- keluarnya cairan berupa air-air dari vagina setelah kehamilan berusia 22 minggu
- ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses persalinan berlangsung
- pecahnya selaput ketuban dapat terjadi pada kehamilan preterm sebelum kehamilan 37 minggu maupun kehamilan aterm
- konfirmasi usia kehamilan, kalau ada dengan USG
- lakukan pemeriksaan inspekulo (dengan spekulum DTT) untuk menilai cairan yang keluar (jumlah, warna, bau) dan membedakan dengan urin
- jika ibu mengeluh perdarahan pada akhir kehamilan (setelah 22 minggu), jangan lakukan pemeriksaan dalam secara digital
- tentukan ada tidaknya infeksi
- tentukan tanda-tanda inpartu
konfirmasi diagnosis :
- bau cairan keutuban yang khas
- jika keluarnya cairan ketuban sedikit-sedikit, tampung cairan yang keluar dan nilai 1 jam kemudian
- dengan spekulum DTT lakukan pemeriksaan inspekulo. Nilai apakah cairan keluar melalui ostium uteri atau terkumpul diforniks posterior
- jika mungkin lakukan :
- tes lakmus (tes nitrazin) jika kertas lakmus merah berubah menjadi biru menunjukkan adanya cairan ketuban (alkalis). darah dan infeksi vagina dapat menghasilkan tes yang positif palsu
- tes pakis dengan meneteskan cairan ketuban pada gelas objek dan dibiarkan kering. pemeriksaan mikroskopik menunjukkan kristal cairan amnion dan gambaran daun pakis.
- rawat dirumah sakit
- jika ada perdarahan pervaginam dengan nyeri perut pikirkan solusio plasenta
- jika ada tanda-tanda infeksi (demam cairan vagina berbau) berikan antibiotika sama halnya jika terjadi amnionitis
REFERENSI
Bari Abdul. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo : Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar