail.
b. Berikan pencahayaan yang cukup.
c. Lakukan inpeksi pada area tubuh tertentu untuk ukuran, bentuk, warna, kesimetrisan, posisi, dan abnormalitasnya.
d. Bandingkan suatu area sisi tubuh dengan bagian tubuh lainnya.
e. Jangan melakukan inpeksi secara terburu-buru.
2. Palpasi
Palpasi merupakan pemeriksaan dengan indra peraba, yaitu tangan. Untuk menentukan ketahanan, kekenyalan, kekerasan, tekstur, dan mobilitas. Palpasi membutuhkan kelembutan dan sensitivitas. Untuk itu, hendaknya menggunakan permukaan palmar jari, yang dapat digunakan untuk mengkaji posisi, tekstur, konsistensi, bentuk massa, dan pulsasi. Pada telapak tangan dan permukaan kalmar tangan lebih sensitif pada getaran. Sedangkan untuk mengkaji temperatur hendaknya menggunakan bagian belakang tangan dan jari.
3. Perkusi
Perkusi merupakan pemeriksaan dengan melakukan pengetukan yang menggunakan ujung-ujung jari pada bagian tubuh untuk mengetahui ukuran, batasan, konsistensi organ-organ tubuh, dan menentukan adanya cairan dalam rongga tubuh. Ada dua cara dalam perkusi yaitu cara langsung dan cara tidak langsung. Cara langsung dilakukan dengan mengetuk secara langsung menggunakan satu atau dua jari. Sedangkan cara tidak langsung dilakukan dengan menempatkan jari tengah tangan diatas permukaan tubuh dan jari tangan lain, telapak tidak pada permukaan kulit. Setelah mengetuk, jari tangan ditarik ke belakang.
Secara umum, hasil perkusi dibagi menjadi tiga macam, diantaranya sonor. Sonor adalah suara yang terdengar pada perkusi paru-paru normal; pekak suara yang terdengar pada perkusi otot; dan timpani adalah suara yang terdengar pada abdomen bagian lambung. Selain itu, terdapat suara yang terjadi diantara suara tersebut, seperti redup dan hipersonor. Redup adalah suara antara sonor dan pekak sedangkan hipersonor adalah suara antara sonor dan timpani.
4. Auskultasi
Auskultasi merupakan pemeriksaan dengan mendengarkan bunyi yang dihasilkan oleh tubuh melalui stetoskop. Dalam melakukan auskultasi, beberapa hal yang perlu didengarkan diantaranya :
a. Frekuensi atau siklus gelombang bunyi.
b. Kekerasan atau amplitudo bunyi.
c. Kualitas dan lamanya bunyi.
PEMERIKSAAN FISIK PADA IBU HAMIL
Pemeriksaan fisik harus dilakukan secara menyeluruh karena telah terjadi perubahan akibat kehamilan, yang bersumber dari perubahan hormonal. Perubahan sistem hormonal ini dapat memperberat penyakit ibu yang diderita sebelumnya sehingga penting karena akan memengaruhi tumbuh kembang janin.
A. Pemeriksaan umum
Pemeriksaan umum meliputi pemeriksaan jantung dan paru-paru, refleks, serta tanda-tanda vital seperti tekanan darah, denyut nadi, suhu, dan pernapasan. Tujuan pemeriksaan umum pada ibu hamil yaitu :
1. Menilai keadaan umum yang dapat mendukung kehamilan atau sebaliknya sehingga dapat dilakukan upaya perbaikan.
2. Mencari tanda-tanda perubahan fisik ibu hamil yang dapat mendukung diagnosis kehamilan.
3. Mencari kemungkinan penyakit yang telah dideritanya atau terselubung sehingga dapat ditegakkan diagnosis dini dan pengobatan.
4. Melakukan pemeriksaan penunjang khususnya laboratorium untuk menilai kesehatan umum ibu hamil atau untuk menegakkan diagnosis penyakit yang diderita.
5. Menilai status gizi, tingkat kesadaran, serta ada tidaknya kelainan bentuk badan.
B. Pemeriksaan Kebidanan atau Pemeriksaan Khusus
Tujuan pemeriksaan khusus yaitu :
1. Untuk memastikan telah terjadinya kehamilan.
2. Untuk memastikan apakah kehamilannya intrauteri.
3. Untuk memastikan apakah kehamilannya tunggal atau ganda.
4. Untuk memastikan apakah kehamilannya tergolong berisiko rendah, merugikan atau berisiko tinggi.
5. Bagaimana sikap masing-masing untuk menghadapi keadaan tersebut.
6. Untuk menentukan keadaan janin dan ibu saat ini.
7. Untuk menentukan apakah perlu diberikan pengobatan terhadap penyakit yang diderita ibu.
8. Untuk menentukan apakah saat ini diperlukan intervensi medis.
9. Jika perlu dilakukan intervensi medis, perlu ditetapkan bagaimana bentuknya, tempat dilakukan sehingga jika mungkin tercapai well born baby and well health mother.
