Senin, 30 April 2018

PRINSIP UMUM DALAM PEMBERIAN OBAT

Dalam memutuskan kapan, apa dan bagaimana menggunakan obat untuk pasien, faktor yang sangat penting untuk dipertimbangkan ialah :

  1. keamanan pasien apabila mendapat obat itu
  2. kebutuhan
  3. cara pemberian obat
Sebelum memberikan obat harus ditanyakan pada pasien apakah pasien pernah mengalami alergi terhadap obat tersebut. jangan sekali-kali memberikan obat per oral kepada pasien dalam keadaan syok. oleh karena pasien dapat muntah dan mungkin dapat terjadi aspirasi ke dalam paru-paru. bagaimana obat itu akan diberikan ,apakah intravena, intamuskular atau peroral harus sudah diputuskan terlebih dahulu sebelum memilih jenis obat, sebab tidak semua jenis obat dapat diberikan melalui ketiga cara tersebut.
  1. Intravena (IV) : pemberian obat intravena dipilih untuk kondisi : syok, setiap kondisi gawat darurat yang mungkin membutuhkan tindakan pembedahan segera, setiap infeksi yang serius termasuk sepsis dan syok septik
  2. Intramuskular (IM) : cara pemberian ini dipilih apabila pemberian IV tidak mungkin dilakukan dan apabila obat yang terpilih dapat diberikan menurut cara ini. Beberapa jenis obat tidak dapat diberikan secara IM
  3. peroral : jangan memberikan obat peroral pada kasus syok, pada kasus dengan cedera intraabdominal, perforasi/ruptura uterus, kehamilan ektopik terganggu, atau kondisi serius lainnya yang memerlukan tindakan bedah segera. pemberian obat peroral hanya dapat diberikan pada kasus yang stabil kondisinya dan mampu menelan obat peroral.

Minggu, 29 April 2018

Prinsip Umum dalam Merujuk Kasus Gawat Darurat Obstetri

Stabilitas Penderita
Dlam memberikan pelayanan kasus gawat darurat yang akan dirujuk, beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain yaitu :

  1. stabilisasi penderita
  2. pemberian oksigen
  3. pemberian cairan infus intravena dan transfusi darah
  4. pemberian obat-obatan (antibiotika, analgetika, dan toksoid tetanus)
Stabilisasi kondisi penderita dan merujuknya dengan cepat dan tepat sangat penting (essensial) dalam menyelamatkan kasus gawat darurat, tidak peduli jenjang atau tingkat pelayanan kesehatan itu. Kemampuan tempat pelayanan kesehatan untuk dengan segera memperoleh transportasi bagi pasien untuk dirujuk ke jenjang yang lebih tinggi amat menentukan dalam menyelamatkan kehidupan kasus yang gawat. Tata cara untuk memperoleh transportasi dengan cepat bagi kasus gawat darurat harus ada disetiap tingkat pelayanan kesehatan. Untuk ini dibutuhkan koordinasi dengan sumber-sumber dalam masyarakat seoerti kepolisian, militer, institusi pemerintah, dinas pertanian, mesjid, gereja, jajaran dinas kesehatan sendiri, dan lain sebagainya. Apabila dimungkinkan, tempat rujukan harus lebih tinggi harus diberitahu bahwa pasien sedang dalam perjalanan menuju kesitu. unsur-unsur pokok dalam stabilisasi kondisi penderita untuk dirujuk adalah :
  1. penanganan pernafasan dan pembebasan jalan nafas
  2. kontrol perdarahan
  3. pemberian cairan infus intravena
  4. kontrol nyeri (meringankan atau menghilangkan rasa nyeri)
Prinsip umum dalam merujuk kasus ialah pasien harus di dampingi oleh tenaga yang terlatih, sehingga cairan infus intravena dan oksigen dapat terus diberikan. Apabila pasien tidak didampingi oleh tenaga terlatih, maka pendamping harus diberi petunjuk bagaimana menangani cairan intravena dalam perjalanan. Dalam perjalanan ke tempat rujukan pasien harus dijaga agar tetap dalam kondisi hangat dan kakinya harus dalam posisi yang lebih tinggi khususnya pada kasus syok perdarahan. Gunakanlah selimut dan jangan memakai sumber panas lain oleh karena kulit pasien mungkin dapat terbakar.
Ringkasan kasus yang harsus disertakan mencakup : 
  1. riwayat penyakit
  2. penilaian kondisi pasien yang dibuat pada saat kasus diterima perujuk
  3. tindakan atau pengobatan yang telah diberikan, misalnya pasien telah mendapat antibiotika penisilin pada jam 16.00
  4. keterangan lain yang perlu dan yang ditemukan berkaitan dengan kondisi pasien pada saat pasien masih dalam penanganan perujuk

Sabtu, 28 April 2018

PELAYANAN KJA/KB

A. Asuhan Antental
Dalam pemeriksaan antenatal diharapkan dapat pula mencakup :
1. penemuan gejala-gejala PMS pada ibu hamil, karena PMS meningkatkan risiko penularan HIV/AIDS , misalnya :

  • urithritis
  • duh tubuh vagina (keputihan)
  • ulkas genetali
  • kubo inquivalis
  • nyeri perut bagian bawah
2. merujuk ibu hamil berisiko tinggi terhadap penularan HIV/AIDS untuk pemeriksaan lebih lanjut. ibu hamil yang terinfeksi HIV dan memutuskan untuk meneruskan kehamilannya perlu diberi tahu untuk memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
  • kehamilan tidak mempercepat progresivitas penyakit
  • kebersihan diri, istirahat cukup dan makan-makanan yang bergii dapat membantu meningkatkan daya tahan ibu
  • menghindari hal-hal yang dapat menurunkan daya tahan tubuh misalnya kurang istirahat, merokok, atau minum alkohol dan sebagainya
  • merencanakan persalinan di RS
  • merencanakan perawatan bayi yang akan dilahirkan kelak
B. Asuhan Bersalin
Persalinan klien dengan dugaan PMS atau HIV/AIDS  lebih baik dilakukan di RS. Prosedur persalinan yang meningatkan risiko penularan perlu dihindari sedapat mungkin, misalnya :
  • membatasi pemeriksaan dalam
  • waspada kita perlu melakukan pemecahan selaput ketuban
  • menghindari episiotomi, hanya dilakukan atas indikasi
  • menghindari dari pengisapan lendir pada BBL, karena dapat menimbulkan luka pada mulut bayi atau kemungkinan lendir bayi tertelan oleh bidan.
C. Asuhan Nifas
Pemeriksaan dan pemantauan ibu dalam masa nifas bersama bayinya, tidak banyak berbeda seperti biasanya hanya perlu diperhatikan prinsip-pprinsip pencegahan infeksi, tertutama terhadap cairan tubuh, seperti : darah, cairan vagina, urin dan sebagainya. bila keluarga mampu perlu dipertimbangkan untuk tidak memberikan ASI pada bayinya. selanjutnya ibu perlu KB jangka panjang.

Jumat, 27 April 2018

PENYIMPANGAN ETIK BIDAN

Etik merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah dan apakah penyelesaiannya baik atau salah (Jones, 1994). Penyimpangan mempunyai konotasi yang negatif yang berhubungan dengan hukum. seorang bidan dikatakan profesional apabila ia mempunyai etika.
Istilah dalam etik

  1. Legislasi adalah ketetapan hukum yang mengatur hak dan kewajiban seseorang yang berhubungan erat dengan tindakan dan pengabdiannya
  2. Lisensi adalah pemberian ijin praktek sebelum diperkenankan melakukan pekerjaan yang telah ditetapkan. Tujuanna untuk membatasi pemberian kewenangan dan untuk meyakinkan klien.
  3. Deontologi/Tugas adalah keputusan yang diambil berdasarkan keterikatan/berhubungan dengan tugas.
  4. Hak adalah keputusan berdasarkan hak seseorang yang tidak dapat diganggu. Hak berbeda dengan keinginan, kebutuhan dan kepuasan.
  5. Instusionist adalah keputusan diambil berdasarkan pengkajian dari dilema etik dari kasus per kasus. 
  6. Benefience adalah keputusan yang diambil harus selalu menguntungkan klien
  7. Mal-eficience adalah keputusan yang diambil merugikan pasien
  8. Malpraktek terjadi karena : ceroboh, lupa dan gagal mengkomunikasikan
  9. Malpraktek/lalai :
  • gagal melakukan tugas/kewajiban kepada klien
  • tidak melaksanakan tugas sesuai dengan standar
  • melakukan tindakan yang mencederai pasien
  • klien cidera karena kegagalan melaksanakan tugas
Contoh kasus :
1. Disebuah desa terpencil seorang ibu yang mengalami perdarahan postpartum setelah melahirkan bayinya yang pertama dirumah. ibu tersebut menolak untuk diberikan suntikn uterotonika. bila ditinjau dari hak pasien atas keputusannya yang menyangkut dirinya maka bidan bisa saja tidak memberikan suntikan karena kemauan pasien. tetapi bidan akan berhadapan dengan masalah yang lebih rumit lagi bila terjjadi perdarahan hebat dan harusnya diupayakan pertolongan untuk merujuk pasien dan yang lebih fatal lagi  bila pasien akhirnya meninggal karena perdarahan. dalam hal ini bidan harus memaksa pasiennya untuk disuntik mungkin itulah keputusan yang harus ia lakukan (deontology)
2. seorang bidan praktek mandiri memberikan vitamin secara rutin hanya karena ingin mencapai bonus yang dijanjikan oleh perusahaan obat (mal-eficience). dalam kasus ini bidan telah memanfaatkan pasiennya sebagai objek untuk memperoleh keuntungan bagi dirinya sendiri,

Rabu, 25 April 2018

Paradigma Kebidanan

Paradigma kebidanan ialah suatu cara pandang bidan dalam memberikan pelayanan. Keberhasilan pelayanan tersebut dipengaruhi oleh pengetahuan dan cara pandang bidan dalam kaitan atau hubungan timbal balik antara manusia atau wanita, lingkungan, perilakum pelayanan kebidanan dan keturunan.
Uraian paradigma kebidanan tersebut adalah sebagai berikut :
1. wanita
wanita atau manusia adalah makhluk bio-psiko-kultural dan spiritual yang utuh dan unik mempunyai kebutuhan dasar yang bermacam-macam sesuai dengan tingkat perkembangannya. wanita adalah penerus generasi keluarga dan bangsa sehingga keberadaan wanita yang sehat jasmani dan rohani serta sosial sangat diperlukan. wanita adalah pendidik pertama dan utama dalam keluarga. kualitas manusia sangat ditentukan oleh keberadaan atau kondisi dari wanita dalam keluarga. para wanita di masyarakat adalah penggerak dan pelopor dari peningkatan kesejahteraan keluarga.
2. lingkungan
lingkungan merupakan semua yang ada dilingkungan dan terlibat dalam interaksi individu pada waktu melaksanakan aktifitasnya. lingkungan tersebut meliputi lingkungan fisik, psiko sosial, biologis dan budaya. Lingkungan psiko sosial meliputi keluarga, kelompok, komunitas, dan masyarakat. Ibu selalu terlibat dalam interaksi keluarga, kelompok, komunitas maupun masyarakat. masyarakat merupakan sekelompok yang paling penting dan kompleks yang telah dibentuk manusia sebagai lingkungan sosial. masyrakat adalah lingkungan pergaulan hidup manusia yang terdiri dari individu, keluarga, kelompok dan komuniti yang mempunyai tujuan dan sistem nilai, ibu/ wanita merupakan bagian dari anggota keluarga dan unit dari komuniti.
3. Perilaku
perilaku merupakan hasil dari berbagai pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya, yang terwujud dalam bentuk pengetahuan sikap dan tindakan. perilaku manusia bersifat holistik (menyeluruh). adapun perilaku profesional dari bidan mencakup :

  1. dalam melaksanakan tugasnya berpegang teguh pada filosofi etika profesi dan aspek legal
  2. bertanggungjawab dan mempertanggungjaabkan keputusan klinis yang dibuatnya
  3. senantiasa mengikuti perkembangan pengetahuan dan keterampilan mutakhir secara berkala
  4. menggunakan cara pencegahan universal untuk mencegah penularan penyakit dan strategi pengendalian infeksi
  5. menggunakan konsultasi dan rujukan yang tepat selama memberikan asuhan kebidanan
  6. menghargai dan memanfaatkan budaya setempat sehubungan dengan praktek kesehatan, kehamilan, kelahiran, periode pasca persalinan, bayi baru lahir dan anak
  7. menggunakan model kemitraan dalam bekerja sama dengan kaum wanita agar mereka dapat menentukan pilihan yang telah diinformasikan tentang semua aspek asuhan, meminta persetujuan secara tertulis supaya mereka bertanggungjawab atas kesehatannya sendiri
  8. menggunakan keterampilan komunikasi
  9. bekerja sama dengan petugas kesehatan lain untuk meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan keluarga
  10. melakukan advokasi terhadap pilihan ibu dalam tatanan pelayanan
perilaku ibu selama kehamilan akan memengaruhi kehamilannya perilaku ibu dalam mencari penolong persalinan akan memengaruhi kesejahteraan ibu dan janin yang dilahirkan, demikian pula perilaku ibu pada masa nifas akan memengaruhi kesehatan ibu dan bayinya.

4. Pelayanan Kebidanan
pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, yang diarahkan untuk mewujudkan keseahatan keluarga dalam rangka tercapainya keluarga yang berkualitas. pelayanan kebidanan merupakan layanan yang diberikan oleh bidan sesuai dengan kewenangan yang diberikannya dengan maksud meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka tercapainya keluara berkualitas, bahagia, dan sejahtera.
sasaran pelayanan kebidanan adalah individu, keluarga dan masyarakat yang meliputi upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan dan pemulihan.
layanan kebidanan dapat dibedakan menjadi :

  1. layanan kebidanan primer ialah llayanan bidan yang sepenuhnya menjadi tanggungjawab bidan
  2. layanan kebidanan kolaborasi ialah layanan yang dilakukan oleh bidan sebagai anggota tim yang kegiatannya dilakukan secara bersamaan atau sebagai salah satu urutan dari sebuah proses kegiatan pelayanan kesehatan
  3. layanan kebidanan rujukan adalahh layanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka rujukan ke sistem pelayanan yang lebih tinggi.

5. Keturunan
kualitas manusia, diantaranya ditentukan oleh keturunan. manusia yang sehat dilahirkan oleh wanita yang sehat. hal ini menyangkut penyiapan wanita sebelum perkawinan, sebelum kehamilan, masa kehamilan, dan masa nifas

Selasa, 24 April 2018

FALSAFAH KEBIDANAN

Falsafah kebidanan merupakan pandangan hidup atau penuntun bagi bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan. Falsafah kebidanan tersebut adalah :

  1. Profesi kebidanan secara nasional diakui dalam undang-undang maupun peraturan pemerintah Indonesia yang merupakan salah satu tenaga pelayanan kesehatan profesional dan secara internasional diakui oleh International Confederation od Midwives (ICM), FIGO dan WHO.
  2. Tugas, tanggung jawab dan kewenangan profesi bidan yang telah diatur dalam beberapa peraturan maupun keputusan Menteri Kesehatan ditujukan dalam rangka membantu program pemerintah bidang kesehatan khususnya ikut dalam rangka menurunkan AKI,AKP,KIA,pelayanan ibu hamil, melahirkan, nifas yang aman, Pelayanan KB, pelayanan kesehatan masyarakat, dan pelayanan kesehatan reproduksi lainnya.
  3. Bidan berkeyakinan bahwa setiap individu berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang aman dan memuaskan sesuai dengan kebutuhan manusia dan perbedaan budaya. Setiap individu berhak untuk menentukan nasib sendiri, mendapat informasi yang cukup dan untuk berperan disegala aspek pemeliharaan kesehatannya.
  4. Bidan meyakini bahwa menstruasi, kehamilan, persalinan dan menopause adalah proses fisiologi dan hanya sebagian kecil yang membutuhkan intervensi medik.
  5. Persalinan adalah suatu proses yang alami, peristiwa normal, namun apabila tidak dikelola dengan tepat dapat berubah menjadi abnormal.
  6. Setiap individu berhak untuk dilahirkan secara sehat, untuk itu maka setiap wanita subur, ibu hamil, melahirkan dan bayinya berhak mendapatkan pelayanan yang berkualitas.
  7. Pengalaman melahirkan anak merupakan tugas perkembangan keluarga yang membutuhkan persiapan mulai anak menginjak masa remaja.
  8. Kesehatan ibu periode reproduksi dipengaruhi oleh perilaku ibu, lingkungan, dan pelayanan kesehatan.
  9. Intervensi kebidanan bersifat komprehensif mencakup upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat.
  10. Manajemen kebidanan diselenggarakan atas dasar pemecahan masalah dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kebidanan yang profesional dan interaksi sosial serta azas penelitian dan pengembangan yang dapat melandasi manajemen secara terpadu.
  11. Proses kependidikan kebidanan sebagai upaya pengembangan kepribadian berlangsung sepanjang hidup manusia perlu dikembangkan dan diupayakan untuk berbagi strata masyrakat.


DAFTAR PUSTAKA

  • Sofyan, Mustika. 2006. Bidan Menyongsong Masa Depan. Jakarta : PP IBI

Senin, 23 April 2018

MIDWIFERY?

Midwife is a person who, having been regularly admitted to a midwifery educational program fully recognized in the country in which it is located, has succesfully completed the prescribed course of studies in midwifery and has acquired the requiste qualification to be registered and or legally licensed to practice midwifery.
She must be able to give the necessary supervision, care and advice to women during pregnancy, labor and postpartum, to conduct deliveries on her own responbility and to care for the newborn and the infant. This care includes preventive measures, the detection of abnormal condition in mother and child. The procurement of medical assitance and the execution of emergency measures in the absence of medical help.

ADAPTASI PSIKOLOGI MASA IBU LANSIA DAN MENOPAUSE


2.1 Pengertian Lansia
Wanita sebagai lansia adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Masa ini dimulai dari umur enam puluh tahun sampai meninggal, yang ditandai dengan adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologi yang semakin menurun.
Pembagian umur lansia menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) :
1   Usia pertengahan (middle age) 45-49 tahun
2   Lanjut usia (elderly) 60-74 tahun
3   Lanjut usia tua (old) 75-90 tahun
4   Usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun
2.2 Adaptasi Psikologi Masa Lansia
Kartono (1992) dalam Kurniati (2009) mengemukakan perubahan-perubahan psikis yang terjadi pada masa menopause akan menimbulkan sikap-sikap yang berbeda antara lain yaitu adanya suatu krisis yang dimanifestasikan dalam simptom-simptom psikologis seperti : depresi, mudah tersinggung, dan mudah menjadi marah dan diliputi banyak kecemasan. Aspek psikologis yang terjadi pada lansia atau wanita menopause amat penting peranan dalam kehidupan sosial lansia terutama dalam menghadapi masalah-masalah yang berkaitan dengan pensiun; hilangnya jabatan atau pekerjaan yang sebelumnya sangat menjadi kebanggaan sang lansia tersebut. Berbicara tentang aspek psikolgis lansia dalam pendekatan elektik holistik, sebenarnya tidak dapat dipisahkan antara aspek organ-biologis, psikologis, sosial, budaya, dan spiritual dalam kehidupan lansia. Beberapa gejala psikologis yang menonjol ketika lansia adalah kehilangan harga diri karena menurunnya daya tarik fisik dan seksual, mereka merasa tidak dibutuhkan oleh suami dan anak-anak mereka, serta merasa kehilangan feminitas karena fungsi reproduksi yang hilang.
            Pada wanita yang menghadapi periode menopause, munculnya simtom-simtom psikologis sangat dipengaruhi oleh adanya perubahan pada aspek fisik-fisiologis sebagai akibat dari berkurangnya dan berhentinya produksi hormon estrogen. Menopause seperti halnya menarche pada gadis remaja (awal dari masaknya hormon estrogen), remaja ada yang cemas, gelisah tetapi ada juga yang biasa. Pada perempuan yang mengalami menopause keluhan yang sering dirasakan, antara lain : merasa cemas, takut, lekas marah, mudah tersinggung, sulit konsentrasi, gugup, merasa tidak berguna- tidak berharga, stres bahkan ada yang mengalami depresi.
Tetapi apakah semua wanita akan mengalami gangguan psikologis dalam menghadapi menopause. Kenyataannya tidak semua wanita tengah baya mengalami kecemasan, ketakutan bahkan depresi saat menghadapi menopause. Jadi ada juga wanita yang tidak merasakan adanya gangguan pada kondisi psikisnya. Berat ringannya stress yang dialami wanita dalam menghadapi dan mengatasi menopause sangat dipengaruhi sangat dipengaruhi oleh bagaimana penilaiannya terhadap menopause. Penilaian individu terhadap peristiwa yang dialami ada yang negatif ada yang positif.
2.3  Masalah Umum pada Lansia (Hurlock, 1980)
1.      Keadaan fisik lemah dan tak berdaya, sehingga harus tergantung dengan orang lain.
2.      Status ekonominya terancam sehingga cukup beralasan untuk melakukan berbagai perubahan besar pada pola hidupnya.
3.      Menentukan kondisi hidup yang sesuai dengan perubahan status ekonomi dan kondisi fisik.
4.      Mengembangkan kegiatan baru untuk mengisi waktu luang yang semakin bertambah.
5.      Belajar memperlakukan anak yang sudah besar menjadi orang dewasa.
6.      Mulai terlibat dalam kegiatan masyarakat yang secara khusus direncanakan untuk orang dewasa.
2.4  Cara mengatasi gangguan psikologi
1.      Dukungan informatif
a.       Memberikan konseling bahwa berhentinya haid adalah hal yang fisiologis dan akan    dialami oleh semua wanita.
b.      Memberikan nasehat agar wanita tersebut mau dan bisa menerima status.
c.       Memberi nasehat agar dapat menerima keadaannya dengan lapang dada.
d.      Memberikan informasi agar selal mengkomunikasikan setiap masalah atau perubahan yang terjadi kepada suaminya.
2.      Dukungan Emosional
a.       Mempunyai rasa empati terhadap hal yang dialami oleh wanita menopause.
b.      Melibatkan anggota keluarga terutama suami dalam memahami kondisi istrinya.
c.       Memberikan perhatian dan kepedulian kepada wanita tersebut.
d.      Menciptakan lingkungan keluarga yang nyaman, tenang, harmonis dan saling pengertian.
3.      Dukungan penghargaan
a.       Memberi penghormatan sehingga wanita tersebut merasa dihargai.
b.      Memberi dorongan/support sehingga wanita tersebut bisa percaya diri.
4.      Dukungan instrumental
a.       Memberi bantuan tenaga terhadap apa yang dibutuhkan oleh wanita menopause.
b.      Memberi bantuan materi (yang dilakukan keluarga).
2.5  Aspek-aspek psikologis (Marie Bakburn dan Kate Davidson,1990)
1.      Suasana hati (kesedihan, kecemasan, mudah marah)
2.      Berpikir (hilang konsentrasi, lambat, ragu-ragu)
3.      Motivasi (minat kerja kurang, menekuni hobi, hindari kegiatan sosial, ketergantungan)
4.      Perilaku gelisah dan gerakan yang lamban
5.      Sintom biologis (hilang nafsu makan, hilang hasrat seksual, tidur terganggu, gelisah)Sebab utama wanita lansia Defresi:
a.       Mengingkari dan memprotes proses biologis yang mengarah pada ketuaan.
b.      Menganggap dramatis proses penuaan.
c.       Kemunduran jasmani diartikan sebagai tidak ada gunanya lagi hidup karena sudah mendekati kematian.
2.5 Gangguan psikologis yang terjadi pada masa menopause dan Lansia bisa berupa :
1.      depresi menstrual
Yaitu kepedihan hati dan kekecewaan bahwa wanita menopause kurang lengkap, dan kurang sempurna. Hal ini disebabkan oleh berhentinya fungsi reproduksi. Depresi menstrual timbul dengan interval waktu yang  tetap wanita jadi sangat sulit, banyak menuntut, rewel, gelisah sekali, cerewet, kepikunan mulai tampak, dan lain-lain. Semua gejala tersebut umumnya diiringi suasana hati yang cepat berubah.
Selain itu, wanita tersebut merasa cemas kalau organ reproduksinya mengalami kemunduran/proses devaluasi dalam, fungsinya dan merasakan kekecewaan, kejengkelan dan pengkhianat pahit disebabkan munculnya gejala-gejala kemunduran sehingga dengan segala usaha, wanita menopause berusaha mempertahankan dan melakukan berbagai kegiatan untuk mengawetkan feminitasnya.
Pengalaman-pengalaman tersebut merupakan pertumbuhan diri untuk mengawetkan feminitasnya, sebab utama wanita menopause mengalami suasana hati depresif adalah :
a)      Mengingkari dan memprotes proses biologis yang mengarah pada ketuaan
b)      Terlalu melebih-lebihkan keadaan dirinya
c)      Kemunduran jasmaniah dirasakan sebagai kemungkinan kematian dan tidak ada gans untuk terms hidup
d)     Menganggap hidupnya sudah tidak mengandung harapan, penuh ketelitian agar pribadinya dilupakan oleh semua orang
2.      Ide-ide delirius
Biasanya pada usia menopause, gejala abnormal akan muncul. Gejala tersebut berisikan ide-ide delirius (ide-ide abnormali kegilaan). Kemudian timbal semacam kegairahan seksual yang luar biasa. Pada wanita menopause tersebut tiba-tiba seksualitasnya menjadi membara, sensitif dan lain-lain sehingga untuk memenuhi kebutuhannya wanita tersebut melakukan masturbasi flitoris yang berarti memuaskan diri atau pemenuhan dari kebutuhan seksual dengan merangsang alat kelamin sendiri dengan tangan atau alat-alat mekanik.





BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Wanita sebagai lansia adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Masa ini dimulai dari umur enam puluh tahun sampai meninggal, yang ditandai dengan adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologi yang semakin menurun.
3.2 Kritik dan Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah diatas degan sumber-sumber yang lebih banyak dan tentunya dapat dipertanggungjawabkan.




DAFTAR PUSTAKA
Eko Suparni. 2016. Menopause Masalah dan Penanganannya. Deepublish  : Yogyakarta
Marmi dan margiyati.2013.pengantar psikologi kebidanan.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Hurlock, E.B. 1990. Psikologi Perkembangan, Suatu Rentang Kehidupan
(terjemahan : Istiwidayanti dan Soedjarwo). Edisi 5. Jakarta : Erlangga.
Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi Petugas Kesehatan. Depkes RI

Minggu, 22 April 2018

Perawatan bedah

Pengertian Perioperasi
Perioperasi merupakan tahapan dalam proses pembedahan yang dimulai prabedah (preoperasi), bedah (intraoperasi) dan pascabedah (postoperasi). Prabedah merupakan masa sebelum dilakukannya tindakan pembedahan, dimulai sejak persiapan pembedahan dan berakhir sampai pasien dimeja bedah. Intrabedah merupakan masa pembedahan yang dimulai sejak transfer ke meja bedah dan berakhir saat pasien dibawa ke ruang pemulihan. Pascabedah merupakan masa setelah dilakukan pembedahan yang dimulai sejak pasien memasuki ruang pemulihan dan berakhir sampai evaluasi selanjutnya.
JENIS-JENIS PEMBEDAHAN
1. Berdasarkan lokasi : bedah toraks kardiovaskuler, bedah neurologi, bedah ortopedi, bedah urologi, bedah kepala leher, bedah digestif dan lain-lain.
2. Berdasarkan tujuan

  • Pembedahan diagnosis, ditjukan untuk menentukan sebab terjadinya gejala penyakit seperti biopsi, eksplorasi dan laparotomi
  • Pembedahan kuratif, dilakukan untuk mengambil bagian dari penyakit, misalnya pembedahan apendektomi
  • Pembedahan restoratif, dilakukan untuk memperbaoki deformitas, menyambung daerah yang terpisah
  • Pembedahan paliatif, dilakukan untuk mengurangi gejala tanpa menyembuhkan penyakit
  • Pembedahan kosmetik, dilakukan untuk memperbaiki bentuk dalam tubuh seperti rhinoplasti
JENIS-JENIS ANESTESIA
  1. anestesia umum, dilakukan untuk memblok pusat kesadaran otak dengan menghilangkan kesadaran, menimbulkan relaksasi, dan hilangnya rasa. Pada umumnya, metode pemberiannya adalah dengan inhalasi dan inteavena.
  2. Anestesia regional, merupakan anestesia yang dilakukan pada pasien yang masih dalam keadaan sadar untuk meniadakan proses konduktivitas pada ujung atau serabut saraf sensoris dibagian tubuh tertentu, sehingga dapat menyebabkan adanya hilang rasa pada daerah tubuh tersebut. Metode yang digunakan adalah blok saraf, memblok regional intravena dengan torniquet, blok daerah spinal, dan melalui epidural.
  3. Anestesia lokal, merupakan anestesia yang dilakukan untuk memblok transmisi impuls saraf pada daerah yang akan dilakukan anestesia dan pasien dalam keadaan sadar. Metode yang digunakan adalah infiltrasi atau topikal.
  4. Hipoanestesia, merupakan anestesia yang dilakukan untuk membuat status kesadaran menjadi pasif secara artifisial sehingga terjadi peningkatan ketaatan pada saran atau perintah serta untuk mengurangi kesadaran sehingga perhatian menjadi terbatas. Metode yang digunakan adalah hipnotis.
  5. Akupuntur, merupakan anestesi yang dilakukan untuk memblok rangsangan nyeri dengan merabgsang keluarnya endorfin tanpa menghilangkan kesadara. Metode yang banyak digunakan adalah jarum atau penggunaan elektrode pada permukaan kulit.


 DAFTAR PUSTAKA
Uliyah Musrifatul dan Alimul Aziz. 2008. KETERAMPILAN DASAR PRAKTIK KLINIK UNYIK KEBIDANAN. Jakarta : Salemba Medika

Bidan Sebagai Suatu profesi

Bidan sebagai profesi memiliki ciri-ciri tertentu, yang dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Disiapkan melalui pendidikan formal agar lulusannya dapat melaksanakan atau mengerjakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya secara profesional.
2. Dalam menjalankan tugasny, bidan memiliki alat yang dinamakan Standar Pelayanan Kebidanan, Kode Etik dan Etika Kebidanan.
3. Bidan memiliki kelompok pengetahuan yang jelas dalam menjalankan profesinya
4. Memiliki kewenangan dalam menjalankan tugasnya (Permenkes No 572 Tahun 1996)
5. Memberikan pelayanan yang aman dan memuaskan sesuai dengan kebutuhan masyarakat
6. Memiliki wadah organisasi profesi
7. Memiliki karakteristik yang khusus dan dikenal serta dibutuhkan masyarakat
8. Menjadikan bidan sebagai suatu pekerjaan dan sumber utama kehidupan.
Bidan sebagai profesi telah memiliki karakteristik profesi.



Sumber : Buku IBI Bidan menyongsong Masa Depan

Sabtu, 21 April 2018

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI

1. Pengetahuan
Rendahnya pengetahuan tentang manfaat makanan bergizi dapat memengaruhi pola konsumsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi, sehingga dapat terjadi kesalahan dalam pemenuhan kebutuhan gizi.
2. Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan yang bernilai gizi tinggi, dapat mempengaruhi status gizi seseorang. Misalnya, dibeberapa daerah tempe yang merupakan sumber protein yang baik dan murah, tetapi tidak digunakan sebagai makanan sehari-hari karena masyrakat menganggap bahwa mengonsumsi tempe dapat merendahkan derajat mereka.
3. Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu dapat juga memengaruhi status gizi. Misalnya  dibeberapa daerah terdapat larangan makan pisang dan pepaya bagi para gadis remaja. Padahal makanan itu merupakan sumber vitamin yang baik. Ada pula larangan makanan ikan bagi anak-anak karena ikan dianggap dapat mengakibatkan cacingan. Padahal ikan merupakan sumber protein yang sangat baik bagi anak-anak.
4. Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan kurangnya variasi makanan, sehingga tu ug tidak memperoleh zat-zat gozi yang dibutuhkan secara cukup. Kesukaan dapat mengakibatkan banyak terjadi kasus malnutrisi pada remaja karena asupan gizinya tidak sesuai dengan yang dibutuhkan oleh tuvuh.
5. Ekonomi
Status ekonomi dapat memengaruhi perubahan status gizi. Penyediaan makanan bergizi membutuhkan dana yang tidak sedikit, sehingga perubahan status gizi dipengaruhi oleh status ekonomi. Dengan kata lain, orang dengan status ekonomi kurang biasanya kesulitan dalam penyediaan makanan bergizi. Sebaliknya, orang dengan status ekonomi cukup lebih mudah untuk menyediakan makanan yang bergizi.


Sumber : Buku Keterampilan Dasar praktik klinik untuk kebidanan.

Kelainan Jadual Menopause

Menopause bisa terjadi secara alamiah atau sebagai akibat pembedahan atau penyinaran. Berhentinya haid karena operasi terjadi apabila uterus diangkat. Pengangkatan ovarium kadang-kadang dilakukan karena penyakit ovarium, akan tetai lebih sering jika dilakukan histerektomi untuk suatu sebab, dan ovarium sekalian di angkat sebagai tindakan prefentif terhadap karsinoma ovarii.
Tindakan terakhir ini masih kontroversial jika dilakukan pada wanita sebelum menopause, tetapi umumnya dibenarkan pada wanita pascamenopause. Menopause buatan umumnya menimbulkan gejala seperti digambarkan diatas, tetapi lebih sering dan lebih keras dibandingkan dengan menopause alamiah.
1. Menopause prematur
Seperti telah diuraikan, umumnya batas terendah terjadinya menopause ialah umur 44 tahun. Menopause yang terjadi sebelum 40 tahun, dapat dinamakan menopause prematur.
Diagnosis menopause prematur tidak sukar dibuat, apabila penghentian haid sebelum waktunya disertai dengan hot flushes serta meningkatnya kadar hormon gonadotropin. Apabila kedua gejala yang terakhir ini tidak ada, perlu dilakukan penyelidikan terhadap sebab-sebab lain dari terganggunya fungsi ovarium.
Faktor yang dapat menyebabkan menopause prematur ialah heriditer, gangguan gizi yang cukup berat, penyakit menahun, dan penyakit yang merusak jaringan kedua ovaroum. Menopause prematur tidak memerlukan terapi, kecuali pemberian penerangan kepada wanita yang bersangkutan.
2. Menopause terlambat
Batas terjadinya menopause umumnya ialah umur 52 tahun. Apabila seorang wanita masih mendapat haid diatas umur 52 tahun, maka hal itu merupakan indikasi untuk penyelidikan lebih lanjut. Sebab-sebab yang dapat dihubungkan dengan menopause terlambat ialah :

  • Konstitusional
  • Fibromioma uteti
  • Tumor ovarium yang menghasilkan estrogen
Menurut novak, wanita dengan karsinoma endometrium sering dalam anamnesis mengemukakan menopause nya terlambat.

Variasi Seksual dalam Batas-Batas Normal

1. Manipulasi klitoris dengan jari
Telah disebut diatas bahwa rangsangan klitoris dengan jari-jari pria sebelum dan sesudah wanita mencapai orgasme dianggap normal, termasuk beberapa variasi dalam pelaksanaan siklus seksual.
2. Manipulasi urogenital
Ada beberapa pria yang suka dan merasa lebih terangsang apabila wanita pasangannya mempermainkan alat kelaminnya dengan mulut, bibir, dan lidah, disertai dengan gigitan ringan. Manipulasi ini dinamakan fellasio.
Sebaliknya si pria dapat merangsang alat kelamin pasabgannya dengan bibir dan lidah, yang disebut kunnilinksio. Kedua cara manipulasi urogenital ini dapat dilakukan serentak oleh kedua pasangan. Membentuk angka 69.
Baik fellasio maupun kunnilinksio masih dianggap batas nornal sebagai variasi dari rangsangan seksual diantara berbagai bangsa, misal Asia Timur, akan tetapi di anggap sebagai pervesitas di negara Anglo-Saks.
3. Masturbasi (onani)
Pemuasan sendiri secara seksual tanpa koitus, biasanya dengan tangan atau benda lain. Sering dilakukan oleh anak-anak dan muda-mudi dalam perkembangan fisik dan psikoseksualnya. Juga orang dewasa dalam keadaan tertentu, biasanya abtinensi dapat melakukan masturbasi sebagai penyaluran nafsu syahwat. Apabila perbuatan itu sifatnya sementara dan tidak disebabkan oleh gangguan perkembangan psikoseksual, maka itu masih dapat dianggap sebagai dalam batas normal. Frekuensi masturbasi kira-kira 60% diantara para gadis dan 95% diantara para pemuda.
Penyimpangan ini tidak disebabkan oleh kelainan psikis, akan tetapi sebaliknya kadang dapat menimbulkan konflik emosional dikemudian hari, karena yang bersangkutan merasa berbuat salah dan merasa dosa. Penyuluhan yang bijaksana dapat menghindari atau menghilangkan konflik emosional demikian.
4. Homoseksualitas
Istilah ini dipakai untuk hubungan seksual antara dua orang pria. Cara pemuasan seksual yaitu ditujukan pada rangsangan penis untuk mencapai ejakulasi dan orgasme.
5. Lesbianisme
Lesbianisme dilakukan oleh pasangan wanita dengan wanita. Dalam batas tertentu tidak dianggap sebagai deviasi seksual, misalnya yang dilakukan di asrama putri atau dirumah penjara karena keadaan yang mendorong pelaku berbuat demikian. Mereka dapat digolongkan pada golongan lesbiaan fasif.




Sumber : Sarwono Prawirohardjo. 2008. Ilmu kandungan. Jakarta  : PT bina pustaka

Jumat, 20 April 2018

TIPS BELAJAR BAHASA INGGRIS

Halo temen-temen
Disini aku cuma mau share aja beberapa tips supaya kamu bisa berbahasa inggris. Ini real pengalaman aku yaa
1. NIAT
2. Ikut kursus. Kalau aku sih waktu SMP-SMA ikutan kursus bahasa inggris. Ini opsional ya
3. Sering dengerin lagu bahasa inggris. Kalau aku pribadi sih suka sama lagu back to you, habis itu aku tulisin liriknya aku pahamin artinya, pasti kan di translate dulu kan? Diubah ke bahasa indonesia. Nah dari sini kita bakal tau beberapa grammar.
4. Sering nonton film yang subtittle nya bahasa inggris. Ini bagus banget buat ngasah pemahaman kita, buat ngukur sejauh mana kita faham bahasa inggris. Kalau ada grammar yang ga ngerti. Tinggal tulis lalu ubah ke bahasa indonesia.
5. Ikutin event-event kampus yang ngadain perlombaan bahasa inggris. Ini bagus buat ngasah kemampuan, dan lumayan juga dapet pengalaman.
6. Sering dengerin orang asing ngobrol ,maybe kamu bisa lihat lewat youtube searching talk bule atau apa gitu.

NAH SEKIAAAAAN, selamat mencoba

Kamis, 19 April 2018

Gangguan Senium

Masa pasca menopause lambat laun menuju ke arah senium; gejala-gejala vasomotoris seperti hot flushes dan berkeringat banyak lambat laun hilang. Mulai pada masa pasca menopause terus hingga senium terjadi atrofi pada alat genital dan jaringan disekitarnya. Perubahan lain yang dapat ditemukan ialah meningkatnya proses katabolisme protein. Dalam rangka ini jaringan yang banyak dipengaruhi ialah tulang, otot, dan kulit. Oleh karena itu wanita dengan usia lanjut memperlihatkan kulit yang lebih tipis dan keriput, otot-otot yang melembek, dan sedikit banyak perubahan tulang menuju osteoporosis. Gangguan-gangguan yang dapat ditimbul dalam pascamenopause dan senium ialah :
1. Osteoporosis, yang terjadi dalam pascamenopause disebabkan karena pembentukan tulang baru berkurang, sedangkan reabsorpsi kalsium dari tulang rupanya meningkat.
2. Atrofi mukosa vagina, kekurangan estrogen menyebabkan terjadinya atrofi pada epitel vagina dengan hanya tinggal lapisan sel basal: vagina menjadi kerin dan hal ini mengakibatkan dispareunia, apalagi jika disertai dengan penyempitan vagina bagian atas.
3. Uretritis dan sistitis
Estrogen memegang peranan pula dalam mempertahankan mukosa kandung kencing dan uretra. Jika timbul sistitis serta uretritis karena atrofi maka gejalanya ialah rasa ingin kencing dan nyeri pada kencing tanpa adqnya piuria. Uretritis bisa menyebabkan karunkula uretra.

Menjadi Bidan Yang Humanis

Humanis
1. Orang yang mendambakan dan memperjuangkan terwujudnya pergaulan hidup yang lebih baik. Berdasarkan asas perikemanusiaan; pengabdian kepentingan sesama umat manusia
2. Penganut paham yang menganggap manusia sebagai objek terpenting
3. Penganut humanisme

Humanisme
1. Aliran yang bertujuan menghidupkan rasa perikemanusiaan dan mencita-citakan pergaulan hidup yang lebih baik
2. Paham yang menganggap manusia sebagai objek studi terpenting
3. Alirab zaman renaissance yang menjadikan sastra klasik sebagai dasar seluruh peradaban manusia
4. Kemanusiaan

Proses menjadi bidan yang humanis :
1. Kesiapan : minat dan kematangan (kemampuan regulasi diri)
2. Kemampuan : pengetahuan, keterampilan dan komunikasi serta interaksi
3. Kemauan, kesempatan dan kesediaan

REGULASI DIRI
1. Kemampuan mengontrol dan menata pikiran, perasaan dan perilaku
2. Kemampuan untuk bersikap fleksibel, mengamati dan beradaptasi;baik perilaku, perhatian ,emosi, maupun kognisi untuk mencapai satu tujuan tertentu dalam sebuah lingkungan
Regulasi diti adalah kemampuan untuk mengontrol diri sendiri. Regulasi diri merupakan penggunaan suatu proses yang mengaktivitasi perasaan, pemikiran, dan perilaku yang terus menerus dalam upaya untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan.

Rabu, 18 April 2018

PELAYANAN KEBIDANAN

Pelayanan kebidanan adalah bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan yang telah terdaftar atau teregistrasi yang dapat dilakukan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan.
Layanan kebidanan dapat dibedakan :
1. Layanan primer adalah layanan bidan yang sepenuhnya menjadi tanggungjawab bidan
2. Layanan kolaborasi adalah layanan yang dilakukan oleh bidan sebagai anggota tim yang kegiatannya dilakukan secara bersamaan atau sebagai salah satu dari sebuah proses kegiatan pelayanan kebidanan
3. Layanan rujukan adalah layanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka rujukan ke sistem layanan yang lebih tinggi, misalnya rujukan dari bidan ke RS.
Pelayanan kebidanan harus memperhatikan :
1. Evidence based medicine
2. Keterpaduan antara bukti ilmiah yang berasal dari studi yang dipercaya
3. Keahlian klinik
4. Nilai yang ada pada masyarakat prosrs sistematika untuk menemukan, menelaah, mereview dan memanfaatkan hasil study yang digunakan sebagai pengambil keputusan

Selasa, 17 April 2018

Tanda-Tanda Kehamilan

1. Tanda-tanda pasti
- mendengar B.J anak
- melihat, meraba atau mendengar pergerakan anak oleh pemeriksa
- melihat rangka janin dengan sinar Rö atau dengan ultrasound
Jika hanya salah satu dari tanda tanda diatas ditemukan diagnosa kehamilan dapat dibuat dengan pasti. Sayang sekali tanda-tanda pasti baru timbul pada kehamilan lanjut, ialah diatas 4 bulan tapi dengan mempergunakan ultrasound kantong kehamilan sudah nampak pada kehamilan 10 minggu dan bunyi jantung anak sudah dapat didengar pada kehamilan 12 minggu.
Tanda-tanda pasti kehamilan adalah tanda-tanda obyektif. Semuanya didapat oleh pemeriksa.
2. Tanda-tanda mungkin
Tanda-tanda mungkin sudah timbul pada hamil muda,tetapi dengan tanda-tanda mungkin kehamilan hanya boleh diduga. Makin banyak tanda-tanda mungkin kita dapat, maka besar kemungkinan kehamilan.

  1. Pembesaran, perubahan bentuk dan konsistensi rahim
  2. Perubahan pada cervix
  3. Kontraksi braxton hicks
  4. Ballotement
  5. Meraba bagian anak
  6. Pemeriksaan biologis
  7. Pembesaran perut
  8. Keluarnya colostrum
  9. Hyperpigmentasi kulit
  10. Tanda chadwick
  11. Adanya amenorrhoe
  12. Mual dan muntah
  13. Ibu merasakan pergerakan anak
  14. Sering kencing
  15. perasaan dada berisi dan agak nyeri

Senin, 16 April 2018

RESUSITASI BAYI

Perlunya resusitasi harus ditentukan sebelum akhir menit pertama kehidupan. Indikator penting bahwa diperlukan resusitasi ialah kegagalan napas setelah bayi lahir.
Peralatan resusitasi :

  1. selalu harus dicek dalam keadaan baik dan siap pakai
  2. sungkup no. 1 untuk bayi cukup bulan dan no 0 untuk bayi kurang bulan
  3. cek fungsi balon dengan cengkeraman sungkup ditelapak tangan
  • tangan lain meremas balon jika terasa tekanan ditelapak, maka ventilasi cukup
  • remasan dilepas dan balon inflasi kembali, maka balon berfungsi dengan baik
membuka jalan napas
1. posisi bayi

  • terlentang
  • kepala lurus dan sedikit tengadah/ekstensi (posisi mencium bau)
  • bayi diselimuti, kecuali muka dan dada
2. bersihkan jalan napas dengan mengisap mulut lalu hidung. jika terdapat darah atau mekonium dimulut dan hidung, isap segera untuk menghindari aspirasi
catatan : jangan mengisap terlalu dalam ditenggorok, karena dapat mengakibatkan turunnya frekuensi denyut jjantung bayi atau bayi berhenti bernapas
3. tetap jaga kehangatan bayi
4. nilai kembali keadaan bayi :
  • jika bayi mulai menangis atau bernapas lanjutkan dengan asuhan awal bayi baru lahir
  • jika bayi tetap tidak bernapas lanjutkan dengan ventilasi
Ventilasi bayi baru lahir
  1. cek kembali posisi bayi (kepala sedikit ekstensi)
  2. posisi sungkup dan cek pelekatannya
  • pasang sungkup diwajah menutupi pipi,mulut,hidung
  • rapatkan pelekatan sungkup dengan wajah
  • remas balon dengan dua jari atau seluruh tangan tergantung besarnya balon
  • cek pelekatan dengan dua kali ventilasi dan amati pengembangan dada
3. ventilasi bayi jika pelekatan baik dan terjadi pengembangan dada. pertahankan frekuensi (Sekitar 40x/menit) dan tekanan (amati dada mudah naik turun)
  • jika dada naik maka kemungkinan tekanan adekuat
  • jika dada tidak naik :
  1. cek kembali dan koreksi posisi bayi
  2. reposisi sungkup untuk pelekatan lebih baik
  3. remas balon lebih kuat untuk meningkatkan tekanan
  4. isap ulang mulut dan hidung untuk mukus,darah, atau mekonium
4. pertimbangan pemberian nalokson (setelah ttv baik) jika ibu mendapat pertidin atau morfin sebelum melahirkan
5. lakukan ventilasi selama 1 menit, berhenti dan nilai apakah terjadi napas spontan
6. jika bayi mulai menangis, hentikan ventilasi dan amati napas selama 5 menit 
7. jika napas belum teratur setelah 20 menit ventilasi :
  • rujuk ke kamar bayi atau tempat pelayanan yang dituju
  • selama dirujuk jaga bayi agar bayi tetap hangat dan berikan ventilasi jika diperlukan
8. jika tidak ada usaha bernapas, megap-megap atau tidak ada napas setelah 20 menit ventilasi, hentikan ventilasi : bayi lahir mati. berikan dukungan psikologis pada keluarga.

Minggu, 15 April 2018

ASUHAN BAYI BARU LAHIR NORMAL

ASUHAN SEGERA BAYI BARU LAHIR
Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran. sebagian besar bayi yang baru lahir akan menunjukkan usaha pernapasan spontan dengan sedikit bantuan atau gangguan. aspek-aspek penting dari asuhan segera bayi baru lahir :

  1. jagalah bayi tetap kering dan hangat
  2. usahakan adanya kontak antara kulit bayi dengan kulit ibunya sesegera mungkin
segera setelah melahirkan badan bayi :

  1. sambils ecara cepat menilai pernapasannya, letakkan bayi dengan handuk diatas perut ibu
  2. dengan kain bersih dan kering atau kasa lap darah atau lendir dari wajah bayi untuk mencegah jalan udaranya terhalang. periksa ulang pernapasan bayi.
CATATAN : sebagian besar bayi akan menangis ata bernapas secara spontan dalam waktu 30 detik setelah lahir.

  • bila bayi tersebut menangis atau bernapas (terlihat dari pergerakan dada paling sedikit 30x / menit) biarkan bayi dengan ibunya
  • bila bayi tersebut tidak bernapas dalam waktu 30 detik SEGERALAH CARI BANTUAN dan mulailah langkah-langkah resusitasi bayi tersebut.
persiapkan kebutuhan resusitasi untuk setiap bayi dan siapkan rencana untuk meminta bantuan, khususnya bila ibu tersebut memiliki riwayat eklampsia, perdarahan, persalinan lama atau macet, persalinan dini atau infeksi.

KLEM DAN POTONG TALI PUSAT

  1. klem tali pusat dengan dua buah klem, pada titik kira-kira 2 dan 3 cm dari pangkal pusat bayi (tinggalkan kira-kira 1 cm di antara klem tersebut)
  2. potongan tali pusat diantara kedua klem sambil melindungi bayi dari gunting dengan tangan kiri anda
  3. pertahankan kebersihan pada saat memotong tali pusat. ganti sarung tangan anda bila ternyata sudah kotor. potonglah tali pusatnya dengan pisau atau gunting yang steril atau disinfeksi tingkat tinggi (DTT)
  4. periksa tali pusat setiap 15 menit. apabila masih terjadi perdarahan, lakukan pengikatan ulang yang lebih ketat.
JAGALAH BAYI AGAR TETAP HANGAT

  1. pastikn bayi tersebut tetap hangat dan terjadi kontak antara kulit bayi dengan kulit ibu
  2. gantilah handuk/kain yang basah, dan bungkus bayi tersebut dengan selimut dan jangan lupa memastikan bahwa kepala telah terlindung dengan baik untuk mencegah keluarnya panas tubuh
  3. pastikan bayi tetap hangat dengan memeriksa telapak bayi setiap 15 menit.
  • apabila telapak bayi terasa diingin, periksalah suhu aksila bayi
  • apabila suhu bayi kurang dari 36,5 segera hangatkan bayi tersebut
KONTAK DINI DENGAN IBU

  1. doronglah ibu untuk menyusui bayinya apabila bayi telahh siap (dengan menunjukkan refleks rooting) jangan paksakan bayi untuk menyusu,
  2. berikan bayi kepada ibunya secepat mungkin. Kontak dini antara ibu dan bayi penting untuk :
  • kehangatan : mempertahankan panas yang benar pada bayi baru lahir
  • ikatan batin dan pemberian ASI
jika memungkinkan, jangan pisahkan ibu dengan bayi dan biarkan bayi bersama ibunya paling sedikit satu jam setelah persalinan.

PERNAPASAN
sebagian besar bayi akan bernapas secara spontan. pernapasan bayi sebaiknya diperiksa secara teratur untuk mengetahui adanya masalah.

  • periksa pernapasan dan warna kulit bayi setiap 5 menit
  • jika bayi masih belum mulai bernafas setelah 60 detik mulai resusitasi
  • apabila bayi sianosis (kulit biru) atau sukar bernafas (frekuensi pernapasan kurang dari 30 atau lebih dari 60x/menit) berilah oksigen kepada bayi dengan kateter nasal atau nasal prongs
  • jika bayi tidak segera bernapas lakukan hal-hal berikut :
  1. keringkan bayi dengan selimut atau handuk yang hangat
  2. gosoklah punggung bayi dengan lembut

PERAWATAN MATA
obat mata eritromisin 0,5% atau tetraksilin 1% dianjurkan untuk pencegahannya pernyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual). obat mata perlu diberikan pada jam pertama setelah persalinan. yang lazim dipakai adalah larutan perak nitrat. atau neosproin dan langsung diteteskan pada mata bayi segera setelah bayi lahir.

Sabtu, 14 April 2018

KETUBAN PECAH DINI

masalah :

  1. keluarnya cairan berupa air-air dari vagina setelah kehamilan berusia 22 minggu
  2. ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses persalinan berlangsung
  3. pecahnya selaput ketuban dapat terjadi pada kehamilan preterm sebelum kehamilan 37 minggu maupun kehamilan aterm
penanganan masalah :

  1. konfirmasi usia kehamilan, kalau ada dengan USG
  2. lakukan pemeriksaan inspekulo (dengan spekulum DTT) untuk menilai cairan yang keluar (jumlah, warna, bau) dan membedakan dengan urin
  3. jika ibu mengeluh perdarahan pada akhir kehamilan (setelah 22 minggu), jangan lakukan pemeriksaan dalam secara digital
  4. tentukan ada tidaknya infeksi
  5. tentukan tanda-tanda inpartu
pengananan khusus 
konfirmasi diagnosis :

  1. bau cairan keutuban yang khas
  2. jika keluarnya cairan ketuban sedikit-sedikit, tampung cairan yang keluar dan nilai 1 jam kemudian
  3. dengan spekulum DTT lakukan pemeriksaan inspekulo. Nilai apakah cairan keluar melalui ostium uteri atau terkumpul diforniks posterior
  4. jika mungkin lakukan :
  • tes lakmus (tes nitrazin) jika kertas lakmus merah berubah menjadi biru menunjukkan adanya cairan ketuban (alkalis). darah dan infeksi vagina dapat menghasilkan tes yang positif palsu
  • tes pakis dengan meneteskan cairan ketuban pada gelas objek dan dibiarkan kering. pemeriksaan mikroskopik menunjukkan kristal cairan amnion dan gambaran daun pakis.
penanganan :

  1. rawat dirumah sakit
  2. jika ada perdarahan pervaginam dengan nyeri perut pikirkan solusio plasenta
  3. jika ada tanda-tanda infeksi (demam cairan vagina berbau) berikan antibiotika sama halnya jika terjadi amnionitis







REFERENSI
Bari Abdul. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo : Jakarta

Kematian Janin

kematian janin dapat terjadi akibat gangguan pertumbuhan janin, gawat janin, atau kelainan bawaan atau akibat infeksi yang tidak terdiagnosis sebelumnya sehingga tidak diobati.

  1. jika pemeriksaan radiologik tersedia, konfirmasi kematian janin setelah 5 hari. tanda-tandanya berupa overlapping tulang tengkorak, hiperfleksi kolumna vertebralis, gelembung udara didalam jantung dan edema scalp.
  2. USG : Merupakan sarana penunjang diagnostik yang baik untuk memastikan kematian janin dimana gambarannya menunjukkan janin tanpa tanda kehidupan : tidak ada denyut jantung janin, ukuran kepala janin, dan cairan ketuban berkurang.
  3. dukungan mental emosional perlu diberikan kepada pasien. sebaiknya pasien selalu didampingi oleh orang terdekatnya. yakinkan bahwa besar kemungkinan dapat lahir pervaginam.
  4. pilihan cara persalinan dapat secara aktif dengan induksi maupun ekspektatif, perlu dibicarakan dengan pasien dan keluarganya sebelum keputusan diambil
  5. bila pilihan penanganan adalah ekspektatif : tunggu persalinan spontan hingga 2 minggu dan yakinkan bahwa 90% persalinan spontan akan terjadi tanpa komplikasi
  6. jika trombosit dalam 2 minggu menurun tanpa persalinan spontan. lakukan penanganan aktif.
  7. jika penanganna aktif akan dilakukan nilai serviks.
  8. jika penanganan aktif akan dilakukan nilai serviks : jika serviks matang lakukan induksi persalinan dengan oksitosin atau prostaglandin, jika serviks belum matang lakukan pematangan serviks dengan prostaglandin atau kateter foley.
  9. jika persalinan spontan tidak terjadi selama 2 minggu ,trombosit menurun dan serviks belum matang, matangkan serviks dengan misoprostol : tempatkan misoprostol 25mcg dipuncak vagina dapat diulangi setelah 6 jam. jika tidak ada respon sesudah 2x25 mcg misoprostol naikkan dosis menjadi 50 mcg setiap 6 jam.\
  10. jika ada tanda infeksi berikan antibiotika untuk metritis
  11. jika tes pembekuan sederhana lebih dari 7 menit atau bekuan mudah pecah, waspada koagulopati
  12. berikan kesempatan pada ibu dan keluarganya untuk melihat dan melakukan kegiatan berbagai ritual bagi janin yang meninggal tersebut
  • pemeriksaan patologi plasenta adalah untuk mengungkapkan adanya patologi plasenta dan infeksi

Rabu, 11 April 2018

Ekstraksi Vakum

1. kaji ulang dengan syarat :

  • presentasi belakang kepala/verteks
  • janin cukup bulan
  • pembukaan lengkap
  • kepala di H III-IV atau 1/5 -2/5
2. persetujuan tindakan medis
3. beri dukungan emosional. jika perlu, lakukan blok pudendal
4. persiapan alat-alat sebelum tindakan : untuk pasien, penolong (operator dan asisten) dan bayi.
5 pencegahan infeksi sebelum tindakan
6. periksa dalam untuk menilai posisi kepala bayi dengan meraba sutura sagitalis dan ubun-ubun kecil/posterior.
7. masukkan mangkok vakum melalui introitus vagina secara miring dan pasang pada kepala bayi dengan titik tengah mangkok pada sutura sagitalis -+ 1 c, anterior dari ubun-ubun kecil
8. nilai apakah diperlukan episiotomi. jika episiotomi tidak diperlukan pada saat pemasangan mangkok mungkin diperlukan pada saat perineum meregang, ketika kepala akan lahir
9. pastikan tidak ada bagian vagina atau porsio yang terjepit
10. pompa hingga tekanan skala 10 (silastik) atau negatif -0,2 kg/cm3 (malmstrom) danperiksa aplikasi mangkok (minta pasien menurunkan tekanan secara bertahap)
11. setelah 2 menit naikkan hingga skala 60 (silastik) atau negatif -0,6 kg/cm3 periksa aplikasi mangkok. tunggu 2 menit lagi
12. periksa adakah jaringan vagina yang terjepit. jika ada turunkan tekanan dan lepaskan jaringan yang terjepit
13. setelah mencapai tekanan negatif yang maksimal, lakukan traksi searah dengan sumbu panggul dan tegak lurus pada mangkok
14. tarikkan dilakukan pada puncak his dengan mengikuti sumbu jalan lahir. pada saat penarikan minta pasien meneran. posisi tangan : tangan luar menarik pengait, ibu jari tangan dalam amngkok, telunjuk dan jari tengah pada kulit kepala bayi
15. tarikkan bisa diulangi sampai 3 kali saja
16. lakukan pemeriksaan diantara kontraksi :

  • djj
  • aplikasi mangkok
17. saat suboksiput sudah berada dibawah simfisis arahkan tarikan ke atas hingga lahirlah berturut-turut dahi, muka, dagu. segera lepaskan mangkok vakum dengan membuka tekanan negatif
18. selanjutnya kelahiran bayi dan plasenta dilakukan seperti pertolongan persalinan normal
19. ekplorasi jalan lahir dengan menggunakan spekulum sim's atas dan bawah untuk melihat apakah ada robekan pada dinding vagina atau perpanjangan luka episiotomi

Senin, 09 April 2018

Persalinan Presentasi Bokong

presentasi bokong (sungsang) dengan partus lama merupakan indikasi seksio sesarea. Tidak adanya kemajuan persalinan merupakan salah satu tanda disproporsi. Frekuensi presentase bokong cukup tinggi pada persalinan pereterm.
Persalinan Awal
setiap persalinan sungsang sebaiknya ditolong di fasilitas kesehatan yang dapat melakukan operasi.
1. lakukan versi luar, jika :

  • kehamilan berumur 37 minggu atau lebih dan kemungkinan besar lahir pervaginam (jika dilakukaan versi pada umur kurang dari 37 minggu sering terjadi kembali pada presentase semula)
  • kemungkinannnya dapat dilahirkan pervaginam
  • ketuban utuh dan air ketuban cukup
  • tidak ada komplikasi atau kontraindikasi (contohnya: pertumbuhan janin terhambat, perdarahan, bekas seksio, kelainan janin, kehamilan kembar, hipertensi)
2. jika versi luar berhasil, lanjutkan dengan persalinan normal
3. jika versi luar gagal lanjutkan dengan persalinan sungsang pervaginam atau seksio sesarea.

Minggu, 08 April 2018

Prinsip Perawatan PraOperatif


1. Persiapan kamar bedah
pastikan bahwa :

  • kamar bedah bersih 
  • kebutuhan bedah dan peralatan tersedia termasuk oksigen dan obat-obatan
  • peralatan gawat darurat tersedia dan dalam keadaan siap pakai
  • baju bedah ,kain steril, sarung tangan, kasa, instrumen tersedia dalam keadaan steril dan belum kadaluwarsa
2. Persiapan pasien

  • terangkan prosedur yang akan dilakukan pada pasien. jika pasien tak sadar terangkan pada keluarganya
  • dapatkan persetujuan medis
  • bantu dan usahakan pasiennya dan keluarganya siap secara mental
  • cek kemungkinan alergi dan riwayat medis lain yang diperlukan
  • siap contoh darah untuk pemeriksaan hemoglobin dan golongan darah. jika di perkirakan diperlukan minta darah terlebih dahulu
  • cuci dan bersihkan lapangan insisi dengan sabun dan air
  • janganlah mencukur rambut pubis karena hal ini bisa menambah risiko infeksi luka, rambut pubis hanya di potong atau dipendekkan kalau diperlukan
  • pantau dan catat tanda vital (tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu)
  • berikan pramedikasi yang sesuai
  • berikan antasid untuk mengurangi keasaman lambung (sodium sitrat 0,3% atau Mg trisilikat 300 mg)
  • pasang kateter dan monitor pengeluaran urin
  • pastikan semua informasi sudah disampaikan pada seluruh tim bedah

Sabtu, 07 April 2018

Bounding Attachment


Pengertian bounding attachment menurut beberapa ahli antara lain :
1.      Klause dan Kennel (1983) adalah interaksi orangtua dan bayi secara nyata baik fisik, emosi maupun sensori pada beberapa menit dan jam pertama segera setelah bayi lahir.
2.      Nelson (1986), bounding adalah dimulainya interaksi emosi sensorik fisik antara orangtua dan bayi segera setelah bayi lahir sedangkan attachment adalah ikatan yang terjalin diantara individu yang meliputi pencurahan perhatian yaitu hubungan emosi dan fisik yang akrab.
3.      Benner dan Brown (1999), bounding adalah terjadinya hubungan orangtua dan bayi sejak awal kehidupan, sedangkan attachment adalah pencurahan kasih sayang diantara individu.
4.      Brozelton (dalam Bobak, 1995) bounding attachment adalah permulaan saling mengikat antara orang-orang seperti antara orangtua dan anak pada pertemuan pertama.
5.      Parni (2000) bounding attachment adalah suatu usaha untuk memberikan kasih sayang dan suatu proses yang saling merespon antara orang tua dan bayi lahir.
6.      Perry (2002) bounding adalah proses pembentukan attachment atau membangun ikatan sedangkan attachment adalah suatu ikatan khusus yang dikarakteristikan dengan kualitas-kualitas yang terbentuk dalam hubungan orang tua dan bayi.
7.      Subroto (cit Lestari, 2002) bounding attachment adalah sebuah peningkatan hubungan kasih sayang dengan keterikatan batin antara orang tua dan bayi.
Jadi dapat disimpulkan, bounding attachment adalah suatu ikatan yang terjadi diantara orang tua dan bayi baru lahir, meliputi pemberian kasih sayang dan pencurahan perhatian yang saling tarik-menarik. Selain itu, pengertian bounding attachment adalah suatu proses sebagai hasil dari suatu interaksi terus-menerus antara bayi dan orangtua yang bersifat saling mencintai serta memberi keduanya pemenuhan emosional dan saling membutuhkan. Proses ikatan batin antara ibu dan bayinya ini diawali dengan kasih sayang terhadap bayi yang dikandung, dapat dimulai sejak kehamilan. Ikatan batin antara orang tua dan bayinya berkaitan erat dengan pertumbuhan psikologi sehat dan tumbuh kembang bayi.
Beberapa pemikiran dasar dari keterkaitan ini antara lain keterkaitan atau ikatan batin ini tidak dimulai saat kelahiran, tetapi ibu telah memelihara bayinya selama kehamilan, baik ibu maupun ayah yang telah berangan-angan tentang bayi mereka. Hal ini dapat menimbulkan perasaan positif, negatif atau netral. Sejalan dengan perkembangan pada beberapa bulan pertama kehidupan, bayi dan ibunya saling mengadakan hubungan dan ikatan batin. Jika seorang ibu konsisten dalam responnya terhadap kebutuhan bayi dan mampu menafsirkan dengan tepat isyarat seorang bayi, perkembangan bayi akan terpacu dan terbentuk ikatan batin yang kokoh. Keberhasilan dalam hubungan dan ikatan batin antara bayi dan ibunya dapat mempengaruhi hubungan sepanjang masa.

Tahap-Tahap Bounding Attachment :
1.      Perkenalan (acquaintance), dengan melakukan kontak mata, menyentuh, erbicara, dan mengeksplorasi segera setelah mengenal bayinya.
2.      Bounding (keterikatan).
3.      Attachment, perasaan sayang yang mengikat individu dengan individu lain.
Menurut Klaus, Kenell (1982), bagian penting dari ikatan ialah perkenalan.
Elemen-Elemen Bounding Attachment :
1.      Sentuhan – Sentuhan, atau indera peraba, dipakai secara ekstensif oleh orang tua dan pengasuh lain sebagai suatu sarana untuk mengenali bayi baru lahir dengan cara mengeksplorasi tubuh bayi dengan ujung jarinya.
2.      Kontak mata – Ketika bayi baru lahir mampu secara fungsional mempertahankan kontak mata, orang tua dan bayi akan menggunakan lebih banyak waktu untuk saling memandang. Beberapa ibu mengatakan, dengan melakukan kontak mata mereka merasa lebih dekat dengan bayinya (Klaus, Kennell, 1982).
3.      Suara – Saling mendengar dan merespon suara anata orang tua dan bayinya juga penting. Orang tua menunggu tangisan pertama bayinya dengan tegang.
4.      Aroma – Ibu mengetahui bahwa setiap anak memiliki aroma yang unik (Porter, Cernoch, Perry, 1983). Sedangkan bayi belajar dengan cepat untuk membedakan aroma susu ibunya (Stainto, 1985).
5.      Entrainment – Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan orang dewasa. Mereka menggoyang tangan, mengangkat kepala, menendang-nendangkan kaki, seperti sedang berdansa mengikuti nada suara orang tuanya. Entrainment terjadi saat anak mulai berbicara. Irama ini berfungsi memberi umpan balik positif kepada orang tua dan menegakkan suatu pola komunikasi efektif yang positif.
6.      Bioritme – Anak yang belum lahir atau baru lahir dapat dikatakan senada dengan ritme alamiah ibunya. Untuk itu, salah satu tugas bayi baru lahir ialah membentuk ritme personal (bioritme). Orang tua dapat membantu proses ini dengan memberi kasih sayang yang konsisten dan dengan memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan perilaku yang responsif. Hal ini dapat meningkatkan interaksi sosial dan kesempatan bayi untuk belajar.
7.      Kontak dini – Saat ini , tidak ada bukti-bukti alamiah yang menunjukkan bahwa kontak dini setelah lahir merupakan hal yang penting untuk hubungan orang tua–anak.
Namun menurut Klaus, Kennel (1982), ada beberapa keuntungan fisiologis yang dapat diperoleh dari kontak dini :
1.      Kadar oksitosin dan prolaktin meningkat.
2.      Reflek menghisap dilakukan dini.
3.      Pembentukkan kekebalan aktif dimulai.
4.      Mempercepat proses ikatan antara orang tua dan anak (body warmth (kehangatan tubuh); waktu pemberian kasih sayang; stimulasi hormonal).
Prinsip-Prinsip dan Upaya Meningkatkan Bounding Attachment :
1.      Dilakukan segera (menit pertama jam pertama).
2.      Sentuhan orang tua pertama kali.
3.      Adanya ikatan yang baik dan sistematis berupa kedekatan orang tua ke anak.
4.      Kesehatan emosional orang tua.
5.      Terlibat pemberian dukungan dalam proses persalinan.
6.      Persiapan PNC sebelumnya.
7.      Adaptasi.
8.      Tingkat kemampuan, komunikasi dan keterampilan untuk merawat anak.
9.      Kontak sedini mungkin sehingga dapat membantu dalam memberi kehangatan pada bayi, menurunkan rasa sakit ibu, serta memberi rasa nyaman.
10.  Fasilitas untuk kontak lebih lama.
11.  Penekanan pada hal-hal positif.
12.  Perawat maternitas khusus (bidan).
13.  Libatkan anggota keluarga lainnya/dukungan sosial dari keluarga, teman dan pasangan.
14.  Informasi bertahap mengenai bounding attachment.
Keuntungan Bounding Attachment :
1.      Bayi merasa dicintai, diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan sikap sosial.
2.      Bayi merasa aman, berani mengadakan eksplorasi.
Hambatan Bounding Attachment
1.      Kurangnya support sistem.
2.      Ibu dengan resiko (ibu sakit).
3.      Bayi dengan resiko (bayi prematurbayi sakit, bayi dengan cacat fisik).
4.      Kehadiran bayi yang tidak diinginkan.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Kebidanan adalah satu bidang ilmu yang mempelajari keolmuam dan seni yang mempersiapkan kehamilan,menolong persalinan, nifas dan menyusui, m...