2.1 Pengertian Lansia
Wanita sebagai lansia adalah periode penutup dalam
rentang hidup seseorang. Masa ini dimulai dari umur enam puluh tahun sampai
meninggal, yang ditandai dengan adanya perubahan yang bersifat fisik dan
psikologi yang semakin menurun.
Pembagian umur lansia menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) :
1 Usia pertengahan (middle age) 45-49 tahun
2 Lanjut usia (elderly) 60-74 tahun
3 Lanjut usia tua (old) 75-90 tahun
4 Usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun
2.2 Adaptasi Psikologi
Masa Lansia
Kartono (1992) dalam
Kurniati (2009) mengemukakan perubahan-perubahan psikis yang terjadi pada masa
menopause akan menimbulkan sikap-sikap yang berbeda antara lain yaitu adanya
suatu krisis yang dimanifestasikan dalam simptom-simptom psikologis seperti :
depresi, mudah tersinggung, dan mudah menjadi marah dan diliputi banyak
kecemasan. Aspek psikologis yang terjadi pada lansia atau wanita menopause amat
penting peranan dalam kehidupan sosial lansia terutama dalam menghadapi
masalah-masalah yang berkaitan dengan pensiun; hilangnya jabatan atau pekerjaan
yang sebelumnya sangat menjadi kebanggaan sang lansia tersebut. Berbicara
tentang aspek psikolgis lansia dalam pendekatan elektik holistik, sebenarnya
tidak dapat dipisahkan antara aspek organ-biologis, psikologis, sosial, budaya,
dan spiritual dalam kehidupan lansia. Beberapa gejala psikologis yang menonjol
ketika lansia adalah kehilangan harga diri karena menurunnya daya tarik fisik
dan seksual, mereka merasa tidak dibutuhkan oleh suami dan anak-anak mereka,
serta merasa kehilangan feminitas karena fungsi reproduksi yang hilang.
Pada wanita yang menghadapi periode menopause, munculnya
simtom-simtom psikologis sangat dipengaruhi oleh adanya perubahan pada aspek
fisik-fisiologis sebagai akibat dari berkurangnya dan berhentinya produksi
hormon estrogen. Menopause seperti halnya menarche pada gadis remaja (awal dari
masaknya hormon estrogen), remaja ada yang cemas, gelisah tetapi ada juga yang
biasa. Pada perempuan yang mengalami menopause keluhan yang sering dirasakan,
antara lain : merasa cemas, takut, lekas marah, mudah tersinggung, sulit
konsentrasi, gugup, merasa tidak berguna- tidak berharga, stres bahkan ada yang
mengalami depresi.
Tetapi
apakah semua wanita akan mengalami gangguan psikologis dalam menghadapi
menopause. Kenyataannya tidak semua wanita tengah baya mengalami kecemasan,
ketakutan bahkan depresi saat menghadapi menopause. Jadi ada juga wanita yang
tidak merasakan adanya gangguan pada kondisi psikisnya. Berat ringannya stress
yang dialami wanita dalam menghadapi dan mengatasi menopause sangat dipengaruhi
sangat dipengaruhi oleh bagaimana penilaiannya terhadap menopause. Penilaian
individu terhadap peristiwa yang dialami ada yang negatif ada yang positif.
2.3 Masalah
Umum pada Lansia (Hurlock, 1980)
1.
Keadaan fisik
lemah dan tak berdaya, sehingga harus tergantung dengan orang lain.
2.
Status ekonominya
terancam sehingga cukup beralasan untuk melakukan berbagai perubahan besar pada
pola hidupnya.
3.
Menentukan
kondisi hidup yang sesuai dengan perubahan status ekonomi dan kondisi fisik.
4.
Mengembangkan
kegiatan baru untuk mengisi waktu luang yang semakin bertambah.
5.
Belajar
memperlakukan anak yang sudah besar menjadi orang dewasa.
6.
Mulai terlibat
dalam kegiatan masyarakat yang secara khusus direncanakan untuk orang dewasa.
2.4 Cara mengatasi gangguan psikologi
1. Dukungan informatif
a.
Memberikan
konseling bahwa berhentinya haid adalah hal yang fisiologis dan akan dialami oleh semua wanita.
b.
Memberikan
nasehat agar wanita tersebut mau dan bisa menerima status.
c.
Memberi nasehat
agar dapat menerima keadaannya dengan lapang dada.
d.
Memberikan
informasi agar selal mengkomunikasikan setiap masalah atau perubahan yang
terjadi kepada suaminya.
2. Dukungan Emosional
a.
Mempunyai rasa
empati terhadap hal yang dialami oleh wanita menopause.
b.
Melibatkan
anggota keluarga terutama suami dalam memahami kondisi istrinya.
c.
Memberikan perhatian
dan kepedulian kepada wanita tersebut.
d.
Menciptakan
lingkungan keluarga yang nyaman, tenang, harmonis dan saling pengertian.
3. Dukungan penghargaan
a.
Memberi
penghormatan sehingga wanita tersebut merasa dihargai.
b.
Memberi
dorongan/support sehingga wanita tersebut bisa percaya diri.
4. Dukungan instrumental
a.
Memberi bantuan
tenaga terhadap apa yang dibutuhkan oleh wanita menopause.
b.
Memberi bantuan
materi (yang dilakukan keluarga).
2.5 Aspek-aspek psikologis (Marie Bakburn dan Kate
Davidson,1990)
1.
Suasana hati (kesedihan,
kecemasan, mudah marah)
2.
Berpikir (hilang
konsentrasi, lambat, ragu-ragu)
3.
Motivasi (minat
kerja kurang, menekuni hobi, hindari kegiatan sosial, ketergantungan)
4.
Perilaku gelisah
dan gerakan yang lamban
5.
Sintom biologis
(hilang nafsu makan, hilang hasrat seksual, tidur terganggu, gelisah)Sebab
utama wanita lansia Defresi:
a.
Mengingkari dan
memprotes proses biologis yang mengarah pada ketuaan.
b.
Menganggap
dramatis proses penuaan.
c.
Kemunduran
jasmani diartikan sebagai tidak ada gunanya lagi hidup karena sudah mendekati
kematian.
2.5 Gangguan psikologis
yang terjadi pada masa menopause dan Lansia bisa berupa :
1.
depresi menstrual
Yaitu
kepedihan hati dan kekecewaan bahwa wanita menopause kurang lengkap, dan kurang
sempurna. Hal ini disebabkan oleh berhentinya fungsi reproduksi. Depresi
menstrual timbul dengan interval waktu yang
tetap wanita jadi sangat sulit, banyak menuntut, rewel, gelisah sekali,
cerewet, kepikunan mulai tampak, dan lain-lain. Semua gejala tersebut umumnya
diiringi suasana hati yang cepat berubah.
Selain
itu, wanita tersebut merasa cemas kalau organ reproduksinya mengalami
kemunduran/proses devaluasi dalam, fungsinya dan merasakan kekecewaan,
kejengkelan dan pengkhianat pahit disebabkan munculnya gejala-gejala kemunduran
sehingga dengan segala usaha, wanita menopause berusaha mempertahankan dan
melakukan berbagai kegiatan untuk mengawetkan feminitasnya.
Pengalaman-pengalaman
tersebut merupakan pertumbuhan diri untuk mengawetkan feminitasnya, sebab utama
wanita menopause mengalami suasana hati depresif adalah :
a)
Mengingkari dan memprotes proses
biologis yang mengarah pada ketuaan
b)
Terlalu melebih-lebihkan keadaan dirinya
c)
Kemunduran jasmaniah dirasakan sebagai
kemungkinan kematian dan tidak ada gans untuk terms hidup
d)
Menganggap hidupnya sudah tidak
mengandung harapan, penuh ketelitian agar pribadinya dilupakan oleh semua orang
2.
Ide-ide delirius
Biasanya
pada usia menopause, gejala abnormal akan muncul. Gejala tersebut berisikan
ide-ide delirius (ide-ide abnormali kegilaan). Kemudian timbal semacam kegairahan
seksual yang luar biasa. Pada wanita menopause tersebut tiba-tiba
seksualitasnya menjadi membara, sensitif dan lain-lain sehingga untuk memenuhi
kebutuhannya wanita tersebut melakukan masturbasi flitoris yang berarti
memuaskan diri atau pemenuhan dari kebutuhan seksual dengan merangsang alat
kelamin sendiri dengan tangan atau alat-alat mekanik.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Wanita sebagai lansia adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang.
Masa ini dimulai dari umur enam puluh tahun sampai meninggal, yang ditandai
dengan adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologi yang semakin menurun.
3.2 Kritik dan Saran
Menyadari bahwa penulis
masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan details
dalam menjelaskan tentang makalah diatas degan sumber-sumber yang lebih banyak
dan tentunya dapat dipertanggungjawabkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Eko Suparni. 2016.
Menopause Masalah dan Penanganannya. Deepublish
: Yogyakarta
Marmi dan margiyati.2013.pengantar
psikologi kebidanan.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Hurlock, E.B. 1990.
Psikologi Perkembangan, Suatu Rentang Kehidupan
(terjemahan : Istiwidayanti dan Soedjarwo). Edisi 5. Jakarta : Erlangga.
Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi Petugas Kesehatan. Depkes RI