Konsep Pemeriksaan Ibu Hamil adalah :
1. Inspeksi, dilakukan untuk menilai keadaan ada tidaknya cloasma gravidarum pada muka/wajah, pucat atau tidak pada selaput mata, dan ada tidaknya edema. Pemeriksaan selanjutnya adalah pemeriksaan pada leher untuk menilai ada tidaknya pembesaran kelenjar gondok atau kelenjar limfe. Pemeriksaan dada untuk menilai bentuk buah dada dan pigmentasi puting susu. Pemeriksaan perut untuk menilai apakah perut membesar ke depan atau ke samping, keadaan pusat, pigmentasi linea alba, serta ada tidaknya striae gravidarum. Pemeriksaan vulva untuk menilai keadaan perineum, ada tidaknya tanda chadwick, dan adanya fluor. Kemudian pemeriksaan ekstremitas untuk menilai ada tidaknya varises.
2. Palpasi, dilakukan untuk menentukan besarnya rahim dengan menentukan usia kehamilan serta menentukan letak anak dalam rahim. Pemeriksaan secara palpasi dilakukan dengan menggunakan metode Leopold, yakni :
a. Leopold 1
Leopold 1 digunakan untuk menentukan usia kehamilan dan bagian apa yang ada dalam fundus, dengan cara pemeriksa berdiri sebelah kanan dan menghadap ke muka ibu, kemudian kaki ibu dibengkokkan pada lutut dan lipat paha, lengkungkan jari-jari kedua tangan untuk mengelilingi bagian atas fundus, lalu tentukan apa yang ada dalam fundus. Bila kepala sifatmya keras, bundar dan melenting. Sedangkan bokong akan lunak, kurang bundar, dan kurang melenting. Tinggi normal fundus selama kehamilan dapat ditentukan sebagaimana gambar berikut :
b. Leopold II
Leopold II digunakan untuk menentukan letak punggung anak dan letak bagian kecil pada anak. Caranya, letakkan kedua tangan pada sisi uterus, dan tentukan dimanakah bagian terkecil bayi.
c. Leopold III
Leopold III digunakan untuk menentukan bagian apa yang terdapat di bagian bawah dan apakah bagian bawah anak sudah atau belum terpegang oleh pintu atas panggul. Caranya, tekan dengan ibu jari dan jari tengah pada salah satu tangan secara lembut dan masuk ke dalam abdomen pasien di atas simpisis pubis. Kemudian peganglah bagian presentasi bayi, lalu bagian apakah yang menjadi presentasi tersebut.
d. Leopold IV
Leopold IV digunakan untuk menentukan apa yang menjadi bagian bawah dan seberapa masuknya bagian bawah tersebut ke dalam rongga panggul. Caranya, letakkan kedua tangan di sisi bawah uterus, lalu tekan ke dalam dan gerakan jari-jari ke arah rongga panggul, di manakah tonjolan sefalik dan apakah bagian presentasi telah masuk. Pemeriksaan ini tidak dilakukan bila kepala masih tinggi. Pemeriksaan leopold lengkap dapat dilakukan bila janin cukup besar, kira-kira bulan VI ke atas.
3. Auskultasi, dilakukan umumnya dengan stetoskop monoaural untuk mendengarkan bunyi jantung anak, bising tali pusat, gerakan anak, bising rahim, bunyi aorta, serta bising usus. Bunyi jantung anak dapat didengar pada akhir bulan ke-5, walaupun dengan ultrasonografi dapat diketahui pada akhir bulan ke-3. Bunyi jantung anak dapat terdengar di kiri dan kanan di bawah tali pusat bila presentasi kepala. Bila terdengar setinggi pusat, maka presentasi didaerah bokong. Bila terdengar pada pihak berlawanan dengan bagian kecil, maka anak fleksi dan bila sepihak maka defleksi.
Dalam keadaan sehat, bunyi jantung antara 120-140 kali permenit. Bunyi jantung dihitung dengan mendengarkannya selama 1 menit penuh. Bila kurang dari 120 kali permenit atau lebih dari 140 kali permenit, kemungkinan janin dalam keadaan gawat janin. Selain bunyi jantung anak, dapat didengarkan bising tali pusat seperti meniup. Kemudian bising rahim seperti bising yang frekuensinya sama seperti denyut nadi ibu, bunyi aorta frekuensinya sama seperti denyut nadi dan bising usus yang sifatnya tidak teratur.
4. Pemeriksaan Dalam
5. Pemeriksaan Tambahan :
a. Minimal dilakukan ultrasonografi
b. Pemeriksaan penunjang lain, seperti pemeriksaan laboratorium.
Penatalaksanaan Pemeriksaan Fisik Umum
Pelaksanaan pemeriksaan fisik umum dapat dijabarkan sebagai berikut :
Pemeriksaan Fisik
|
Penjabaran
|
Keterangan
|
Kesadaran Umum
|
· Kesadaran penderita sangat penting dinilai, dengan melakukan anamnesis.
· Kesadaran dinilai dengan baik jika dapat menjawab semua pertanyaan.
|
· Penderita sadar akan menunjukkan tidak ada kelainan psikologis.
|
Keadaan Gizi
|
· Hubungan antara tinggi badan/berat badan seimbang.
|
· Berat badan ideal adalah tinggi badan dikurangi 100, sebagai perhitungan kasar.
· Berat badan bumil akan bertambah terus sesuai tumbuh kembang kehamilan.
· Tidak anemia dapat dartikan gizi cukup, anemia akan dapat dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium.
|
Kulit / Mukosa
|
· Ikterus
|
· Menunjukan adanya kemungkinan kelainan fungsi liver.
|
Jantung / Paru
|
· Dispnoe
· sianosis
|
· kemungkinan terdapat desakan uterus yang terlalu besar.
· Kemungkinan penyakit paru dan atau jantung.
· Warna biru dibagian akral, menunjukkan kekurangan konsumsi O2 yang dapat disebabkan oleh penyakit jantung atau paru.
|
Edema
|
· Dapat terjadi pada muka, kaki, dan tangan
|
· Dapat merupakan gejala dari preeklampsia, eklampsia
· Penyakit jantung
· Kekurangan albumin dalam darah
· Kekurangan vit B1 atau kompleks
|
Tekanan Darah
|
· Pada umumnya normal
· Batas terendah tekanan darah adalah 140/90 mmHg yang merupakan titik awal kemungkinan preeklampsia
|
· Kenaikan tidak boleh lebih dari 30 sistolik atau 15 mmHg pada diastoliks
· Lebih dari batasan tersebut ada kemungkinan mulai terdapat preeklampsia ringan
|
Refleks
|
· Refleks lutut paling penting
|
· Berkaitan dengan kekurangan vitamin B, atau penyakit saraf, intoksikasi magnesium sulfat
|
Berat Badan
|
· Bertambahnya berat badan merupakan ukuran penting
· Trimester I kenaikan BB masih sukar, karena dalam masa emesis gravidarum
|
· Berat badan diperbolehkan naik sekitar 0,5 kg/ minggu
· Kenaikan berat badan tidak melebihi 16-20 kg
· Rata-rata kenaikan BB sekitar 12-16 Kg selama hamil
· Kenaikan berlebih harus dievaluasi
|
Pemeriksaan Laboratorium : Glukosa dalam urin
|
· Hanya terdapat pada DM
· Pada akhir kehamilan mungkin terdapat laktosa
|
· Untuk memastikan adanya DM perlu dilakukan pemeriksaan tes toleransi glukosa
· Kemungkinan glukosuria yang terjadi segera setelah makan, disebabkan intoleransi insulin, tetapi keadaan ini cepat menjadi normal
· Persiapan untuk gula ASI
· Tes reduksi mungkin positif.
|
Referensi
Uliyah, Musrifatul. 2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan, Edisi 2. Salemba Medika : Jakarta.
Manuaba, 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. EGC : Jakarta.
Sabtu, 24 Februari 2018
Paradigma Kebidanan
Kebidanan dalam bekerja memberikan pelayanan keprofesiannya berpegang pada paradigma, berupa pandangan terhadap manusia/wanita, lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan/kebidanan dan keturunan.
1. wanita
wanita/manusia adalah bio-psiko-sosio-kultural yang utuh dan unit, mempunyai kebutuhan dasar yang bermacam-macam sesuai dengan tingkat perkembangannya. Wanita/ibu adalah penerus generasi keluarga dan bangsa, sehingga keberadaan wanita yang sehat jasmani dan rohani dan sosial sangat diperlukan. wanita/ibu adalah pendidik pertama dan keberadaan atau kondisi dari wanita atau ibu dalam keluarga. para wanita di masyarakat adalah penggerak dan pelopor dari peningkatan kesejahteraan keluarga.
2. lingkungan
lingkungan merupakan semua yang ada dilingkungan dan terlibat dalam interaksi individu pada waktu melaksanakan aktifitasnya. lingkungan tersebut meliputi lingkungan fisik, lingkungan psikososial, lingkungan biologis, dan lingkungan budaya. lingkungan psikososial meliputi keluarga, kelompok, komunitas dan masyarakat. ibu selalu terlibat dalam interaksi keluarga, kelompok, komunitas maupun masyarakat.
3. perilaku
perilaku merupakan hasil segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan perilaku manusia bersifat holistik (menyeluruh)
4. pelayanan kebidanan
pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga. dalam mewujudkan kesehatan keluarga untuk tercapainya keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
5. keturunan
kualitas manusia diantaranya ditentukan oleh keturunan, manusia yang sehat dilahirkan oleh ibu yang sehat. hal ini menyangkut penyiapan wanita sebelum perkawinan, masa kehamilan, kelahiran dan nifas adalah proses fisiologis namun bila tidak ditangani secara akurat dan benar, keadaan fisiologis akan menjadi patologis. hal ini akan berpengaruh pada bayi yang akan dilahirkan. oleh karena itu layanan pra perkawinan, kehamilan, kelahiran dan nifas adalah sangat penting dan mempunyai keterkaitan antara satu sama lain yang tak dapat dipisahkan.
Jumat, 23 Februari 2018
PERKEMBANGAN PSIKOLOGI ANAK PRA SEKOLAH, SEKOLAH, DAN PUBERTAS
Masa Anak Pra Sekolah
Masa ini disebut juga masa
kanak-kanak awal, terbentang antara umur 2-6 tahun. Beberapa ciri perkembangan
pada masa ini adalah :
1. Perkembangan
motorik : dengan bertambahnya matangnya perkembangan otak yang mengatur sistem
syaraf dan otot (neuron muskuler) memungkinkan anak-anak usia ini lebih lincah
dan aktif bergerak. Dengan meningkatnya usia nampak perubahan dari gerakan
kasar mengarah ke gerakan yang lebih halus yang memerlukan kecematan dan
kontrol otot-otot yang lebih halus serta koordinasi. Keterampilan dan
koordinasi gerakan harus dilatih dalam hal kecepatannya, ketepatannya dan
keluwesannya.Beberapa permainan dan alat bermain dan sederhana seperti balok
titian, tongkat dapat digunakan untuk membantu memperkembangkan aspek motorik
ini. Beberapa keterampilan motorik yang
perlu di latih dalam hal keluwesan, kecepatan dan ketepatannya antara lain :
keterampilan koordinasi anggota gerak seperti tubuh untuk berjalan, berlari,
melompat, keterampilan tangan, jari jemari dalam hal makan, mandi, dan
lain-lain.
2. Perkembangan
bahasa dan berpikir : sebagai alat komunikasi dan mengerti dunianya, kemampuan
berbahasa lisan pada anak akan berkembang karena selain terjadi oleh pematangan
dari organ-organ bicara dan fungsi berfikir, juga karena lingkungan ikut
membantu mengembangkannya.Perkembangan bahasa dan berfikir sebagai alat
komunikasi dan mengerti dunia nya, kemampuan berbahasa lisan pada anak akan
berkembang karena selain terjadi oleh pematangan dari organ-organ bicara dan
fungsi berfikir, juga harus karena lingkungan ikut membantu mengembangkan nya.
Ada 4 tugas yang perlu di perhatikan pengembangan nya yaitu :
1. Mengerti
pembicaraan orang lain.
2. Menyusun
dan menambah perbendaharaan kata.
3. Menggabungkan
kata menjadi kalimat.
4. Pengucapan
yang baik dan benar.
Didalam segi berfikir anak berada pada
tahap pra-operasional dan egosentris. Dengan tambahnya usia egosentrisme akan
berkurang dan bertambah dengan fasihan berbicara, anak semakin lama semakin
mampu menggunakan simbol-simbol. Kemampuan ini dilakukan karena pada usia mulai
diperkenalkan dengan dunia baru. Yakni dunia pendidikan formal. Anak harus
belajar menyesuaikan diri dengan peraturan dan disiplin dalam sekolah serta
program-program dalam berbagai bidang pengembangan
3. Perkembangan
sosial : dunia pergaulan anak menjadi bertambah luas. Keterampilan dan
penguasaan dalam bidang fisik, motorik, mental, dan emosi sudah lebih
meningkat. Anak
makin ingin melakukan bermacam-macam kegiatan. Pada masa ini anak dihadapkan
pada tuntutan sosial dan susunana emosi baru bila orang tua atau lingkungan
memberi cukup kebebasan dan kesempatan untuk melakukan kegiatan. Mereka mau
menjawab pertanyaan anak dan tidak menghambat fantasi dan kreasi dalam bermain,
dalam diri anak akan berkembang inisiatif. Sebaliknya, karna pada masa ini
mulai juga terpupuk kata hati, maka bila ajaran moral dan disiplin ditanamkan
terlalu keras dan kaku, pada anak akan timbul perasaan bersalah. (menurut
erikson terjadi krisis antara inisiatif dengan rasa bersalah).
Masa Sekolah
Banyak
ahli menganggap masa anak umur 6-12 tahun sebagai masa tenang atau masa latent.
Dimana apa yang telah terjadi dan dipupuk pada masa-masa sebelumnya akan
berlangsung untuk masa- masa selanjutnya.
Tahap
usia ini juga disebut juga sebagai usia kelompok, dimana anak mulai mengalihkan
perhatian dan hubungan intim dalam kekeluaraga kerjasama antar teman dan
sikap-sikap terhadap kerja atau belajar. Dengan memasuki SD hal ini penting
yang perlu dimiliki anak adalah kematangan sekolah.
Pada
masa anak sekolah ini anak-anak membandingkan dirinya dengan teman-teman dimana
ia mudah sekali dihinggapi ketakutan akan kegagalan dan ejekan teman. Bila pada
masa ini ia sering gagal dan merasa cemas akan tumbuh rasa rendah diri,
sebaliknya bila dia tau tentang bagaimana dan apa yang perlu dikerjakan dalam
menghadapi tuntutan masyarakatnya dan ia berhasil mengatasi masalah dalam
hubungan teman dan prestasi sekolahnya.
Dari
hal ini akan timbul motivasi yang tinggi terhadap karya dengan lain perkataaan
terpupuklah “industry”. Dengan memasuki dunia sekolah dan masyarakat anak-anak
di hadapkan pada tuntutan sosial yang baru yang menyebabkan timbulnya
harapan-harapan atas diri sendiri dan aspirasi-aspirasi baru, dengan perkataan
lain akan muncul lebih banyak tuntutan dari lingkungan maupun dari dalam anak
tersebut yang kesemuanya ingin dipenuhi. Beberapa keterampilan yang perlu
dimiliki anak pada fase ini meliputi antara lain:
1. keterampilan
menolong diri sendiri (self-help skill): misalnya dalam hal mandi, berdandan,
makan, sudah jarang atau bahkan tidak perlu ditolong lagi.
2. Keterampilan
bantuan dasar sosial (social-help skill); anak mampu membantu dalam tugas-tugas
rumah tangga seperti menyapu, membersihkan rumah, mencuci dan sebagainya.
Partisipasi mereka akan memupuk rasaan diri dan sikap bekerja sama.
3. Keterampilan
sekolah (school skill) : meliputi penguasaan dalam hal akademik dan non
akademik (menulis, mengarang, matematika, melukis, menyanyi, prakarya dan
sebagainya).
4. Keterampilan
bermain (play skill) : meliputi keterampilan dalam berbagai jenis permainan
seperti antara lain main bola, mengendarai sepeda, sepatu roda, catur, bulu
tangkis dan lain-lain.
Didalam segi emosinya, nampak pada usia
ini anak mulai belajar mengendalikan reaksi emosinya dengan berbagai cara atau
tindakan yang dapat diterima lingkungannya (misalnya sekarang ini ia tidak lagi
menjerit-jerit dan berguling kalau keinginannnya tidak dipenuhi karena reaksi
semacam itu dianggap seperti anak kecil). Memang masih sering terjadi bahwa
dirumah anak-anak usia ini kurang besar
motivasinya untuk mengendalikan emosi bila dibandingkan dengan kontrol emosi
yang dilakukannya diluar rumah (diantara teman atau disekolah).
Pada akhir masa sekolah, karena tujuan
utama masa ini adalah diakui sebagai anggota dari suatu kelompok, maka biasanya
anak-anak cenderung lebih memilih aturan-aturan yang ditetapkan kelompoknya
daripada apa-apa yang diatur oleh orang tuanya (misalnya dalam cara berpakaian,
berdandan, berbicara, bertingkah laku dan sebagainya).Melalui pengasuhan
dirumah dan pergaulan sosial sehari-hari anak belajar bagaimana berinteraksi
dengan orang lain. Bagaimana ia menemukan identitas diri dan peran jenis
kelaminnya, bagaimana melatih otonomi, sikap mandiri dan berinisiatif,
bagaimana belajar mengatasi kecemasan dan konflik secra tepat, bagaimana cara
mengembangkan moral dan kata hati yang benar dan serasi.
Aspek
perkembangan pada masa anak sekolah
A. Perkembangan
kemampuan penalaran bermoral
Kemampuan
penalaran moral merupakan kemampuan seseorang untuk memakai cara berpikir
tertentu yang dapat menerangkan pilihannya,mengapa melakukan atau tidak
melakukan suatu tingkah laku. Macam penalaran yang dipakai seorang anak
menunjukan tingkat perkembangan moralnya. Sejak saat kelahiran pada dasarnya,
seorang anak lebih mementingkan dirinya. Sifat mengingat dirinya, selfish,akan
berkurang dengan bertambahnya usia,kemampuan kognitif dan pengalaman
sosial,sehingga akan tercapai tahap perkembangan penalaran moral yang lebih
tinggi.
Perkembangan
moral meliputi enam tahap yang terbagi atas tiga tingkat sebagai berikut:
I.
Tingkat prakonvensional
1. Tahap
pertama (umur 0-7 tahun)
Orientasi pada hukuman
dan kepatuhan,ketaatan. Hukuman fisik terhadap suatu perbuatan dipakai oleh
anak untuk menentukan apakah suatu perbuatan baik atau buruk. Perbuatan baik
akan dirumuskan oleh anak sebagai perbuatan yang tidak akan mengakibatkan
hukuman baginya. Pada tahap ini,menghindari hukuman dan kepatuhan terhadap
otoritas yang berkuasa akan dinilai positif oleh anak.
2. Tahap
kedua ( sekitar 10 tahun)
Orientasi instrumental
yang relatif. Anak hanya mengharap,mencari hadiah yang nyata. Perbuatan yang
benar merupakan perbuatan yang hanya memuaskan kebutuhannya. Hubungan timbal
balik sangat ditekankan, saya dipukul,saya akan membalas memukul.
II.
Tingkat konvensional
3. Tahap
ketiga (sekitar 13 tahun)
Orientasi penyesuaian
antar pribadi. Perbuatan baik adalah perbuatan yang disenangi dan diterima baik
oleh orang tua, guru, teman sebaya,tetangga atau teman sejawat. Pada tahap ini
anak sudah mencapai tingkat kognitif yang lebih tinggi sehingga sudah dapat
mengambil tempat orang lain,mengerti pandangan orang lain,dan apa yang dapat
menyenangkan orang lain.
4. Tahap
keempat ( sekitar 16 tahun)
Orientasi pada hukum,
tata tertib dan aturan. Doktrin-doktrin politik dan keagamaan lebih mudah
dimengerti dan diterima. Orientasi terhadap kegiatan untuk melakukan
tugas,kewajiban masing-masing,memenuhi peraturan tertentu dan mempertahankan
ketertiban sosial.
III.
Tahap post-konvensional
5. Tahap
kelima (masa dewasa muda)
Seorang yang berada
pada tingkat ini mengambil keputusan-keputasan berdasarkan apa yang baik dan
yang tepat berdasarkan suatu kontrak, perjanjian,baik sosial maupun pribadi
6. Tahap
keenam (masa dewasa)
Orientasi prinsip
etis-universal
Moralitas dirumuskan
sebagai keputusan dari hati nurani. Prinsip-prinsip etis dipilih sendiri
berdasarkan konsep abstrak keadilan dan persamaan.
B. Perkembangan
kepribadian
a. Pembentukan
hati nurani sebagai inti pribadi, petunjuk bagi tingkah laku dan sensor
terhadap keinginan dan dorongan yang tidak wajar disalurkan.
b. Sifat
egosentris mulai dikikis dan sifat lebih mengingat oranglain mulai dipupuk.
c. Dorongan
ingin tahu tersalur melalui pertanyaan yang perlu jawaban.
d. Penanaman
disiplin dan tanggungjawab secara bertahap melalui pelaksanaan tugas dan
kewajiban dengan derajat kesulitan yang menyingkat sesuai dengan umur.
C. Perkembangan
sosial
Hubungan dengan teman memperlihatkan perubahan anak
mulai pergi dengan teman, keluar lingkungan keluarga dan memperluas lingkungan
sosialnya dengan lingkungan teman disekolah maupun diluar sekolah. Anak belajar
mengenal tatacara dan adat istiadat adat keluarga lain.
Masa Pubertas
Menurut
Papalia, Olds, dan Feldman (2009) menjelaskan bahwa masa remaja adalah masa
transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang mengandung
perubahan besar fisik, kognitif dan psikososial.
Menurut
King (2010) masa remaja adalah masa perkembangan yang merupakan masa transisi
dari anak-anak menuju dewasa. Masa ini dimulai pada sekitar usia 10 hingga 12
tahun dan berakhir pada usia 18 hingga 21 tahun.
Masa
remaja dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
1. Masa
remaja awal sekitar usia 13 sampai 17 tahun
2. Masa
remaja akhir sekitar usia 17-18 tahun.
a. Perkembangan
Fisik
Masa
perkembangan remaja dimulai dengan masa puber, yaitu umur kurang lebih antara
12-14 tahun. Masa puber atau permulaan remaja adalah suatu masa saat
perkembangan fisik dan intelektual berkembang sangat cepat. Pertengahan masa
remaja adalah masa yang lebih stabil untuk menyesuaikan diri dan berintegrasi
dengan perubahan permulaan remaja, kira-kira umur 14 tahun sampai umur 16
tahun. Remaja akhir yang kira-kira berumur 18 tahun sampai umur 20 tahun
ditandai dengan transisi untuk mulai bertanggungjawab, membuat pilihan dan
berkesempatan untuk mulai menjadi dewasa.
Pubertas
adalah suatu rangkaian perubahan fisik yang membuat organisme secara matang
mampu berproduksi. Hampir setiap organ dan sistem tubuh dipengaruhi oleh
perubahan ini. Anak yang sedang mengalami puber awal akan berbeda dengan puber
akhir dalam penampakan luar karena perubahan tinggi, proporsi tubuh, dan adanya
tanda-tanda perkembangan seksual pertama dan kedua.
Walaupun
urutan kejadian pada pubertas umumnya sama bagi setiap anak, waktu dan
kecepatan tiap anak berbeda. Rata-rata anak perempuan mulai terjadi perubahan 1
sampai 2 tahun lebih awal daripada anak laki-laki. Seperti pada permulaan
kecepatan, perubahan juga bervariasi dan beberapa anak pada 18 sampai 24 bulan
dari permulaan sudah mengalami perubahan untuk matang berproduksi, sedangkan
yang lain mungkin memerlukan 6 tahun untuk berubah melalui tahap-tahap yang
sama.
Kemampuan
remaja untuk membedakan antara lain sebagai berikut :
1. Mereka
berasumsi bahwa ada satu cara untuk menemukan semua kemungkinan kombinasi.
2. Mereka
membuat prosedur untuk menyimpan hasil.
3. Mereka
mengenal bahwa mungkin ada satu cara yang dapat membuat warna.
4. Mengerti
pengaruh hasil perbandingan terhadap setiap bahan kimia.
Kemampuan
anak remaja untuk memperbaiki, menganalisis, membandingkan dan memutarbalikkan
hubungan yang abstrak merupakan pengalaman yang akan mendasari keterampilan
yang diperlukan setelah mereka menjadi orang dewasa. Kemampuan lain dari remaja
adalah kemampuan untuk memberikan alasan yang masuk akal tentang situasi dan
kondisi yang tidak dialami.
Perubahan
fisik dan intelektual remaja dapat berpotensi mengacaukan perasaan dan pribadi
anak secara keseluruhan. Tugas psikososial remaja adalah menciptakan suatu
perasaan yang erikson sebut sebagai ego identity. Untuk mencapai ini biasanya
tergantung pada beberapa aktifitas.
1. Mereka
menaruh perhatian besar pada cara orang lain memandang mereka.
Remaja
awal mempunyai antena yang sensitif, siap untuk menerima pesan yang lembut
tentang diri mereka sendiri dari orang lain. Mereka mendengarkan dengan
hati-hati kelompok mereka, orang tua, guru dan orang dewasa lain tentang suatu
informasi yang menunjukkan bagaimana orang itu memandang mereka. Informasi yang
dapat diperbincangkan, dikhawatirkan, dibandingkan dengan pandangan orang lain,
dan dimasukkan dalam konsep diri mereka jika informasi itu cocok dengan informasi
yang sudah ada.
2. Mereka
mencari sesuatu yang sudah berlalu.
Remaja
awal sering ingin tahu tentang asal-usul mereka, siapa saja keluarga besar
mereka, pengalaman mereka waktu kecil dan masa kanak-kanak. Mereka belajar
tentang genetik, dan menaruh perhatian tentang asal usul, sifat-sifat, fisik
dan psikologi mereka. Remaja yang sehat menjelajahi siapakah mereka yang
mencoba untuk berbeda.
3. Mereka
bertindak pada perasaan dan mengekpresikan kepercayaan serta pendapat mereka.
Remaja
menilai tinggi pada “kejujuran” dan bertingkah laku dengan cara-cara “benar
untuk dirinya sendiri”. Beberapa remaja menjadi sulit jika mereka berpikir
bahwa mereka tidak menyampaikan perasaan yang sebenarnya atau jika mereka tidak
konsisten dengan tingkah laku mereka. Perlahan-lahan sebagian besar remaja
menyadari bahwa perasaan, kepercayaan dan orang-orang yang dapat berubah, dan
bahwa konsisten kurang penting dari pada menyampaikan dirinya sendiri secara
tepat dan apa adanya.
b. Otonomi
Perkembangan
kepribadian lain yang penting pada masa remaja adalah tuntutan otonomi yang
bertambah untuk menentukan dirinya sendiri. Kesadaran remaja untuk berkembangan
sama seperti orang dewasa berkembang, dan kemampuan mereka untuk menganalisis
dan memperbaiki rencana mereka menjadi bertambah sulit jika mereka menerima
pengarahan orang dewasa. Remaja tahu bahwa mereka harus bertanggungjawab untuk
perbuatan mereka seperti halnya orang dewasa dan mereka perlu berlatih bahwa
tanggungjawab adalah sangat penting.
c. Penyesuaian
Diri
Pada
waktu yang sama ketika remaja sedang mencari otonomi dari orang tua mereka dan
orang tua lain, mereka juga sedang mencari penyesuaian diri untuk dapat
diterima oleh kelompok mereka. Dan untuk bisa diterima, mereka mencontoh gaya
bahasa, pakaian dan tingkah laku kelompok. Mereka mungkin membentuk
“peraturan-peraturan kelompok” yang melarang masuk siapa saja yang tidak
memakai pakaian yang “benar”. Meskipun pembentukan kelompok merupakan suatu
pernyataan emansipasi sosial, tidak terlepas dari adanya bahaya, sebab setiap
pembentukan kelompok kecenderungan kohesi bertambah kuat.
d. Perkembangan
Pribadi
Persahabatan,
popularitas, konflik dengan kelompoknya, berkencan dan hubungan seksual, semua
menghabiskan waktu dan energi remaja yang cukup besar. Kegiatan dan pendapat
kelompok cukup besar ketika mereka dalam masa pubertas. Pada permulaan remaja
menurut Sullivan, dua kebutuhan baru timbul. Pertama adalah kebutuhan akan
hubungan dengan orang lain secara akrab
dimana dia dapat menyampaikan perasaan dan pikirannya. Kedua, kurang peting,
adalah mengembangkan keterampilan untuk berhubungan dengan orang lain secara
akrab dan mulai mengembangkan hubungan yang akan menuju pilihan partner untuk
kepuasaan seks.
e. Masalah-masalah
remaja
Remaja
adalah masa ketika identitas dikembangkan lebih besar (Erikson,1963). Hampir
sebagian remaja mengalami suatu konflik emosi (Blos, 1989). Untuk sebagian
besar remaja, kekacauan emosi dapat ditangani dengan sukses, tetapi untuk
beberapa remaja lari pada obat bius atau bunuh diri.
1. Kenakalan
Remaja
Satu
dari masalah yang paling serius dari remaja adalah remaja nakal (delinquent),
dan kebanyakan laki-laki. Remaja nakal biasanya berprestasi rendah. Biasanya
mereka didukung oleh kelompoknya. Sebab terjadinya anak nakal atau juvenile
delinquency pada umumnya adalah sebab yang kompleks, yang berarti suatu sebab
dapat menimbulkan sebab yang lain. Para ahli sosiologi berpendapat bahwa
kenakalan remaja adalah suatu penyesuaian diri, yaitu respons yang dipelajari
terhadap situasi lingkungan yang tidak cocok atau lingkungan yang memusuhinya.
Hasil penelitian Robbin (1986) berpendapat kenakalan remaja akibat adanya
masalah neurobiological, sehingga menimbulkan genetik yang tidak normal. Ahli
lain berpendapat kenakalan remaja merupakan produk konstitusi defektif mental
dan emosi-emosi mental. Mental dan emosi anak remaja belum matang, masih labil
dan rusak akibat proses conditionering lingkungan yang buruk.
2. Gangguan
Emosi
Gangguan
emosi yang sering timbul pada anak-anak remaja. Mereka mengalami depresi,
kecemasan yang berlebihan tentang kesehatan sampai pikiran bunuh diri atau
mencoba bunuh diri (Mosterson, 1987). Banyak anak remaja yang terlibat dalam
kenakalan remaja, bertingkah laku aneh, minum minuman keras, kecandungan obat
bius, alkohol, sehingga memerlukan bantuan yang serius. Disini peranan konselor
dan psikolog amat penting.
3. Penyalahgunaan
obat bius dan alkohol
Penyalahgunaan
obat bius dan alkohol bertambah secara dramatis akhir tahun ini. Beberapa dari
siswa-siswi SMA terutama dikota besar menggunakan mariyuana dan minuman kuras.
Obat bius juga disebut sebagai drugs. Drugs terdiri dari hard drugs dan soft
drugs. Obat keras bisa mempengaruhi saraf dan jiwa si penderita secara tepat.
Waktu ketagihannya berlangsung relatif pendek. Jika sipenderita tidak segera
dapat menjauhi obat tersebut, dia bisa meninggal. Sedangkan soft drugs bisa
mempengaruhi saraf dan jiwa penderita, tetapi tidak terlalu keras. Waktu
ketagihannya agak panjang dan tidak mematikan.
Kebutuhan Bimbingan Psikologis
a) Kebutuhan
rasa aman
Rasa
aman dalam bentuk lingkungan psikologis yaitu terbebas dari gangguan dan
ancaman serta permasalahan yg dapat mengganggu ketenangan hidup seseorang.
b) Kebutuhan
akan rasa cinta dan memiliki atau kebutuhan sosial
Pemenuhan
kebutuhan ini cenderung pada terciptanya hubungan sosial yg harmonis dan
kepemilikan.
c) Kebutuhan
harga diri
Setiap
manusia membutuhkan pengakuan secara layak atas keberadaan bagi orang lain. Hak dan
martabatnya sebagai manusia tidak dilecehkan oleh orang lain, bilamana terjadi
pelecehan harga diri maka setiap orang akan marah atau tersinggung.
d. Kebutuhan
Aktualisasi Diri
Disebut
juga “selfactualizationneeds”. Setiap orang memiliki potensi dan itu perlu
pengembangan dan pengaktualisasian. Orang akan menjadi puas dan bahagia
bilamana dapat mewujudkan peran dan tanggungjawab dengan baik.
Menurut Jumbur dan Moh.
Surya (1975) ada sembilan jenis kebutuhan manusia, yaitu :
1. Kebutuhan untuk
memperoleh kasih sayang
2. Kebutuhan untuk
memperoleh harga diri
3. Kebutuhan untuk
memperoleh prestasi dan posisi
4. Kebutuhan untuk
memperoleh penghargaan yang sama dengan orang lain
5. Kebutuhan untuk
memperoleh kemerdekaan diri
6. Kebutuhan untuk
memperoleh rasa aman dan perlindungan diri
7. Kebutuhan untuk
dikenal orang lain
8. Kebutuhan untuk
merasa dibutuhkan oleh orang lain
9. Kebutuhan untuk
menjadi bagian dari kelompoknya.
Dengan mengetahui prinsip-prinsip pengembangan serta
ciri-ciri perkembangan dari berbagai tahap-tahap usia, diharapkan orang tua
dapat lebih mengenal pertumbuhan dan perkembangan putra putri nya dan sedini
mungkin menemukan kemungkinan adanya kelainan atau penyimpangan dalam
perkembangan psikologis pada anak. Adanya kerja sama dan pendekatan bersama
oleh para ahli dari berbagai bidang ilmu dan kegiatan akan sangat membantu
perkembangan anak.
Pada umur tiga tahun, anak siap-siap untuk mampu
berbicara. Selama tahun-tahun sebelum masuk sekolah sampai masuk sekolah dasar,
mereka belajar aturan-aturan dengan membentuk kata-kata atau suara. Pertama
dengan cara menggeneralisasi, kemudian mulai memperbaiki kata-kata
pengecualian. Keterampilan membaca berkembang melalui proses yang sama.
Anak-anak mulai berinteraksi sosial dengan anak-anak
lain, mula-mula dengan anggota keluarga dirumah, kemudian disekitar tetangga
dan akhirnya kesekolah. Aturan-aturan dirumah ditambah aturan-aturan disekolah.
Hungan teman sebaya membuat anak-anak menilai diri mereka sendiri, menyampaikan
pandangan mereka sendiri dan memperdebatkan sudut pandang yang berbeda.
Langganan:
Postingan (Atom)
Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Kebidanan adalah satu bidang ilmu yang mempelajari keolmuam dan seni yang mempersiapkan kehamilan,menolong persalinan, nifas dan menyusui, m...
-
Lokasi pemasangan infus biasanya pada vena yang terdapat di lengan antara lain : • Vena digitalis mengalir sepanjang sisi lateral jari tan...
-
Pengertian bounding attachment menurut beberapa ahli antara lain : 1. Klause dan Kennel (1983) adalah interaksi orangtua dan bayi ...
-
Pentingnya etika dalam praktik kedokteran telah dibuktikan sepanjang sejarah. Paling tidak 2500 tahun lalu Hippocrates telah menekankan keba...